Leave Your Love

131 21 5
                                    

17 hari kemudian...

Alunan musik jazz supermarket menggema di setiap sudut tempat, membuat para pelanggan dapat berbelanja dengan santai. Mungkin untuk beberapa saat dapat membuat semua orang melupakan segala kepenatan hidup yang membosankan.

"Sikat dan pasta gigi?" tanya Kai.

"Cek," sahut Bliss.

"Baiklah, tinggal nanti malam kita akan menyiapkan baju-bajunya," kata Kai.

"Yup! Kak Kai gantian dong bawain keranjangnya, pegel nih bawa beban mulu daritadi, beban hidup aja udah berat malah suruh bawa beban yang satu ini," jelas Bliss.

"Isssh alay banget," ketus Kai.

Di tempat lain Chi masih sibuk di tokonya, duduk dengan santai dan melamun dalam ketenangan musik serta berkonsentrasi menjaga tempatnya. Hmm, sungguh pekerjaan yang mulia.

Kriiing~

"Selamat sore, selamat datang di Kellin CD's & Merchandise" kata Chi menyambut pelanggan. "Ada yang bisa aku bantu bro?"

"CD ISSUES yang HEADSPACE masih ada bro di sini? Aku cari di toko lain pada habis semua, apes banget dah mau order langsung dari recordnya mesti nunggu lama haha."

"Bentar, aku cek dulu ya," Chi mengetikan nama band dan judul albumnya dengan perlahan namun pasti untuk memastikan apakah stoknya masih tersedia.

"Oh masih ada bro, coba cek sesuai abjadnya aja. Beruntung banget bro, kebetulan di sini juga tinggal satu haha."

Rutinitas Chi mungkin akan seperti itu hingga malam menyapa, tak ada yang baru. Namun sepertinya ada yang baru dan menyenangkan di hatinya kali ini. Bahwa besok ia sekeluarga akan berlibur ke Hawaii, melepas segala kepenatan hidup dan membuang jauh-jauh segala masalah yang terus berdatangan untuk sesaat. Sungguh ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi Chi untuk seumur hidupnya.

Jam menunjukkan pukul delapan lebih dua puluh, semua orang sedang sibuk menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawa besok.

"Haruskah aku membawa sepatu pantofel?" tanya Chi.

"Sayaaang, kita ini mau ke pantai bukan ke kondangan," jawab Kai dengan menggelengkan kepala.

Setelah semua selesai dengan urusanya, mereka berkumpul di meja makan untuk makan malam serta merencanakan rencana untuk besok. Dengan kentang goreng ditambah saos tomat serta sebotol cola-cola besar sebagai appetizer membuat selera makan mereka bangkit.

Saat sedang dalam mood yang baik mereka bercerita hal-hal seru dan indah, mencurahkan segala pikiran yang terjebak dalam otak, serta saling membantu anggota keluarga yang sedang dalam masalah untuk mencari jalan keluarnya. Sungguh gambaran sempurna tentang keluarga yang harmonis.

"Halo, hay, hay bisa aku dapat perhatian kalian sebentar?" tanya Chi dengan semangatnya.

"Iya, ada apa?" jawab Kai dan Bliss serentak saat tengah asyik melahap makan malam.

"Aku ada cerita nih, suatu hari ada seorang ibu tua yang udah gak punya siapa-siapa, gak punya anak, saudara apalagi suami, sebatang kara gitulah. Lha ibu tua itu dikutuk Tuhan hanya bisa ngomong "GAK!" aja entah kenapa, dan kebetulan ibu tua ini punya pohon mangga guedeee banget terus buahnya pada seger dan manis-manis kayak aku gini nih..."

"Idiiiih", sahut mereka secara kompak.

"Becanda haha, terus gimana caranya kalian agar bisa ngambil buah mangga itu sedangkan ibu tuanya cuman bisa ngomong "GAK!" aja?"

"Oh ini tebakan toh, aku kira cerita beneran. Hmm gimana ya?" Bliss mengerutkan dahi dengan wajah seriusnya yang sedikit aneh jika dilihat. "Ibu, saya boleh ambil mangganya gak? Eh tapi kan nanti jawabannya juga gak. Aduh bingung aku."

"Kamu apa Kai jawabnya?" tanya Chi.

"Bius aja ibu tua itu, buat pingsan terus tinggal bunuh, dah selesai. Toh, meskipun dia masih hidup juga cuman bisa ngomong "GAK!" aja, tanpa bisa memberitahu kesaksian yang jelas haha," Kai memperlihatkan tawa iblisnya.

"Anjeeer kamu sadis juga," Chi terdiam seribu bahasa melihat istrinya sedikit mempunyai jiwa-jiwa psikopat.

"Yandere juga nih orang, speechless aja dah" sahut Bliss.

"Udah-udah, jadi kalian masih pingin tau jawabannya?" tanya Chi.

"Hmm, iya dong. Apa jawabnya kak?" sahut Bliss.

"Ibu nggak marah kan kalo saya ambil mangganya? Itu jawabnya haha. Ibu nggak marah kan kalo rumah ibu saya ambil? Ibu nggak marah kan kalo ibu saya lamar... aaah yang terakhir lupakan haha," jawab Chi dengan tawa.

Suasana malam itu sungguh hangat dan penuh akan keharmonisan keluarga. Tak ada yang merasa sedih malam itu, tak ada yang merasa gundah maupun pedih sehingga hanya kebahagiaan yang terasa. Chi untuk pertama kalinya dalam hidup dapat bernapas lega dan merasa bersyukur akan kehidupan yang sebelumnya ia belum bisa lakukan.

"Ah iya, Bliss kamu sudah menghubungi pacarmu itu untuk jangan telat ketika di bandara nanti?" tanya Chi.

"Pesanya baru saja terkirim kurang dari satu detik yang lalu."

Biiip...

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Akhir cerita part 3.

Mohon maaf jika cerita tidak sesuai dengan ekspetasi anda.

Hargai usaha Author dengan meninggalkan komentar ataupun vote, terserah yang terpenting jangan menjadi silent readers. ^^

Cheers~

Meet the PoseidonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang