Taehyung hanya bisa menatap lurus ke bawah. Tangannya tak kunjung membawa sesuap mie dengan sumpitnya. Lama ia melamunkan hal yang kemarin menimpanya, itu membuat kepalanya pening.Setelah Haena tak sengaja tertonjok oleh Jungkook di pipi, ia malah mendapat pukulan bertubi-tubi setelahnya. Sekarang wajahnya hampir dipenuhi warna biru dan plester. Kalau orang yang pertama kali melihatnya pasti akan memanggilnya anak gangster.
Padahal, ia sendiri tak terlalu ingat bagaimana ceritanya ia bisa berada di tempat itu sebelumnya. Maksudnya, rumah Heeyeon, bagaimana bisa ia ada disana waktu itu?
Seketika ia jadi marah lagi dan reflek membuang sumpitnya ke dalam mangkuk.
"Ada apa?" tanya Mingyu yang tak beberapa lama sudah bergabung di meja Taehyung, teman mainnya.
Taehyung masih mengunyah sisa makanan di mulutnya. Dengan tatapan sinis pada Mingyu, ia menggelengkan kepala. Tak berniat membicarakannya, dia memilih untuk meneguk segelas air es yang tadi dibelinya.
"Hanya kesal saja."
—
"Kau baik-baik saja 'kan?" tanya Jungkook tak lama setelah melihat Haena yang keluar dari balik pintu.
Haena memutar bola matanya sesaat setelah ia sampai di sana, atap sekolah. Omong-omong alasannya datang kemari adalah Jungkooklah yang memintanya. Ternyata hanya membicarakan masalah ini?
"Ya, kurasa aku sudah kelewat kebal, walaupun masih terasa agak sakit kalau dibuat bicara," ujar Haena.
"Kalau begitu jangan bicara."
Gadis itu menaikkan sebelah alisnya. Baiklah terserah si tuan muda saja.
"Kau masih punya janji padaku," tambah Jungkook kemudian.
Seketika Haena teringat oleh perjanjiannya dengan Jungkook tentang membantunya mendapatkan Heeyeon, sahabatnya. Maksudnya mendapatkan dalam artian lain.
"Bagaimana dengan buku ini?" Jungkook membenahi kaca matanya setelah menyodorkan buku panduan bercinta yang lelaki itu miliki. Lebih tepatnya, yang diberikan Taehyung untuknya.
Hampir saja Heeyeon melayangkan tamparan keras kepada lelaki itu kalau saja ia tidak punya kesadaran diri. Ia rasa Heeyeon, sahabatnya, bukan tipe orang yang suka manusia pervert semacam itu. Bahkan mayoritas pria ataupun wanita akan melakukan 'itu' secara tak sembarangan.
"Itu tidak akan berhasil."
"Tapi," Jungkook memotong. "Apa kau yakin dia tidak akan menyukai hal semacam ini?"
"Jangan melakukannya sebelum menikah!"
Oh, tentu saja.
"Ok, kita mulai dari penampilanmu dulu."
Gadis itu melangkah mendekati Jungkook. Matanya menyipit karena silau matahari menerpa matanya. Kini tangannya mulai bergerak melepas kaca mata lelaki itu, kemudian menata rambutnya ke samping.
Anehnya, Jungkook tak bergeming di tempatnya.
Matanya seperti terkunci pada Haena tanpa ia sadari.
Kalau diperhatikan, mata gadis itu berwarna hazel, warna mata kesukaannya. Rambutnya yang melambai tertiup angin membuat lekukan yang ada pada wajahnya terlihat semakin jelas.
"Nah, begini akan lebih baik. Kurasa kau itu lumayan tampan kalau kau mengubah penampilanmu," ujar Haena dengan memiringkan kepalanya untuk menilai.
"Benarkah?"
"Hm!" Ia mengangguk-angguk setuju. "Kau harus melepas kaca matamu itu dan menata rambutmu. Omong-omong kau minus berapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pervert Nerd [Nc21]
FanfictionJungkook tidak pernah mengerti apa yang disukai gadis. Untung saja, ia punya orang-orang yang mengerti. Kata Taehyung, gadis suka hal dewasa.