"Kau pasti bercanda !"
"Tidak. Kau tak percaya huh ?"
Queen berdecak sebal memandang Orla. Mereka berdua kini berada di apartemen Orla dan sesuai tujuan awal, Queen bercerita pada sahabatnya perihal kejadian tadi pagi di ruangan bosnya.
"Tapi yang ku dengar.. dia.. pria itu.. seorang yaahhh.. yang tidak menyukai wanita. Ah you know lah maksudku." Orla berkata lirih seolah meyakinkan dirinya sendiri.
"Gay maksudmu ?" Queen memperjelas. Ia meringis membayangkan bagaimana dua orang pria yang memadu asmara. Orla mengangguk cepat.
"Ku rasa gosip itu salah. Lalu aku harus bagaimana Orla ?" Kini Queen memasang wajah sedih dan bingungnya.
"Hmmm..." Orla nampak berpikir sejenak. Queen setia menunggu.
"Bagaimana jika kau tidak masuk dulu untuk beberapa hari ?." Orla mengeluarkan pendapat.
"Untuk ?" Queen menautkan alisnya tidak mengerti.
"Bisa saja ia hanya menggodamu saja. Selama kau tidak masuk nanti, siapa tau dia akan mencari wanita lain dan mulai tidak peduli denganmu. Bagaimana ?" Orla dengan mata berbinar memandang Queen.
Queen terlihat berpikir.
Mungkin yang di katakan Orla ada benarnya. Apa salahnya ku coba bukan ?
"Oke. Ku coba saranmu. Jika nanti pria itu bertanya, katakan saja aku sedang sakit dan berobat di luar negeri, oke ?" Queen bersemangat. Orla mengangguk dan mengangkat jarinya membentuk huruf "O" yang artinya "Oke".
Suara bel mengusik pembicaraan mereka dan Queen tampak teringat akan sesuatu.
"Itu pasti pizza yang ku pesan" ucapnya saat Orla menatap penasaran pada Queen.
"Kau memesan pizza ? Hanya untuk dirimu sendiri huh ?" Orla mendengus jengkel. Queen tertawa dan berlalu membuka pintu.
Beberapa menit ia sudah kembali ke kamar Orla.
"Apa kau pikir aku setega itu hah ? Satu saja tidak akan aku habiskan." Queen meletakkan bungkusan pizza itu di antara mereka.
"Maksudmu kau memberikanku sisa-sisa pizza darimu?"
Pletaakkk
Sebuah jitakan keras menghampiri kepala Orla.
"Apa kau tidak bisa melihat huh ? Ada dua kotak pizza disini. Aku hanya makan sedikit dan sisanya buatmu. Kau pikir aku kurang baik huh ?" Queen membuka bungkusan itu dan Orla tertawa.
"Kau diet ? Ucapanmu menyebalkan tapi menguntungkan untuk perutku."
Queen menghela nafas malas, tapi tak urung ia tersenyum menanggapi ucapan sahabatnya itu.
***
Dave menatap tajam kepada wanita didepannya.
"Jadi, apa yang terjadi dengan Ms. Loraine ?" Dave bertanya, membuka percakapan diantara mereka.
"Seperti suratnya sir. Dia sakit dan harus berobat ke luar negeri." Orla menjawab sopan dan mengamati ekpresi bosnya yang berubah khawatir setelah mendengar ucapannya.
"Apakah parah ?"
Orla menaikan satu alisnya. "Apanya sir?"
"Sakitnya. Kenapa dia harus sampai ke luar negeri ? Apakah begitu parahnya ? Ku lihat kemarin dia baik-baik saja, terlihat sehat." Dave berucap. Tapi nada bicaranya seolah berkata pada dirinya sendiri.
"Saya tidak tahu sir. Sakit memang selalu menghampiri orang sehat bukan ?. Mungkin sakitnya tidak terlalu parah, saya rasa dia akan kembali dalam beberapa hari. Sesuai yang di tulis di suratnya."Orla berkata. Dave terdiam dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted To You (Sudah Cetak)
RomanceSeries HOT CEO Adult Romance 21+ "Karena aromamu membangunkan sisi liar diriku. Membuatku menginginkannya, lagi dan lagi." Addicted To You - Queen Shanelle Loraine Sebuah pernikahan yang di impikan Queen bukanlah seperti ini. Pria itu datang tiba-ti...