#5

186 32 6
                                    


Tak terasa bell tanda berakhirnya mata pelajaran Mrs.Debs sudah habis. Akhirnya, batinku.
Ini masih jam 10 dan aku masih memiliki satu kelas lagi nanti di jam kedua yaitu jam 11 siang.
Merasa perutku lapar,aku berniat pergi ke cafetaria di dekat kampusku.

Berjalan santai di koridor kampus, sesekali melihat-lihat daerah kampus disini. Kau tahu, kampus ini sangat besar, mungkin aku membutuhkan beberapa jam untuk mengelilinginya untuk sekedar melihat-lihat kampus ini.

Sampai di cafetaria,aku memutuskan memesan roti bakar coklat dan orange juice. Lalu aku membayarnya dan langsung melihat-lihat meja kosong. Ada satu-satunya meja yang terlihat kosong namun di depan meja kosong terdapat pria bermata hazel coklat. Bukankah ia teman Harry?

Karena terpaksa akhirnya aku  menghampirinya yang sedang berkutat dengan ponselnya karena kulihat sepertinya ia baru saja menghabiskan makanannya.

"Hay bolehkah aku duduk di depanmu?kulihat meja yang lain penuh dan ini satu-satunya meja kosong" Sapaku ramah berdiri di depannya dengan membawa nampan isi pesananku tadi.

"Oh ya tentu saja" jawabnya ramah sambil menatapku. Astaga lihat mata hazelnya indah sekali, namun lebih indah mata hijau harry. APA?

Sontak aku membalas senyumnya lalu duduk di hadapannya. Aku mulai memakan makananku dengan berusaha tidak memperdulikannya.
Ia terlihat masih sibuk dengan ponselnya.

"Namaku Zayn, Zayn malik" ucapnya ketika keheningan menyelimuti kami.

Aku meminum orange juice ku
"Namaku Cathrine, panggil aku Cath saja" ucapku padanya lalu melanjutkan makanku.

Kini aku selesai dengan makanku, dan Zayn masih dengan ponselnya. Aku jadi penasaran ingin menanyakan perihal tentang betapa dinginnya Harry pada wanita. Jadi aku akan menanyakan pada Zayn. Kupikir ia mengetahui sebabnya. Karena ia temannya, mungkin.

"Ee Zayn boleh aku bertanya sesuatu" ucapku ragu lalu kulihat ia mendongak menatap ke arahku lalu menegakkan duduknya.

"Ya, tanyakan saja Cath" jawabnya antusias menunggu pertanyaan yang akan aku tanyakan padanya.

"Kau teman Harry kan?" Tanyaku.
"Memang kenapa?" jawabnya sambil menungguku berlanjut ke pertanyaan selanjutnya.

"Aku hanya bingung dengan sikap dinginnya padaku. Aku baru mengenalnya 2 hari lalu dan dia sangat dingin padaku. Apa ia dingin pada semua wanita? Semua orang?" Jelasku panjang lebar.

Ia terlihat berfikir, tak lama ia menempelkan punggunya ke kursi yang ia duduki lalu menghembuskan nafasnya berat.

"Apakah aku harus menjawabnya" tanyanya menaikkan alis.

"Ya" jawabku spontan

"Dia seperti itu karena frustasi di tinggalkan oleh Kendall, Kendall adalah mantan kekasihnya yang sangat ia cintai. Bahkan Harry sangat-sangat menyayangi Kendall. Tapi Kendall meninggalkan Harry begitu saja. Kau tahu? Kendall ternyata sudah di jodohkan oleh orang tuanya" jelasnya panjang lebar.

Aku hanyut dalam pemikiran ku, sampai segitunya kah Harry frustasi? Dan mengapa ia meninggalkan pria seperti Harry yang jelas-jelas mencintainya.

"Lalu kaitannya ia dingin kepada wanita. Mengapa?" Tanyaku pada Zayn.

"Ia membenci semua wanita. Bahkan ibunya sendiri. Ia bilang semua wanita sama saja, mereka hanya datang dengan manis lalu pergi meninggalkan sesuka hati. Jadi semenjak ia ditinggalkan oleh Kendall, ia tidak pernah menjalin hubungan lagi dengan wanita."

Aku hanya ber OH ria dibuatnya.

"Mengapa ia membenci ibunya?" Tanyaku lagi padanya

"Ibunya meninggalkan ayahnya begitu saja. Bisa di bilang berselingkuh. Akupun tidak tahu masalah itu" jawab Zayn.

"Kau sepertinya teman dekat Harry" tebakku.

"Tidak juga. Ia hanya sesekali bersamaku dan ia sangat sekali tertutup. Aku mengetahui semuanya dari kakaknya Gemma. Gemma dan ayah Harry menitipkan Harry padaku bukan untuk di urusi, melainkan menjaga agar ia tidak frustasi berat. Karena kau tahu ia memutuskan membeli rumah sendiri dan tinggal seorang diri. Bahkan ayah Harry sangat khawatir padanya." Jelasnya.

Lagi-lagi aku hanya ber OH ria di buatnya. aku jadi mengingat saat Harry berbicara di telpon bersama dadnya. Aku jadi merasa khawatir pada pria menyebalkan itu. Aku khawatir ia bunuh diri? itu gilak!.

"Oke Zayn, terimakasih sudah mau menjawab pertanyaan pertanyaan ku tadi dan oh ya aku ada kelas kedua. Daah" ucapku segera bangkit namun Zayn memegang tanganku sontak aku menengok ke arahnya.

"Kau dekat dengan Harry?" Tanyanya
"aku sudah bilang padamu aku baru mengenalnya 2 hari yang lalu" jawabku.

"Kau wanita baik, dan Harry dulu bersikap manis kepada wanita. Tidak tahu sekarang. Kupikir tadi aku sudah menjelaskan, ia tidak percaya akan wanita,cinta,kasih sayang seorang wanita padanya, dan ia selalu tidur dengan wanita manapun sesuka hatinya. Aku hanya memberi tahu, berhati-hatilah padanya" ucapnya sambil menatap mataku dalam.

"Aku bisa menjaga diriku Zayn, dan kurasa ia baik hanya saja bersikap dingin " jawabku tersenyum padanya lalu pergi meninggalkannya.

•••

"Selamat menikmati" ucapku ramah sambil memberikan secangkir kopi pada pengunjung.

Rasanya hari ini aku lelah sekali, kuliahku 2 mata pelajaran dan sepulang kuliah aku harus bekerja hingga larut malam.

Kurasa pengunjung cafe lumayan banyak di malam ini melihat cuaca diluar sana sangat dingin. Sungguh pas untuk meminum kopi.

Tiba-tiba terlintas di pikiranku tentang Harry. Sedang apa ia sekarang? Sedang mabuk-mabukkan? Sedang tidur dengan wanitanya?
Mengetahui itu yang di ucapkan Mery padaku tempo lalu mengenai sikap dan prilaku Harry.

"Astaga! aku lupa untuk mengembalikan baju Harry yang ku pakai tempo lalu untuk ke kampus. Dan kurasa aku akan mengembalikannya sepulang bekerja" ucapku lalu cepat-cepat berganti pakaian karena jam kerjaku sudah habis.

Setelah berganti pakaian, aku langsung mengambil tas ku dan pergi dari cafe. Melihat-lihat jalanan yang sepi aku mencari-cari taxi. Kupikir ini masih jam 9, oh ayolah taxi.

Tak lama aku melihat taxi kosong di sebrang jalan. Terburu-buru akupun naik kedalam taxi dan langsung pergi menuju rumah Harry. Aku tidak tahu alamat rumah Harry dengan jelas, namun aku mengingat sedikit-sedikit jalan yang kulalui untuk ke rumah Harry.

Sambil taxi terus berjalan ke rumah Harry aku berdoa dalam hati semoga Harry ada di rumahnya.

Tak lama taxi berhenti di depan gerbang rumah Harry. Akupun membayar argo nya lalu berterimakasih. Berjalan membuka gerbang kulihat rumah Harry terlihat sepi dan seperti tidak berpenghuni. Oh ayolah dia tinggal hanya seorang diri. Batinku.

Berjalan menaiki teras rumah Harry. Dengan jantung yang berdegub kencang aku mulai mengetuk pintu rumahnya. Tidak ada jawaban.

Mengetuk lagi, tetap tidak ada jawaban. Oh kemana Harry? Ini sudah malam mengapa ia belum pulang. Lalu aku mendengar suara mesin mobil di belakangku sebuah mobil berhenti pas di depan rumah Harry lalu munculah wanita cantik dengan body yang menggiurkan pria. Siapa dia?

Dia turun lalu membuka pintu penumpang depan lalu munculah Harry dengan tubuh yang lemas di tuntun oleh wanita cantik tadi lalu berjalan ke arahku. Aku hanya memandang aneh. Apa yang terjadi padanya?

"Harry tadi ke pub dan dia mabuk, aku tak tega membiarkan ia pulang sendiri. Jadi ia aku antar. Kau siapa nya Harry?" Jelas wanita itu lalu ia bertanya padaku.

"Oh ee aku, aku teman kampus Harry. Aku akan mengembalikan barang padanya" jawabku terbata-bata pada wanita itu.

"Oh perkenalkan aku Tania, teman Khusus harry." Jawabnya dengan senyum aneh yang aku tak tahu apa maksudnya.

Apa yang ia maksud teman khusus?

TO BE CONTINUE!
DON'T FORGET TO VOTE AND COMENT GUYS:)

VOMENTS= NEXT CHAPTER

IT HURTS  (h.s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang