Fadhlan memasuki ruangan Dokter Garda. Ia melihat-lihat seisi ruangan itu
"Not much has changed in this room since last year" ujar Fadhlan
Garda yang yang mendengar itu hanya terkekeh "Of course. Ruangan ini sepi semenjak kalian pergi.." Ucap Garda
"Really??" Jawab Fadhlan
"Ehemm" Gumam Garda.. sambil membuka-buka sebuah dokumen
"Jadi,, apa yang mau lo omongin??" Ucap Fadhlan lagi
"Apa Olive sering dalam keadaan kaya gini??" Tanya Garda
"Well, Bisa dibilang sering... Emangnya kenapa Gar??" Jawab Fadhlan
"Penyakitnya jadi lebih parah dari tahun kemarin.. apa dia ga pernah minum Vitamin itu lagi??" Tanya Garda
Fadhlan tercenggang... Bodohnya dia.. Bahkan dia lupa kapan adiknya meminum Vitamin itu, dia hanya mengingatkan Olive tentang Obat bukan tentang Vitamin
"En..gg.. sebenernya gue juga lupa kapan dia minum Vitamin.." Ucap Fadhlan sambil menyengir dengan muka polos
Garda mendesah.. dia sudah tau hal ini akan terjadi
"Kalo gitu, ada baiknya lo ngingetin Olive minum Vitamin. Sebelum semuanya terlambat. Dan juga,,,, gue saranin dia jangan terlalu lelah.. mau itu fisik atau batin" Ucap Garda pada Fahlan dengan sopan
Fadhlan pun mengangguk tanda mengerti.
"Apa gue bisa jenguk Olive sekarang??" Tanya Fadhlan
"Of Course" jawab Garda
Fadhlan pun keluar dari ruangan Garda dan berniat memasuki ruang rawat Olive
****
Fadhlan memasuki ruangan Olive. Mukanya berubah menjadi terkejut
Ruangan yang sama, Alat yang sama dan Dokter yang sama dengan tahun yang lalu
Ia terkekeh, Bagaimana bisa??
Fadhlan mengelus lembut rambut Olive. Berharap adiknya itu bangun dari tidurnya. Jika sudah dalam keadaan seperti ini, biasanya Olive akan bangun 5 hari kemudian
Dan mungkin ini adalah rejeki nomplok baginya dan Fadhlan. Karena ia bisa bolos sekolah dengan alasan Olive sakit
Briliant Fadhlan -_-
****
Devvan berjalan menelusuri koridor hendak memasuki kelasnya. Tak jarang pula siswi yang berada di koridor menyapanya.
Bahkan ada pula yang tiba-tiba memberinya sarapan atau barang barang yang mahal.
Namun, Devvan hanya bisa membalas sapaan mereka dan menerima apa yang mereka beri. Yup,,, Resiko menjadi most wanted
Devvan melihat Dianna berada di depan kelasnya
"Morning Princess!!" Sapa Devvan sambil menepuk pundak Dianna
"Morning Devvan....." Sapa Dianna kembali. Wajahnya terlihat sangat cerah kali ini
"BTW, lo lagi ngapain depan kelas gue??" tanya Devvan
"Ee..mmm.. bukannya lo ya yg bilang mau ngomong sesuatu ke gue waktu kemarin kita Video Call" Jawab Dianna dengan muka polos
"Tapi gue kan ga bilang kalo gue mau ngomongnya sekarang..." Ujar Devvan
Pipi Dianna memerah. Dia merutuki kebodohannya sendiri... Sungguh, ia sangat malu saat ini. Dianna menundukan kepalanya, Ia tidak berani melihat wajah Devvan secara langsung
KAMU SEDANG MEMBACA
Already Torn
Novela Juvenil"Aku sudah mengikuti permainan takdir. Tapi mengapa aku terus terjebak dalam permainan itu?" -Olive Ia berjuang, tapi dalam diam. Ia tidak kalah, melainkan ialah yang mengalah Ia akan tertawa ketika lelah Akan tertawa ketika ia menangis Akan tertawa...