Fadhlan hendak memasuki ruangan Olive dengan tangan kanan menggendong Ferdy dan tangan kirinya menenteng Backpack yang berisikan banyak baju dan makanan
Namun ia terlalu asik dengan pemandangan sekitar rumah sakit, sehingga ia tidak sadar akan suara keributan di depan ruangan adiknya itu
Saat dia mulai mendekat kearah pintu ruangan Olive. Akhirnya dia tersadar, tetapi ia tidak tahu pasti apa yang terjadi
Ia menghentikan langkahnya sejenak, dan mencoba mencerna apa yang terjadi. Fadhlan mengerutkan keningnya saat melihat Olive yang dibawa ke ruangan lain
"Bang.. Bangg..Banggg" Sergap Ferdy sambil memukul mukul bahu abangnya itu
Namun orang yang dipanggil Abang tersebut belum juga menyahut.
Akhirnya Ferdy menyentil dahi lebar Abangnya itu. Yang membuat otak lemot Fadhlan akhirnya bekerja sebagaimana semestinya
Ia pun berlari kearah para suster yang membawa Olive keruangan lain.
"Sus.. sus.. SUUSS.. Wooyyy... SUSIISS"
Fadhlan berteriak memanggil manggil salah satu suster tersebut. Namun tidak ada yang menyaut, Kecuali satu suster yang menoleh kearahnya dengan muka penasaran"Ada apa ya mass.. manggil nama saya"
Ucap suster itu"Hah?? perasaaan saya ga manggil nama mbak tuh.." Sergah Fadhlan
"Tapi tadi saya denger kok Mas manggil nama Susis"
Ferdy cekikikan mendengar percakapan Abangnya dengan Suster yang bernama Susis itu
"Ohh.. Mbak namanya Susis toh.." Ucap Fadhlan dengan muka polosnya
"Ada perlu apa Mas??" Jawab Suster Susis itu
"Enggak kok mbak.. lucu yaa.. padahal saya tadi keceplosan bilang Susis.. ckckck" Ucap Fadhlan lagi
Ferdy yang melihat otak kakaknya mulai error pun menggelengkan kepalanya. Lalu ia menyentil lagi dahi lebar abangnya itu
Suster itu pun melenggang pergi saat tau Fadhlan hanya keceplosan memanggil namanya
Namun tangan Fadhlan mencegatnya. Detak jantung Suster yang akrab dipanggil Susis itu berdetak dengan cepat, saat menerima kelakuan lelaki yang tidak dikenalnya itu
"Mbak.. jan pergi duluu.. saya cuman mau tanya.. kalo pasien tadi itu mau dibawa kemana ya??" Tanya Fadhlan dengan lengan yang masih bertengger di tangan suster itu
"Ma...maaf mass.. sebelumnya.. tangan saya hmm" Ucap Suster itu dengan kata yang terbata bata
Fadhlan yang mengerti apa yang dimaksud Suster itupun melepaskan tangannya. Lalu ia menaikan satu alisnya, yang dapat membuat semua wanita terpesona oleh tampangnya itu
"Maaf mas, kalo boleh tau.. mas siapanya pasien itu ya?" Ucap Suster Susis
"Saya Kakaknya Sus" Jawab Fadhlan
Suster Susis itupun ber-oh ria
"Pasien itu tadi detak jantungnya mendadak berhenti mass... setelah dicek ternyata ada pembuluh darahnya ada yang tersumbat.. dan tadi dikamarnya gaada orang mas. tapi ada laki laki yang nekan tombol daruratnya. kayanya dia orang yang lewat." Ucap Suster Susis panjang lebar"Terus pasien lagi mau dibawa ke ruang Operasi buat diberi tindakan lebih lanjut" Lanjutnya lagi
Fadhlan yang mendengarnya langsung terngangga tidak percaya apa yang dijelaskan suster tersebut. Hatinya seperti tertusuk beribu ribu anak panah
Ia pun langsung berlari kearah ruang Operasi tanpa peduli backpacknya yang dari tadi tertinggal didepan pintu ruang rawat Olive
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Already Torn
Подростковая литература"Aku sudah mengikuti permainan takdir. Tapi mengapa aku terus terjebak dalam permainan itu?" -Olive Ia berjuang, tapi dalam diam. Ia tidak kalah, melainkan ialah yang mengalah Ia akan tertawa ketika lelah Akan tertawa ketika ia menangis Akan tertawa...