#6

198 31 1
                                    

A/N : MULMED MANTAB JIWA ^^

•••••

Teman khusus? Apa yang ia maksud teman khusus? Apakah teman Harry di ranjang?

"Hey cepat bantu aku menuntun Harry, kau tahu ia sangat berat" katanya membuyarkan lamunanku.

Refleks aku langsung ikut membantunya membawa Harry ke dalam kamarnya lalu mengistirahatkannya.

"Kalau begitu aku pulang dulu, bilang pada Harry jika mobilnya masih di pub" ucapnya padaku. Jawabanku hanya mengangguk padanya. Lalu ia membungkukkan badan dan mencium kening Harry, apa-apaan dia. Dan kudengar Harry bergumam tak jelas. setelahnya ia berlalu keluar kamar dan pulang.

Kulihat Harry yang sedang bergumam tak jelas, ia masih berpakaian seperti tadi pagi. Ia tidak pulang dan langsung ke pub? Pikirku.

Langsung kuputuskan untuk membuka sepatu yang ia pakai dan menyelimutinya dengan selimut. Aku kasihan padanya, hidup bebas tanpa ada orang tua. Mengapa ia memilih tinggal sendiri? Jika Mom dan Dad Harry berpisah, mengapa ia tidak tinggal bersama Dad nya? Sudahlah

Aku mengambil pakaian Harry dalam tas ku dan menyimpannya di meja dekat TV. Lalu aku mengambil segelas air dan aspirin yang tergeletak di meja. Aku tak mau Harry bangun dengan kepala sakit. Berjalan ke arahnya lalu duduk di pinggiran ranjang.

"Harry kau harus minum ini" ucapku lembut padanya menyentuh pipinya, kudengar ia bergumam pelan lalu membuka matanya.

Ia menatapku sebentar, lalu bangkit untuk duduk mengambil pil dan segelas air dalam tanganku lalu meminumnya.

Ia kembali terbaring di ranjang. Pasti ia sangat merasa pusing. Mungkin ia minum banyak tadi. Dan inilah akibatnya.

"Teman wanita mu berkata jika mobilmu masih berada di pub. Kau bisa mengambilnya besok. Dan tujuanku kemari untuk mengembalikan bajumu yang kupinjam tempo lalu. Aku sudah menyimpannya di meja sana. Aku akan pulang sekarang. Ini sudah hampir tengah malam". Ucapku panjang lebar padanya.

Ketika aku bangun berniat untuk pulang, kurasa Harry memegang pergelangan tanganku dengan lemah. Akupun mendongak melihatnya sudah membuka matanya dengan susah payah.

"Kumohon tetap disini, temani aku" ucapnya pelan dengan nada lirih. Oh aku kasihan padanya. Aku tahu ia selalu kesepian berada di rumah sebesar ini seorang diri.

"Tapi aku.."
"Kumohon Cath, tetaplah disini, bersamaku" ucapnya masih dengan nada lirih.

"Ba baiklah" ucapku terbata padanya. Aku tak tega sebenarnya untuk meninggalkannya dalam keadaan seperti ini.

Aku berjalan ke arah sofa besar milik Harry namun tangannya lagi-lagi memegang tanganku

"Kau tidur di sampingku" ucapnya
"Aku bisa ti.."
"Kumohon" ucap Harry dengan nada memohon padaku. Akupun hanya menganggukan kepala lalu beringsut naik ke ranjang dan berbaring di sebelah Harry. Harry tidur menghadap ke atas melihat langit-langit kamar. Karena merasa canggung padanya, kuputuskan untuk tidur membelakanginya. Hening.

Lalu kami berdua tidur.

•••

Aku terbangun karena merasakan pelukan yang begitu erat dan hangat mendekapku. Kubuka mataku perlahan aku baru menyadari aku dalam pelukannya, kepalaku di dadanya dan tangan Harry melingkar mendekapku. Jadi aku tidur seperti ini?

Aku menyukai pelukan Harry setelah pertama aku menyukai senyumnya. Tunggu,apa? Langsung kubuang pikiranku dan bergerak di bawahnya untuk melepaskan pelukannya. Namun nihil ia malah mempererat pelukannya padaku.

IT HURTS  (h.s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang