LIMA

27 4 0
                                    

AUTHOR POV

pagi ini suasana meja makan keluarga albert sangat suram. Bagaimana tidak, salah satu dari mereka tengah mengeluarkan aura yg sangat suram. Azura. Tentu saja.

"Lihat lh anak mu ini sayang,, begitu suram" ucap metha kasihan melihat kondisi anaknya.

Sedangkan orang yg diajak bicara hanya terdiam dan sibuk dg sarapannya. Joshua yg melihat itu hanya geleng geleng kepala dibuatnya. Bagi joshua, papa nya itu sangat keras kepala dan joshua yakin hal itu menurun pada azura. Lihat saja azura tetap keras kepala mempertahankan pendiriannya. Benar benar ayah dan anak.

---
Flashback

Joshua mengetuk pintu kamar azura memastikan apakah adiknya itu telah bangun. Dari dalam kamar terdengar suara azura dg perintah untuk masuk, joshua langsung saja masuk dan mendapati keadaan adiknya yg sangat suram, padahal biasanya ceria pikir joshua.

"Idih kok suram gitu sih..kayak hantu tau ni lihat, bulu kuduk sama tangan abang pada berdiri" tunjuk joshua sedangkan azura hanya terdiam sebentar dan melanjutkan sisir menyisir rambutnya.

"Ngacangin nih cerita nya? Pasti karena hp kamu kan?" azura hanya mengangguk

"Minta aja sama papa,, bakal dibeliin kok. Walaupun papa tegas kayak gitu, sebenarnya papa tu sayang kok sama kamu dek"

"Abang ngapain sih,, udah ngga usah banyak ngomong. Lagian ya azura ngga bakal mau mohon mohon gitu sama papa, emang sih wajar aja sebagai anak. Tapi papa udah ngingatin sebelumnya kalau aku tu harus bisa ngehargain barang. Lagian hp itu juga pasti ketemu nantinya. Udah ah,,, turun yuk"

---

Mengingat kejadian tadi membuat joshua menggelengkan kepala, bagaimana bisa adiknya tadi bicara seperti orang dewasa namun saat ini kembali murung? Benar benar remaja labil

"Bang, anterin ke sekolah"

Joshua melirik adiknya yg ternyata telah selesai sarapan.

"Sekarang hem?" ucap joshua santai yg dibalas dengan pelototan azura.

"Ngga!! Tahun depan!!!!" ucap azura seperti teriak.

"Oh okee.." balas joshua dg santai dan dihadiahi kembali sebuah pelototan

Lalu tiba-tiba suasana ruangan itu pun dipenuhi oleh tawa. Semuanya bahkan albert pun ikutan. Seketika itu juga keadaan yg semula suram kembali ceria.

"Pa ma, joshua mau ngantar tuan putri yg bawel ini dulu ya" lalu joshua mencium kedua tangan orang tuanya. "Cepetan dek.."

"Iya sabar napa. Ma pa, azura pergi sekolah dulu ya." azura juga mencium kedua tangan orang tuanya. Dan menyusul joshua.

"Pa, tenang aja,, ntar hp azura bakal ketemu kok. Bye pa bye ma" ucap azura sambil pergi menuju joshua.

Albert dan metha hanya bisa tersenyum.

"Lihat tuh anak kamu udah besar ternyata" ucap metha sambil menyenggol suami nya

"Emang,, namanya juga anak aku. Pasti harus dewasa pemikirannya. Eh tapi itu kan anak kamu juga"

"Iya. Anak aku juga anak kamu. Anak kita malahan" ucap metha tersenyum.

Walaupun mereka tidak muda lagi, namun rasa sayang mereka masih kental seperti pasangan baru.

---

Azura kini berjalan dg santai nya menuju sekolah nya. Memang benar azura minta diantar abangnya, namun hanya sampai gerbang sekolah dan azura sendiri yg minta kalau dia akan berjalan dri gerbang menuju gedung sekolahnya. Karena azura tidak ingin menarik perhatian orang-orang yg ada di sekolahnya dg kehadiran mobil atau abangnya itu.
Namun perhitungan azura salah. Orang-orang tetap memperhatikannya, bahkan baru beberapa langkah dari gerbang saja ia sudah mendapat tatapan bahkan ada yg berani menyapanya. Konyol sekali. Azura benar benar tidak menyangka kalau hari keduanya sudah banyak yg mengenalnya.

Casual HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang