Voghan melirik jam di lengan kiri nya dengan gelisah. Ini hampir sore, tapi Queen belum mengabarinya.
Siang tadi setelah kembali dari toilet, wanita itu tiba-tiba menghilang. Saat Voghan menghubungi ponselnya, tidak aktif. Pria itu begitu takut terjadi sesuatu pada Queen.
Sosok wanita muncul dari kejauhan membuat Voghan berdiri tegak. Dari siluet tubuhnya, Voghan tau itu Queen. Ia setengah berlari menghampiri Queen.
"Qyn..?"
Queen mengangkat wajahnya dan tersenyum melihat Voghan.
"Apa yang terjadi ? Kau meninggalkanku begitu saja. Ku pikir sesuatu terjadi-" Voghan bicara tanpa henti. Queen menyela.
"Ku ceritakan di dalam. Oke ?"
Voghan mengangguk dan mensejajarkan langkahnya dengan Queen. Menuju apartemen wanita itu.
Queen memberikan secangkir kopi hangat pada Voghan dan green tea untuk dirinya sendiri.
"Aku butuh liburan." Ucap Queen singkat. Voghan nampak menaikkan alisnya.
"Liburan ?"
"Ya. Sesuatu terjadi di kantor. Bosku terobsesi padaku Voggy." Jelas Queen. Meringis, saat tiba-tiba wajah Dave muncul di bayangannya.
Voghan tertawa mendengar ucapan Queen.
"Bukankah itu bagus ? Kau akan segera meninggalkan status single-mu." Ucap Voghan terkekeh. Queen berdecak sebal.
Salah siapa aku single sampai sekarang ?
Batin Queen memprotes.
"Kau tidak tau dia itu bagaimana !" Sewot Queen.
"Memangnya bagaimana ? Apa dia sudah tua ? Sudah punya istri tiga ? Sudah punya cucu ? Atau karena wajahnya tidak setampan aku hem ?" Voghan menaik-naikkan kedua alisnya. Membuat Queen lebih jengkel.
"Pokoknya dia itu menjijikkan !" Balas Queen.
"Oke-oke. Kau mau liburan dimana ?" Voghan mengalah. Ia berhenti menggoda Queen dan memandangnya serius.
"Entahlah. Aku bingung dan aku sedikit takut jika harus pergi sendiri." Queen menyandarkan tubuhnya di sofa. Membiarkan punggungnya sejenak beristirahat.
Voghan juga nampak berpikir.
"Bagaimana kalau ke rumahku ? Orangtuaku juga merindukanmu. Sudah lama kalian tidak bertemu bukan ?" Voghan memberikan ide dengan semangat. Queen kembali duduk tegak.
"Kau benar. Ku rasa itu pilihan terbaik. Kapan kita akan pergi ?" Tanya Queen antusias.
"Bagaimana pekerjaanmu ?. Aku bisa pergi kapan saja." Jawab Voghan.
"Besok. Kita pergi besok."
"Kau yakin ? Pekerjaanmu kau tinggal begitu saja ?" Voghan memandang Queen tidak percaya.
"Aku akan mengundurkan diri." Jawab Queen enteng.
Voghan terdiam. Ia menghela nafas. "Baiklah. Terserah kau saja. Tiket biar yang aku urus." Voghan mengangkat bahu pasrah dengan keputusan Queen. Wanita itu hanya tersenyum.
"Terima kasih Voggy.."
****
"Jadi bagaimana selanjutnya ?"
Queen menoleh. Menautkan kedua alisnya. "Apanya ?".
Voghan berkata sambil mengangkat kedua bahunya. "Pekerjaanmu. Tentu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted To You (Sudah Cetak)
RomanceSeries HOT CEO Adult Romance 21+ "Karena aromamu membangunkan sisi liar diriku. Membuatku menginginkannya, lagi dan lagi." Addicted To You - Queen Shanelle Loraine Sebuah pernikahan yang di impikan Queen bukanlah seperti ini. Pria itu datang tiba-ti...