Sayonara [Last Chapter]

118 7 0
                                    

───────────────────────

❁ ❁ ❁ ❁

tiba-tiba suasana menjadi sunyi.

Aku lepas dari mimpi buruk itu. Aku terbangun di tempat tidur, bermandikan keringat. Nafasku tidak teratur. Badan ku sangat gemetaran. Air mataku pun jatuh. Ya, aku hanya bisa menangis.

Aku bangun dari kasur dan pergi ke dapur untuk mendapatkan segelas air minum. Aku mencoba menenangkan diriku saat itu.

Apa yang aku alami terasa sangat nyata, mengerikan. Namun aku meyakinkan diriku bahwa itu hanya mimpi. Hanya mimpi.

Keesokan harinya, aku menceritakan kisah mimpiku kepada bocah tengik, yang ternyata itu adalah Evans. Beberapa saat ia tertawa mendengarnya lalu menghiburku agar tidak takut lagi. Ia meyakinkan diriku bahwa mimpi itu tidak akan menghantui ku lagi dan aku akan baik-baik saja. Sebab bagaimanapun juga itu hanyalah sebuah mimpi.

Dan setelah itu aku benar-benar tidak mengalami mimpi aneh itu lagi.
.

.

.

❝....Sehari setelah kau memutuskan hubungan kita, aku mengalami mimpi aneh itu lagi, Evans. Dan aku benar-benar tidak bisa lari lagi dari mimpi itu. Aku terbunuh di mimpi dan aku meninggal dalam tidur di kehidupan nyata. Itulah kenyataannya.❞

Evans hanya terdiam membeku. Berdiam seribu bahasa. Tak sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya. Aku tau, dia tidak percaya.

Tidak lama setelah itu, Evans memelukku. Ia memelukku sangat erat, jika lebih erat lagi aku sangat yakin bahwa Evans akan mematahkan tulang punggung ku.

Kini dia tau yang sebenarnya.
Aku telah tiada.
Tidak ada yang bisa diharapkan lagi oleh arwah sepertiku.

Suara tangisan kini terdengar mengusik kedua telingaku. Tangisan Evans hanya membuat dadaku terasa semakin sesak dan semakin terasa begitu sulit untuk melepaskan dan merelakan apapun yang telah terjadi.

❝Seharusnya aku membangunkanmu. Seharusnya aku tidak meninggalkanmu. Seharusnya aku bersamamu. Seharusnya kau masih disini bersamaku jika hari itu aku tidak memutuskan hubungan kita.❞

Evans tak berhenti menyalahkan dirinya.

Aku berharap tak pernah bertemu denganmu. Agar aku tak perlu menginginkanmu, memikirkanmu dalam lamunku. Agar aku tak mencarimu setiap kali aku rindu.

Agar aku tak punya alasan untuk menyukaimu. Dan terpuruk ketika akhirnya kau meninggalkanku. Walau pada akhirnya akulah yang lebih meninggalkanmu.

Tapi,
Jika aku benar-benar tak bertemu denganmu, mungkin aku tak akan pernah tau seperti apa rasanya berdua denganmu. Menikmati waktu yang bergulir tanpa terasa.

Aku juga tak mungkin bisa tau seperti apa rasanya sungguh-sungguh mencintai dan dicintai sosok seindah dirimu.

Hari itu aku tertidur.
Tertidur lebih tenang lagi.
Tertidur meninggalkan Evans seorang diri. Dan meninggalkan kenangan pahit padanya.


-END-


Hai! Terimakasih telah membaca first story ku 🙈 satu kritik dan saran sangat membantu! Jangan lupa vote ya 💞

Wake Up, I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang