Teman lama

17.2K 1K 30
                                    

Malam semuanya, masih adakah yang menunggu cerita ini... maafkan, sepertinya future in the past akan menjadi e-book beberapa waktu dekat.

Bukan saya ingar janji atau apapun, karena memang dari awal cerita ini sudah selesai, dan akan dibuat e-booknya tetapi masih dalam proses editing. Jadi jika masih ada yang masih berniat membeli silahkan menunggu infonya, jika tidak saya minta maaf sebesar-besar.
🙇🙇🙇🙇


Raffa beberapa kali ingin mengumpat tidak jelas, melihat Aira dengan santainya berjalan anggun yang membuat semua pria melihatnya dan menelan ludah dengan sendirinya. Mata tajamnya seakan tidak membuat para pria itu menundukkan tatapannya dari wanita yang berjalan anggun di sebelahnya. Cukup sudah, batin Raffa.

''Ai,'' panggil Raffa menormalkan geraman tertahan dari mulutnya. Dan berdiri di depan wanita yang sedang tersenyum cantik padanya.

''Kenapa?'' pertanyaan Aira membuat Raffa gugup dibuatnya. Ia berdeham terlebih dahulu untuk menormal-kan suaranya.

''Itu, apakah kamu tidak merasa kedinginan dengan gaunmu itu?'' kata Raffa pelan, yang membuat Aira mengernyit tidak suka karena gaun rancangannya diejek oleh orang lain.

''Maksud kamu gaunku jelek, begitu?'' jawab Aira jutek yang membuat Raffa menelan ludah karena salah berbicara.

''Bukan, maksud ku gaunmu..'' perkataan Raffa dipotong cepat oleh Aira, ''Jelek?''

''Bukan kamu cantik sekali dengan gaun itu, tapi..''

''Sudahlah ayo Disa sudah menunggu kita.''Aira meninggalkan Raffa yang kembali mengumpat tetapi tidak jadi ketika Angga sudah menatapnya datar.

''Kenapa Bundamu keras kepala sekali!'' curhatnya pada Angga, yang ditanggapi setuju oleh bocah itu.

***

Aira dengan cepat melangkah ke tempat Disa dan Revon berada, dengan Raffa dan Angga yang bejalan di belakangnya dengan wajah lesu.

''Astaga Aira! you're awesome, cantik banget!!'' suara Disa menggelegar di ruangan itu, ketika melihat sosok wanita cantik yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.

''Oh my God, you look amazing Dis. it's beautiful.''

Aira berseru dengan tangan yang menutup mulutnya tak percaya, ketika melihat Disa tampil memukau dengan gaun rancangannya. Aira mendekat dan memeluk Disa yang sudah tersenyum bahagia padanya. "Thank you, I love my dress like Cinderella, right?" Aira terkekeh mendengarnya, dan ia melepaskan pelukannya itu sambil menjawab perkataan sahabatnya itu. "Yah, kamu Cinderella malam ini." Kata Aira sambil merapikan gaun bewarna putih itu. Tetapi keseruan itu berhenti, tatkala tatapan Disa jatuh pada bagian gaun belakang yang digunakan sahabatnya itu.

''Seksi amat sih lo, ya ampun ini gaun bisa buat semua orang liatin lo sampe melotot tau gak!!'' omel Disa sambil mengamati bagian belakang gaun Aira. Dengan sekali sentuh, rambut Aira yang tadinya tergelung rapi sekarang terurai karena penjepit rambutnya di tarik oleh Disa.

''DISA!!'' marah Aira pada sahabatnya itu karena merusak tatanan rambutnya yang ia buat susah payah.

''Apa! lo mau semua orang liat punggung polos lo hah!!'' ucap Disa sambil menunjuk arah punggung sahabatnya. Aira hanya menyebik kesal dan membenarkan rambut panjangnya yang tergerai indah.

''Ih sexy tau Dis, ini rancangan gue buat susah banget!'' protes Aira tidak terima. Tapi Disa tak peduli omelan sahabatnya itu.

''Udah sana ambilin bunga gue, dimana Raffa dan Angga?'' kata Disa, yang membuat Aira semakin menyebikkan bibirnya sambil menunjuk ke arah dua laki-laki beda usia yang menghela nafas lega ketika melihatnya.

Future In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang