Fourth!

70 3 0
                                    

Happy Reading!
.
.
.

" Terkadang aku bermimpi layaknya seperti dunia dongeng yang indah hanya bersamamu."
●●●

Bel pulang sekolah telah berbunyi 10 menit yang lalu. Layaknya siswa-siswi yang ingin segera pulang dari sekolah, Asya begitu tak semangat untuk pulang. 3 malas sangat malas saat menemui kedua orang tuanya. Apa dirinya harus pulang bersama Shalsa? Ayolah baik itu Shalsa maupun Vero pasti om dan tantenya itu akan menanyakan kenapa Asya tiba-tiba kesini. Dan mereka pasti mengabarkan kedua orang tuanya bahwa Asya berada dirumah mereka. Dan Asya tau papa dan mama nya pasti akan menjemput Asya disana. Itulah yang membuat dirinya malas. Malas bertatapan wajah dengan mereka.

Asya memilih berhenti sebentar di perempatan koridor. Sekolah hampir sepi hanya ada anak-anak basket, futsal, dan marching band. Ia memilih untuk pergi ke ruang musik saja. Anak-anak eskul musik biasanya latian pada hari minggu dan Asya yakin di sana pasti tak ada orang. Lagipula, Ruang musik tempat umum juga baik itu untuk eskul maupun pelajaran. Jadi, tak ada yang bisa melarang nya.

Sesampainya di sana, Asya membuka pintu itu perlahan. Gelap dan sunyi. Asya mencari di mana saklar lampu itu berada. Dan saat dia menemukannya ia menghela nafas lega. Ruangan ini tampak lumayan terang sekarang. Asya mengambil kursi yang berada dekat dengan gitar accoustic. Dirinya pernah belajar mengenai gitar dan cara memainkannya bersama Vero dan Shalsa. Jadi wajar mereka bertiga sedikit tau dan terutama Asya yang sedikit lumayan pandai memainkan beberapa lagu.

Asya tersenyum saat ia memainkan tangannya di atas senar-senar gitar itu. Dengan pelan dan amat lembut ia memetikkan gitarnya dan mulai menghasil kan beberapa nada-nada. Tak urung juga ia mulai menyanyi mengikuti nada-nada yang ia ciptakan.

Say you're sorry
That face of an angel
Comes out just when you need it to

As I paced back and forth all this time
Cause I honestly believed in you.

Alunan lagu milik Taylor swift mulai terdengar. Suara Asya yang lumayan bagus ditambah permainan nya yang dapat dibilang sempurna menambah kesan yang indah. Sesekali ia tersenyum saat ia mulai menyanyi di bagian yang ia suka.

Holding on
The days drag on
Stupid girl
I should have known, I should have known

Sebelum memasuki bagian Reffrain ia berhenti sejenak dan menghembuskan nafasnya pelan.

I'm not a princess, this ain't a fairy tale
I'm not the one you'll sweep off her feet
Lead her up the stairwell
This ain't Hollywood, this is a small town
I was a dreamer before you went and let me down
Now it's too late for you and your white horse to come around.

Ia ingat saat ia hanya bisa bermimpi bahwa Reyhan akan membalas perasaanya sampai entah kapan. Sampai ia menyerah? Mungkin.

Saat ia ingin melanjutkan ke bagian selanjutnya. Ia tersentak kaget saat mendengar seperti pintu yang didorong pelan. Tunggu!bukan hantu kan?atau hal menyeramkan lainnya? Memiikirkan nya saja membuat Asya bergidik ngeri. Ia mengambil tas nya lalu pergi keluar dan mematikan lampu. Langkahnya terhenti saat ia melihat keadaan keluar, tidak ada siapa-siapa.

What?! Jangan-jangan hantu! Merasa pikirannya sudah mulai ngelantur. Ia menggelengkan kepalanya cepat. Ia melihat jam yang selalu melingkar di pergelangan tangannya itu. Jam 3! Biasanya Vero belum pulang jam segini. Mungkin ia bisa meminta tumpangan sebentar.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang