Happy Reading!
.
.
."Belum tentu indahnya keceriaan dan juga cantiknya senyuman menyimpan keindahan juga dalam diri seseorang. Terkadang semua itu hanya bisa menjadi tipuan paling manis."
●●●
Saat Reyhan ingin pergi dari hadapan gadis itu, tiba-tiba satu teriakan membuatnya berhenti.
"Rey!"
Keduanya -Reyhan&Asya- menoleh ke arah panggilan yang dituju hanya ke Reyhan.
Lah? Ini apaan lagi? Batin Asya kesal.
" Rey! Gue minjem catatan fisika lo dong. Gue gak nyatet tadi." Suara ini,orang ini, sangat ia kenal. Siapa lagi kalo bukan sepupunya tercinta, Vero.
Tercinta? nyeselin iya.
"Penganggu," gerutu Asya.meskipun kecil.Tetapi,masih dapat didengar oleh Vero. Buktinya ia terkekeh tadi.
"Dasar pemales," Oke, ini suara Reyhan. Asya kembali menatap Reyhan yang kini berpaling menatap Vero. Kek cinta segitiga kan?
Vero sedikit meringis saat 2 kata tersebut terlontar mulus dari bibir Reyhan. Pasalnya, ini ada Asya. Dia kan tau bahwa dirinya sangat Rajin.
Gimana kalo Asya aduin sama bokap-nyokap! Duh berabe nih ntar. Gak bisa main PS nanti malem. Gerutu Varo.
Jujur saja, tadi dirinya sangat malas mencatat. Mana gurunya bosenin lagi. Jadi, ia hanya tertidur sampai jam pelajaran habis.
" ohh! Udah jadi pemales ya lo sekarang?" Tuh kan bener Asya mulai angkat bicara.
"Eh, Sya. Nyantai baru sekali doang."
Bela Varo sambil menunjukkan cengiran khas nya."Laporin Om sama tante ahh!"
Tuh kan mulai mau di aduin! Gue gak mau PS gue dijual woi! Batin Vero. Saat ia mulai melihat Asya yang kini mulai sibuk menggerakkan jarinya di atas ponsel. Beberapa rutukan seperti sumpah serapah ia berikan kepada Asya sekarang juga sekalian saja kalo ia boleh dia juga ingin berteriak di depan gadis bermata cokelat di depannya. Tetapi, ia masih ingat di depannya kini termasuk sepupu dan juga sekaligus teman bermain dan curhatnya.
Varo pun meraih tangan Asya. Membuat gadis itu berhenti dari aktivitasnya yang menggeser ke sana ke sini ponselnya.
"Aduh! Jangan Sya. Berabe nanti urusannya. Ntar malem gue gak bisa main PS lagi. Please Sya! Gak usah bilang," Vero memohon-mohon kepada Asya yang kini sibuk dengan tawaannya. Bahkan Reyhan yang sedari tadi hanya diam menahan tawanya. Tanpa Reyhan sadari. Asya yang sedang tertawa tetap saja memperhatikan gerak-gerik Reyhan. Saat ia ingin meledakkan tawanya tetapi ia tahan.
Kini ia berhenti tertawa dan mengatur nafasnya. "Oke, gue gak laporin lo ke om sama tante. Tapi-"
Senyuman Varo yang tadi sempat merekah kembali luntur saat Asya menggantungkan kalimatnya.
"Tapi apa?"
"Ada 1 syar--" Perkataan Asya terpotong saat terdengar teriakan Vero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
Teen FictionPernah ngerasain jatuh cinta? Pernah ngerasa capeknya berjuang? Pernah rasain berjuang sendiri? dengan cara apapun? Pernah berharap seseorang tetap bersamamu? pernah? Asya,gadis yang selalu ceria harus merasakan sakitnya berjuang sendirian ia ingin...