#8

183 29 1
                                    


Ku langkahkan kaki menuju halte. Ini sudah pukul 8 malam. Aku merasakan angin malam yang dingin, merapatkan mantelku agar bisa sedikit merasa lebih hangat. Aku berfikir, baru beberapa hari aku bertemu dengan Harry, namun mengapa ia terkadang bersifat manis terhadapku? Entah, kurasa perkataan Zayn itu salah mengenai Harry tak percaya akan wanita lagi. Buktinya dia bisa memperlakukanku (terkadang) manis?

Setelah sampai di apartemen. Berjalan menuju lemari dan mengambil pakaian tidur lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.

Selesai membersihkan diri, aku membuka laptopku dan berniat mengerjakan tugas-tugas yang di berikan dosenku. Mengetikan jari-jari ku di keyboard kudengar ada suara bell berbunyi. Siapa yang datang malam-malam begini? Lagi, aku tak memberitahu siapapun alamat apartementku. Kudengar bel berbunyi lagi. Sontak aku terbangun dari ranjangku dan berjalan menghampiri pintu. Ku buka gagang pintu dan munculah Harry. Ada apa ia kemari? Malam-malam seperti ini?

"Harry?" Ucapku spontan.
Ia tidak mengubrisku sama sekali, hanya terdiam.

Lalu ku persilahkan ia masuk dan ku tutup kembali pintu apartementku. Kulihat ia merebahkan badannya di atas sofa. Sontak aku menghampirinya.

"Ada apa kau kemari?" Tanyaku padanya kulihat ia memandang TV yang sudah jelas tak menyala.

Ia terdiam seperti sedang berfikir keras untuk menjawab pertanyaanku tadi.

"Harr.."

"Entahlah Cath, aku hanya bosan di rumah seorang diri" jawabnya memotong ucapanku.

"Mengapa kau tidak bersama 'teman khususmu " ucapku dengan menekankan kata 'teman khusus' padanya.

"Kau menggelikan Cath" ucapnya sedikit terkekeh.

"Kalau begitu, aku akan ke kamar. Kau bisa disini menonton TV" ucapku padanya. Segera ku langkahkan kakiku ke kamarku berniat  melanjutkan mengerjakan tugas.

"Cath aku tamu-mu" ucapnya datar, sontak aku membalikkan tubuh menghadapnya, dan menghampirinya.

"Lalu aku harus melakukan apa? Menemanimu duduk di sampingmu? Lalu aku di acuhka..."

"Duduk disini, aku ingin mengenalmu" ucapnya memotong omonganku dan menepuk-nepuk kursi di sebelahnya.

Berdecak kesal karena ia memotong omonganku begitu saja.
Sontak aku menurutinya dan mendaratkan bokongku di sebelahnya. Ia memperhatikan gerak-gerikku.

"Apa?" Tanyaku acuh padanya

"Ceritakan padaku tentangmu" perintahnya.

"Tidak, kau dulu baru aku" jawabku tegas padanya, kulihat ia mendengus kesal.

"Aku Tinggal sendiri, aku suka pesta" jelasnya singkat. Sudah? Hanya itu?

"Mengapa kau tinggal sendiri?" Tanyaku padanya. Kulihat ia melirik ke arahku sebentar lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Ia menarik napas nya panjang dan

"Aku, aku lebih baik tinggal sendiri daripada tinggal bersama Dad ku namun tidak dengan mom" ucapnya dingin dan menunduk. Oh tuhan, aku merasa bersalah padanya.

"Harry aku tak bermaksud, sungguh" ucapku lirih padanya.

"Tak apa, sekarang bagianmu" jawabnya menatapku

"Well, aku pindahan dari New York, aku ingin kuliah disini dan bekerja tentunya untuk biaya hidupku disini" jelasku padanya.

"Mom dan Dad mu dimana" tanyanya padaku.

"Di surga, ya mereka sedang bahagia disana" ucapku tersenyum miris padanya.

Kulihat ia terdiam beberapa saat, seperti sedang memikirkan sesuatu namun entah apa.

"Orangtua ku sudah meninggal Harry, mereka kecelakaan pesawat. Dan aku di rawat bibiku di New York" ceritaku  padanya menjelaskan tentang orang tua ku.

Ia masih terdiam lalu tak lama  ia beranjak menarikku kedalam dekapannya. Oh tuhan, entah mengapa pelukan yang secara tiba-tiba ini terasa sangat nyaman dan menenangkan.

"Maapkan aku" ucapnya memelukku.

"Tak apa Harry" ucapku di dalam dekapannya. Aku bergerak di bawahnya lalu ia melepaskan pelukannya. Perlu kau ketahui, aku tak membalas mendekapnya.

Setelah lama kami terdiam dalam pikiran masing-masing, tiba-tiba ia memandangku.

"Cath, aku lapar" ucapnya menatapku.

Oh tuhan lihat ia sungguh menggemaskan. Aku tertawa di buatnya. Ia hanya mengeryitkan dahi melihatku tertawa.

"Kau sangat menggemaskan ketika lapar Harry" ucapku sambil masih tertawa.

Kulihat ia mendengus kesal.

"Baiklah aku buatkan kau spagheti, kau tunggu disini" ucapku lalu beranjak pergi meninggalkannya.

Tak lama aku membuat spagheti, dan sekarang aku membawanya ke meja makan yang berada di dapur. Kulihat Harry berjalan ke arahku dan menyeret kursi di depanku lalu duduk denganku.

Kulihat ia memakan nya dengan lahap. Sungguh ia sangat lucu bila sedang kelaparan. Menggemaskan.

"Kau tak makan?" Tanyanya setelah menelan spaghetinya.

"Aku tak lapar Harry" jawabku memandangnya

Ia melanjutkan suapan terakhirnya lalu ia minum. Aku mengambil piring kotornya dan membawanya ke tempat piring kotor dan mencucinya.

Kurasakan langkah mendekat di belakangku. Dan tiba-tiba kurasakan lengan Harry di simpan di wastafel tempat aku menyuci piring otomatis posisi kami seperti Harry memelukku dari belakang.

"Harry menyingkirlah, aku sedang mencuci" ucapku. Ia mengecup bagian pundakku yang di lapisi oleh baju membuatku geli.

"Aku masih lapar" ucapnya lalu menaruh dagunya di pundakku.

"Kau mau makan apa lagi" tanyaku dengan gugup karena tingkahnya. Siall

"Kau" jawabnya cepat

"HARRY!" bentakku mencubit perutnya. Dasar cabul.

Ku dengar ia terkekeh lalu berlalu meninggalkanku.

TO BE CONTINUE!
DON'T FORGET TO VOTE & COMENT.

VOMENTS=NEXT CHAPTER

IT HURTS  (h.s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang