6. jalan keluar

863 30 1
                                    

malam semakin larut dan mereka masih terjebak di hutan bersama.

setelah beberapa saat dalam keheningan akhirnya leo bangun dari tidurnya dan membuka mata nya.

sepertinya rasa sakit di tangannya membuatnya tak bisa tidur.

Leo pov

gua terbangun dari tidur gua karena rasa sakit di tangan kanan gua bekas goresan pisau itu.
* ahhh sial sakit banget tangan gua * ujar gua dalam hati sembari memandang sekitar dan gua baru menyadari kalau gua masih berada di dalam hutan.

kemudian gua memandang ke arah orang yang tadi badannya gua jadikan alas tidur.

* kasian lo cewek polos pasti berat ya nahan badan gua cukup lama * ujar gua dalam hati yang masih memandang orang di belakang gua.

setelah bangun dari tidur, gua segera menarik jaket gua yang sedikit turun itu untuk kembali ke posisinya untuk menutup sebagian badan Crystal supaya dia tidak kedinginan.

kemudian gua kembali memandang sekitar dan melihat ada 4 mayat yang tergeletak tidak jauh di depan kami berdua.

ada 2 orang yang tergeletak di tanah dan 2 orang lagi yang leher nya masih menyangkut di besi.

gua segera bangkit dan berinisiatif untuk memindahkan mayat ini karena biar bagaimana pun mereka mati dengan sangat tragis akibat ulah gua tapi gua senang karena mereka sangat mudah untuk di musnahkan.

" hahh dasar pria bodoh apa hanya segini kemampuan kalian " ujar gua yang berjalan ke arah ke empat mayat itu.

satu persatu mayat itu gua pindahkan ke tempat lain masih dengan tangan yang di perban oleh Crystal gue berusaha dengan sisa tenaga gua buat nyeret mayat ini.

Crystal Pov
aku terbangun dari tidurku dan mendapati bahwa aku masih di tengah hutan dan sepertinya ini sudah subuh.

aku segera melihat jam tanganku dan ternyata ini sudah jam 5 pagi.

ternyata aku baru sadar kalau aku sendirian di sini.

jujur saja aku sangat takut jika dalam suasana seperti ini sendirian dan gelap.

tapi sebisa mungkin aku berteriak untuk memanggil orang yang meninggalkanku di sini sendirian.

" Leeoooo, kamu dimana ?? " teriakku memanggil Leo sambil menangis.

tidak ada jawaban,

tapi aku tetap berusaha memanggilnya.

" hikh hikhh hikh leo ka kamu di mana aku takut sendirian " ujarku sesenggukan dan menutup mataku yang tidak bisa lagi membendung air mata.

namun tiba - tiba aku mendengar derap langkah seseorang yang mendekatiku dan kemudian dia mulai bersuara.

" berisik banget sihh dasar cengeng " ujarnya dingin kepada ku.

dan tanpa basa - basi lagi aku langsung berlari dan memeluknya karena aku tidak bisa menghilangkan rasa ketakutanku yang mengusai diriku.

aku tau ini kurang ajar tapi aku benar - benar takut dan tidak tau harus melakukan apa.

dari tadi aku selalu berfikir mungkin leo akan meninggalkan ku di sini.

" enak banget kaya nya " ujarnya dingin dan melepaskan pelukan ku.

" lain kali jangan peluk orang sembarangan gak sopan " ujarnya ketus kepadaku.

" maaf leo aku nggak sengaja, aku refleks karena aku pikir kamu ninggalin aku di tengah hutan gini " ujarku sambil menghapus air mataku dengan tanganku.

pembunuh berdarah dinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang