Merah

246 23 5
                                    


Dia kembali dingin.

Setelah Alvino berbaik hati membopong dan mengobati luka Shelina di Unit Kesehatan, Alvino kembali dingin.

Entah pergi ke mana Alvino yang baik hati itu.

Alvino tetap saja mengacuhkan Shelina setiap kali Shelina memanggilnya dan mengajak pergi ke kantin bersama. Untuk yang satu itu, Shelina tidak berniat untuk modus atau mendekati Alvino. Tapi, ia berniat untuk berbalas budi kepada Alvino karena sudah bertanggung jawab atas kesalahannya sendiri. Shelina jatuh, karena Alvino. Shelina terluka, karena Alvino. Shelina tidak bisa tidur, juga karena Alvino.

Semenjak kejadian itu Shelina memang kerap kali tidak bisa tidur, pikirannya selalu dipenuhi dengan bayang-bayang Alvino, Shelina juga mengingat setiap detik yang dilakukan Alvino untuknya. Hatinya menjadi berbunga-bunga, dan kali ini hanya dia saja yang tahu.

Ah, dia benar-benar menyukai Alvino.

Ralat, tapi benar-benar mencintai Alvino.

Itu perlu digaris bawahi.

Untuk kali ini Shelina benar-benar membiarkan hatinya ditumbuhi benih-benih cinta yang baru, yang dulu sempat layu karena keputus asaannya.

"Shel, sumpah ya, gue nggak nyangka kalo dia bisa se-peduli itu sama lo. Gue kira dia bakalan minta maaf doang, terus ninggalin lo sendirian di koridor." Cerocos Rania setelah mendengar cerita dari Shelina.

Shelina mendengus, "Gue juga awalnya mikir kayak gitu, Ran. Eh ternyata dia mau ngobatin gue, terus mau susah-susah gendong gue juga. Heran gue," ucapnya sambil memakan makanan kesukaannya, nasi goreng.

Rania mengangguk, tanda setuju dengan apa yang diucapkan Shelina.

Shelina masih fokus pada nasi gorengnya, hingga ia merasa seperti ada yang memperhatikannya sedari tadi.

Shelina mendongak, matanya langsung bertemu dengan seorang cowok di pojok kantin yang tertangkap basah memperhatikan Shelina. Mata mereka saling bertabrakan, keduanya saling diam tanpa berniat membuang muka sekalipun.

'Dia liatin gue?' batin Shelina.

Shelina berusaha memastikan apakah cowok di seberang sana memang sedang melihat Shelina atau siswa lain. Shelina menoleh ke belakang, tidak ada siapapun. Dia menghadap ke depan kembali, lalu melihat di sekeliling kalau ternyata tidak ada cewek yang sadar akan tatapan dari Alvino.

Lalu, siapa?

Shelina?

Tiba-tiba pipinya menghangat, dan masih bertatapan dengan Alvino.

'Apaan, sih, tuh orang? Liatin gue mulu, deh.' Lagi-lagi Shelina membatin.

Shelina jadi semakin risih, apalagi harus menetralkan detak jantungnya yang saat ini sedang tidak karuan. Shelina.. jadi salah tingkah.

Shelina mengalihkan pandangannya duluan, jantung dan hatinya sudah tidak kuat lagi. Dia hanya menunduk sambil bertanya dalam hati.

Kenapa Alvino memperhatikan Shelina? Bahkan sampai Shelina sadar, Alvino tetap saja memperhatikannya dengan tatapan yang...

Entahlah, Shelina pun juga tidak tahu.

Ini aneh, karena ini kali pertama Alvino menatapnya seperti itu.

Sungguh, itu menyeramkan.

Nasi goreng yang berada di hadapannya sudah tidak lagi indah, rasanya pun juga hambar.

SELENOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang