wedding time

12.9K 958 18
                                        

Hari di tunggu Disa pun tiba, sedari pagi Angga sudah ribut memakai beskap mini yang akan ia gunakan untuk pernikahan tante dan omnya. Sedangkan sang Bunda disibukan dengan pakaian yang akan dipakai oleh sahabatnya. Aira memang merancang khusus pakaian yang akan dipakai oleh sahabatnya, dengan gaya glamour dengan sentuhan kebaya jawa yang ia buat sesuai dengan kepribadian sahabatnya itu.

''Bunda!!'' bocah kecil yang sedari tadi sudah ribut dengan atribut miliknya kembali berulah, ia mencoba mengancingkan beskap hitam yang sesuai dengan tubuhnya. Tetapi masih belum bisa terpasang dan hal itu membuatnya menggrutu sambil menarik-narik kebaya milik Bundanya.

''Sebentar sayang Bunda masih repot, Angga bermain dulu ya.'' Kata Aira sambil mengancingkan kebaya pada tubuh Disa yang sudah terkekeh geli melihat Angga yang masih setia dengan kancing yang belum masuk pada lubangnya.

''Nda ini kancingnya gak masuk!'' sebal Angga yang kali ini sudah menarik kebaya yang di pakai Aira sedikit kesar hingga membuat tubuhnya sedikit tertarik.

Aira menghela nafas panjang kemudian melihat malaikatnya yang dengan polos menunjukkan letak kancing yang sedari tadi menjadi biang masalah mereka. Dengan sabar Aira berjongkok lalu membenarkan dan mengancingkan kancing beskap serta memakaikan blangkon pada kepala mungil Angga.

''Sudah ya, Bunda mau benerin pakaian Auntie lagi, Angga duduk dan bermain sendiri bisa?'' ujar Aira sabar yang dijawab anggukan kecil oleh putra kesayangannya itu.

Dengan langkah cepat Angga berlari ke arah sofa lalu melemparkan blangkon yang ada di kepalanya ke arah meja dan tubuhnya kembali memanjat sofa guna mengambil mainan yang sudah berserakan di atas sofa. Hal itu sontak membuat Aira menggeleng tidak percaya sedangkan Disa sudah cekikikan.

''Gue bakal kangen sama tingkah ajaib Angga.'' Ujar Disa pada Aira yang sudah kembali memasangkan kancing pada kebaya yang ia pakai. ''Kenapa lo gak pindah kesini aja sih Ay sama gue dan Revon, ada Randi juga yang bakal jagain lo.'' Kata Disa kembali dan memulai bujukan Aira lagi yang ia lakukan sejak ia menerima lamaran dari tunangannya.

''Dis sudah berapa kali gue bilang kalau gue gak mungkin tinggal disini, please ngerti posisi gue.'' Kata Aira sabar, ''Lo tenang aja gue dan Angga akan baik-baik saja jadi lo gak usah khawatir, gue udah sehat Dis bisa jaga Angga tanpa menyakiti dia lagi.''

Disa akan kembali berkata, tetapi dengan cepat Aira memotongnya. ''Udah gak usah bahas hal yang membuat lo nangis lagi, cukup dua hari lalu mata lo sembab gara-gara Angga.'' Aira mengingatkan peristiwa dua hari lalu dimana ia dan Disa mengenang kehidupan bersama mereka di Amerika.

Disa membalikkan badan dan menatap tepat pada manik mata Aira yang juga menatapnya. Pandangan dua sahabat yang penuh rasa sayang nan tulus yang menyesakkan dada siapapun yang melihatnya, pasti akan tahu bagaimana dua sahabat itu memiliki ikatan batin yang kuat. Disa memeluk Aira dengan erat seerat yang ia bisa, tidak peduli ketika riasan wajahnya rusak atau kebayanya yang akan kusut. Yang ia butuhkan hanya pelukan dari sahabatnya itu.

''Maaf gue gak bisa selalu disamping lo, maaf karena gue gak bisa nemenin lo dan Angga lagi, maaf sudah ingkar janji kalau gue gak bakal ninggalin kalian berdua.'' Ujar Disa parau, sekuat tenaga Aira menahan untuk tidak ikut menangis, tetapi air mata seolah berkhianat dan jatuh membasai pipinya.

''Lo gak ninggalin kita, lo selalu ada untuk kita. Terimakasih sudah menjadi malaikat pelindung buat gue dan Angga, terimakasih sudah menjadi rumah ketika gue gak punya tujuan hidup dan terimakasih udah buat gue jadi manusia lagi.'' Disa yang mendengar itu hanya mengangguk tanpa bisa menjawabnya, dan untuk kedua kalinya dua sahabat itu menangis untuk kebahagian.

***

''Saya terima nikah dan kawinnya Adisa Ayudisya binti Aditama dengan mas kawin tersebut tunai.'' Suara lantang Revon membuat Aira yang duduk di belakang Disa terharu. Ia tidak menyangka hari yang membahagiakan sahabatnya tiba, dan semua orang berbahagia tak terkecuali dirinya.

Future In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang