Fifth!

57 2 0
                                    

Happy Reading!
.
.

"Perjuangan ku adalah bukti seberapa dalam aku sudah mulai terjatuh."

●●●

"SMA kelas 3 ya tan? Wah sama kek abang Eca dong. Oh iya tan, anak tante perempuan?" Senyuman Reisya merekah saat Vira menganggukkan kepalanya.


"Iya Ca, namanya hampir sama kayak nama belakang kamu lho,"

"Yang benar tan? Siapa namanya?"

Vira tersenyum. "Asya namanya,"

"Uhukk!"

Semua mata tertuju ke seorang pelaku yang mengambil minumannya cepat.

"Abang kenapa ?" Reisya kini mulai mengelus punggung Reyhan agar Reyhan bisa mengatur nafasnya seperti semula.

Refleks saja Reyhan terbatuk karena nama Asya. Padahalkan nama itu baginya hanya biasa saja. Tapi,kenapa saat nama itu disebut seakan-akan kepikiran tentang gadis itu.

"Bang? Kok ngelamun?" Lamunan Reyhan buyar saat tangan di depannya melambai-lambai ke arah kanan dan kiri.

"Eh? Gak kok. Rey balik ke kamar duluan ya bun, yah, tan , ca." Tanpa mendengar sahutan bundanya yang memperingatkan dirinya agar tidak pergi. Ia hanya menyibukkan dirinya dengan segala pikirannya yang terus datang.

Ia membaringkan tubuhnya di atas kasur tempat tidur. Untuk sekedar main PS saja dirinya kurang mood sekarang. Sungguh aneh.

Cklek!

"Bang?" Reyhan tak menghiraukan panggilan adiknya yang Reyhan yakin sekarang ia masih berada di ambang pintu.

Tak selang beberapa menit Reyhan bangkit dari sikap baring nya tadi. Ia mengambil tas nya dan membukanya. Menampilkan buku-buku mata pelajaran Reyhan yang masih bertengger di dalam sana. Ia merogoh sebatang cokelat putih yang ia yakin itu adalah pemberian dari gadis itu. Siapa lagi kalo bukan Asya. Reyhan sangat mengenalinya karena ada tulisan 'From : Asya' disana.

"Ca? Mau cokelat gak?" Reyhan yang tau bahwa adiknya itu salah satu penggemar cokelat terkekeh saat dilihat nya Reisya yang dengan cepat menghambur ke samping Reyhan dan mengambil cokelat batangan itu secepat kilat dari tangan Reyhan.

"Dari penggemar abang yang itu lagi ya?wah enak banget ya! Dapat cokelat mulu!"

Reisya dengan lihai mematahkan batangan cokelat itu menjadi dua bagian. Setengah untuknya dan setengah lagi ia beri kepada Reyhan. "Nih bang! Makan!" Reyhan tersenyum lalu mengulurkan tangannya mengambil cokelat tersebut.

Mereka berdua makan dengan keadaan yang lumayan tenang . Meskipun saat cokelat Reisya ingin habis dan saat itulah Reyhan terpekik saat tangan lembut Reisya terulur untuk merebut cokelat milik Reyhan. Banyak alasan yang Reyhan kemukakan agar cokelat nya itu tidak diambil lagi oleh adiknya seperti cokelat itu ia yang di beri jadi Reisya gak boleh minta lagi kan udah di kasi setengah-setengah. Hampir seperti itulah alasan Reyhan.

Reisya mendengus lalu keluar kamar dan menutup pintun kamar Reyhan dengan muka yang kusut.

Cklek!

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang