14. i don't know

644 24 2
                                    

" apa kamu bahagia ? " tanya mama padaku saat kami sudah duduk di kursi ruang keluarga.

aku bahagia ?? i don't know apakah aku bahagia atau tidak. Please mam aku harus jawab apa ??.

" ya mom i'm happy " ucap ku tersenyum tulus, maafkan aku mom aku terpaksa bohong bahkan setengah hatiku sedang menjerit saat ini.

" bagaimana rasanya menginap di rumah leo ?? apakah menyenangkan !! " tanya papa padaku.

" lumayan menyenangkan tante felicia sangat baik padaku " jawabku, ya setidaknya kali ini aku jujur tante felicia memang baik tapi tidak dengan anaknya.

" apa ada hal baru yang kamu temukan di sana ? " tanya mama antusias.

bagaimana ya apa aku bilang pada mama kalau aku menemukan bercak darah di taman belakang rumah leo.

astaga tidak mungkin aku tidak ingin mama tambah bertanya.

" tidak ada mah, semua nya baik - baik saja " ups maaf mah aku berbohong lagi padamu.

" baiklah kalau begitu tidur sana besok sekolah kan " pertanyaan sekaligus perintah papa padaku.

" ya, good night mom dad " ucapku sambil mencium kedua pipi orang tuaku secara bergantian.

" good night honey, we love you " ucap orang tuaku berbarengan.

" me too " ucapku saat beranjak meninggalkan mereka.

hari ini lelah sekali aku segera merebahkan tubuhku pada ranjang ku.
aku sangat merindukan ranjang ini di sini lah tempatku mengalirkan perasaanku.

aku masih mengingat - ingat kejadian yang terus saja terbayang di fikiranku.

apalagi kalau bukan tentang pernikahan ku dengan leo.

apa aku bisa menjalani pernikahan atas dasar terpaksa pernikahan macam apa ketika sang mempelai pria menutupi alasan mengapa iya menikahi sang wanita, bukan kah sangat aneh.

aku sangat mengenal leo dia tidak akan mau melakukan sesuatu hal jika tidak karena terpaksa dan sebuah rahasia.

aku tidak tau bagaimana perasaanku saat ini senang, sedih, remuk, hancur, dipermainkan, semuanya menjadi satu.

apakah aku akan berakhir seperti istri yang menyedihkan seperti drama korea yang sering ku tonton, atau aku hanya sebagai pajangan saja di lihat tapi tidak di perdulikan keberadaannya.

tak terasa air mataku menetes, ohh crys tak seharusnya kamu menangisi pria yang tidak memperdulikanmu.

ku pikir selama ini apa yang leo lakukan padaku adalah tulus kadang dia sangat gentle melindungiku tapi kadang dia tidak perduli dengan sekitar.

semua kenanganku bersama nya selalu terbayang di otakku

seperti saat kami terjebak di hutan padahal hutan itu dingin sekali tapi dia malah memberikan jaketnya padaku,

atau ketika tangannya terluka dan di malam harinya dia memintaku untuk mengusap tangannya sampai dia tertidur.

seperti kaset kusut kenangan itu membawaku terlelap ke alam mimpiku.

-------------------------------------------

Lincoln house

leo pov

setelah pertemuan gue dengan crystal di bukit tadi gue sempat mengantarnya pulang, dan sekarang gue di rumah malah di kasih banyak pertanyaan sama orang tua gue.

" leo gimana kamu udah kasih tau kan ke crystal kalau minggu depan kalian akan menikah " tanya mama mengawali pertanyaan.

seperti biasa mama memang semangat kalo menyangkut crystal.

pembunuh berdarah dinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang