Rambutnya yang berwarna hitam legam terurai dan tergantung di depan wajahnya. Hingga ujung-ujungnya menyentuh permukaan meja.Matanya yang bulat terus memandang ke arah koin yang ia pegang dengan sepasang ibu jari dan telunjuknya.
Gambar atau angka.
Ia memejamkan kedua matanya sambil menarik nafas panjang. Di kantin, di antara banyak murid yang sedang menikmati santapan makan siang mereka, Haena harus dirundung gelisah. Diantara dua pilihan yang membuatnya ... Bimbang.
Gambar atau angka yang muncul akan ia percayai sebagai petunjuk baginya. Haena mengepalkan tangannya. Kemudian melemparkan uang koin tersebut ke udara, hingga ...
"Haena!" Pundak gadis itu di tarik ke belakang oleh seseorang dan membuatnya terlonjak. Demi dewa!
"Heeyeon! Kau membuatku terkejut!" Dengan segenap hati, Haena berusaha menahan deguban jantungnya karena terkejut.
"Kau sedang apa disini?" Tanya gadis berambut coklat gelap terikat renggang tersebut sembari menaruh pantatnya di samping sahabatnya.
Sedangkan yang ditanya hanya memutar bola mata dan menyangga dagu diatas topangan tangannya. Satu kata yang mendeskripsikan Heeyeon; berisik.
"Haena!"
"Apa?"
Diberi tatapan sebal dari Haena, gadis berkuncir kuda itu memundurkan kepalanya. "Kau tidak mau menjawab pertanyaanku?"
"Apa?"
"Ya ya ya, aku bosan bertanya padamu." Heeyeon mengibaskan tangannya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Disaat itu Haena mencoba sabar karena lagi-lagi Heeyeon membuat rasa tidak sabarnya muncul lagi. Ia juga melihat ke arah beberapa murid yang sedang makan siang. Sampai akhirnya ia teringat sesuatu ... koinnya!
"Haena!"
Rambut Haena ditarik kencang hingga gadis itu membuka mulutnya reflek kesakitan. Ia memegangi kepalanya dan melihat ke arah Heeyeon yang terus menggedorkan tangannya di meja kayu.
"Haena, lihat kesana! Cepat!" Ujar Heeyeon dengan tempo secepat roket.
Iris mata Haena berputar, mencari apa gerangan yang diperintahkan Heeyeon untuk dilihat. Tapi ia tak kunjung menangkap sesuatu yang menarik.
"Apa-,"
"Itu! Lihat dia, yang dari kelas sebelah." Heeyeon berbisik ke telinga sahabatnya. "Kasihan, kata banyak orang, di sekolah dia suka jadi bahan bullying."
Sampai mata bulat dan selegam biji kopi itu menangkap sesosok nerd berkacamata yang sedang duduk di bangku panjang kantin dengan semangkuk sup di atas meja. Begitu juga dengan 5 orang lain yang mengerumuninya. Mereka seakan-akan memberi tanda bahwa kelimanya akan membunuh lelaki itu saat ini juga.
Oh, "Lalu?"
"He?" Mata hazzle Heeyeon memicing begitu mendengar jawaban dari sahabatnya. "Kau tidak kasihan?"
"Lalu kenapa? Memangnya kau akan mendapat hadiah apa kalau kau mengasihaninya?" Sangkal Haena sambil mengalihkan pandangannya. Lagi-lagi ia baru teringat satu hal ... koinnya!
"Ah," Pekiknya saat baru tersadar.
Kringg
Bel tanda istirahat sudah berakhir dibunyikan. Haena menyingkirkan anak rambutnya ketika kepalanya mulai menyelinap ke bawah kolong meja untuk mencari koin yang tadi ia lemparkan.
"Lihat, mereka melemparkan sup milik lelaki itu, Na!" Heeyeon heboh sendiri tanpa melihat ke arah Haena yang masih mencari koinnya. "Haena! Kerahnya ditarik! Dan hey, apa mereka sedang meminta uang?"
Duk!
"Aw!" Rintih Haena saat kepala membentur langit-langit meja. Ia mengusap pelan kepalanya dan berusaha keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Haena melotot melihat kejadian itu. Apa kelima laki-laki itu punya otak untuk berpikir? "Ini benar-benar...,"
"Haena," Gadis rambut coklat itu menarik rambut Haena kencang. "Kurasa kita harus kembali ke kelas atau kita akan berdiri di lapangan."
#p r o l o g u e
Tbc
Wassap, ini colab dua cecan, haha lol. Yodah di Vomment ae biar kita seneng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pervert Nerd [Nc21]
FanfictionJungkook tidak pernah mengerti apa yang disukai gadis. Untung saja, ia punya orang-orang yang mengerti. Kata Taehyung, gadis suka hal dewasa.