Malam ini Kei duduk di jendela kamarnya, menatap kamar Noura yang berseberangan dengan kamarnya, lampunya sudah mati, tapi samar-samar terlihat sedikit cahaya redup dari dalam kamar itu
"kalau tidak main game, pasti menonton film"
Gumamnya, di tangan Kei terdapat sepucuk surat yang sudah siap untuk di berikan kepada penerimanya, Kei keluar dari kamarnya dan berjalan perlahan ke depan pintu rumah Noura, meletakkan surat tadi dan kembali pulang, dia tau Noura tidak akan peduli dengan isi suratnya, tapi setidaknya dia sudah memberitahunya, jadi tidak masalah.
.
.
.
Noura keluar dari rumahnya dan dia sedikit heran mendapati sepucuk surat berwarna putih yang baru saja terinjak olehnya, diambilnya surat itu dan dia baca seraya berjalan menuju sekolah
Hai Noura..
Ini aku, Kei atau yang sering kau panggil 'Bodoh' 'idiot' ya begitulah. Aku tidak pandai membuat surat, jadi tolong maklumi tulisanku ini, aku hanya ingin memberitahumu untuk tidak mencariku atau mungkin mengkhawatirkanku yang jelas-jelas tidak mungkin kau lakukan, tapi aku senang jika itu terjadi, apalagi kalau kau sampai merindukanku yang setia menghancurkan hidupmu, hari ini aku tidak bisa mengunjungimu, tapi terima kasih karena kau masih mau menggubrisku selama ini meskipun aku menyebalkan, terimakasih atas kepercayaanmu padaku, walau kita bukan teman, um... aku tidak tau harus menulis apalagi, yang jelas aku tidak bisa menghancurkanmu untuk saat ini, aku tau kau mengerti maksudku, dan satu lagi.. sesekali panggillah namaku, sampai sini dulu ya..
Salam, Himura Kei
"siapa peduli" Noura memasukkan surat tadi ke dalam tasnya "aku yakin sekarang kau tengah duduk dibangkumu dan tersenyum melihatku yang membaca surat 'cinta' darimu itu, dasar bodoh" sampai di kelas Noura agak terkejut mendapati kursi di sampingnya yang kosong, tapi gadis itu tidak peduli, mungkin Kei terlambat.
.
.
.
3 minggu berlalu, Noura merasa 3 minggu terakhirnya hampa, seolah ada yang kurang dari kegiatannya setiap hari, sesuatu yang membuatnya tidak biasa dengan kehidupannya 3 minggu terakhir ini
"kak, hari ini aku akan jalan dengan temanku, apa kakak mau ikut?"
Tanya Yuka melihat Noura yang tengah menatap kosong pada tv di depannya "kakak baik-baik saja kan?"
"maaf.. kau bisa pergi sendiri, aku dirumah saja" ujar Noura beranjak ke kamarnya, menutup rapat pintu kamarnya dan mendudukkan dirinya di kasur "aku ini kenapa?" pikirnya heran, perlahan dilihatnya jaket milik Kei yang tergantung di belakang pintu kamarnya
"apa mungkin aku merindukannya?"
Noura menggeleng cepat, tidak.. dia tidak mungkin merindukan seorang Kei yang hanya akan mengacaukan semuanya, pengganggu yang tidak diharapkan, tapi kini Noura harus mengakui bahwa Kei telah mewarnai hidupnya yang terkesan semu dan hampa dengan senyum dari laki-laki itu juga cara Kei menarik perhatian Noura, dan sekarang mungkin Noura memang sedang merindukan kehadiran Kei yang bisa membuatnya melupakan segala masalah juga bisa membuatnya tersenyum. Noura memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya diantara tangannya, bahunya bergetar
"Kei..."
Untuk pertama kalinya Noura menyebut nama Kei, terasa aneh memang, tapi Noura tidak peduli, sekarang dia ingin si penghancur itu ada disini
"Kei..."
Lirih Noura, teringat olehnya bagaimana isi surat dari Kei yang menyatakan untuk tidak mencari laki-laki itu, apa mungkin ini adalah perpisahannya? Tidak.. perpisahannya sudah terjadi 3 minggu yang lalu, saat Kei merangkulnya di taman, Noura tidak bisa menyebut Kei sebagai pembohong, karena laki-laki itu tidak pernah memberikannya janji, Kei hanya ingin sebuah kepercayaan dari Noura karena Noura tidak ingin berteman dengannya
"Kei.."
"hn.. aku mendengarnya, senang sekali kau mau menyebut namaku dengan nada seperti itu, membuatmu semakin manis, aku tidak pernah mendengar nada suaramu yang seperti ini, penuh dengan kelembutan seorang gadis"
Noura bisa mendengar suara Kei yang tepat di samping telinganya, juga belaian halus dikepalanya, tapi gadis itu yakin kalau ini semua hanya imajinasinya "Noura? Kau baik-baik saja?" Kei perlahan mengangkat wajah Noura, membuat hazel gadis itu memandang sendu pada onyx milik Kei
"kau sakit?" Tanya Kei
"bangunkan aku" gumam Noura yang membuat Kei tertawa "ini aku Noura, kau tidak bermimpi" ujar Kei menarik pipi Noura pelan, gadis itu melebarkan matanya, wajahnya juga bersemu "kau..." Noura tersenyum dan menarik hidung Kei
"kemana saja kau?" protes Noura
"aku harus menggantikan posisi kakakku untuk sementara di Okinawa" jawab Kei melepas tangannya dari pipi gadis itu dan menatap jahil pada Noura "huft... baru 3 minggu saja sudah begini, aku yakin tidurmu tidak nyenyak, makanmu tidak enak, hidupmu tidak tenang, itu semua karena kau merindukanku, ya.. aku sudah tau sejak awal kau memang menyukaiku, sulit memang untuk mengakuinya tapi..."
Noura memukul pelan pundak Kei dan melempar deathglare pada laki-laki itu "aku tidak akan pernah menyukaimu, bodoh! Lagi pula aku tidak merindukanmu, tidurku nyenyak penuh mimpi indah, makanku selalu enak juga hidupku jauh lebih damai tanpamu!" marah Noura
"begitu? Baiklah aku akan pergi saja, lagipula aku.."
"dasar idiot, bodoh.. aku membencimu seumur hidupku! Aku membencimu! Sangat membencimu!" marah Noura pada Kei yang tertawa, perlahan Kei menarik Noura dan memeluk gadis itu
"aku mencintaimu" bisiknya
Wajah Noura kini merah padam, cukup lama hingga gadis itu balas memeluk Kei dan menangis pelan di dada Kei "aku tidak akan memaafkanmu bila kau berhenti menghancurkanku" ujar Noura "tenanglah, sekarang aku ada disini.. untukmu" lirih Kei seraya tersenyum senang
"tunggu.."
"ada apa?" Tanya Kei
"bagaimana caramu masuk ke kamarku?"
"eh... itu, aku berteleport kau tau? ya.. begitulah"
Jawab Kei tersenyum seraya melirik kearah jendela kamar Noura yang terbuka. Dan begitulah kisah singkat mereka berdua, mereka tidak akan berhenti bertengkar disetiap pertemuan keduanya, tapi itulah yang mereka cari, sebuah kebahagiaan kecil yang ada di dalam pertengkaran mereka.
The End
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Historia CortaSaat gadis itu menangis setelah ditinggalkan oleh sahabatnya, seorang laki-laki datang berniat menjadi sahabat barunya tapi si gadis yang terlalu takut akan ditinggalkan lagi pun memilih untuk mengusir laki-laki itu, tapi laki-laki itu tidak akan pe...