Type [Seventeen Mingyu]

81 7 4
                                    

.
by namichan1004
.
"Tapi aku benar-benar tertarik padamu."
.
.

"Jadi, Kim Mingyu, apa kelebihanmu?" seorang gadis berparas cantik terlihat menopang dagu dengan tangannya. Perhatian ia pusatkan seluruhnya pada lelaki didepannya.

"Aku pandai memasak." Mingyu tersenyum lebar menampakkan deretan giginya.

Nami-Si gadis yang tadi bertanya-nampak puas mendengar jawaban Mingyu.
"Baguslah. Aku tidak bisa masak soalnya."

"Bagaimana denganmu? Apa kelebihanmu?" Mingyu balik bertanya.

"Aku... bisa Bahasa Inggris."

"Daebak!! Apa kau pernah tinggal diluar negeri?"

"Tidak pernah. Aku hanya kursus Bahasa Inggris saja." ucap Nami. Dalam hati ia bersyukur setidaknya ia punya sebuah kelebihan yang bisa ia banggakan.

"Aku tidak bisa Bahasa Inggris." ungkap Mingyu jujur. Kemudian dia menyesap kopi dingin dihadapannya.

"Hmm... jika kita menikah dan bulan madu ke luar negeri kita akan saling melengkapi, kau akan memasak dan aku akan bicara Bahasa Inggris." perkataan Nami yang blak-blakan sukses membuat Mingyu batuk-batuk karena tersedak minumannya sendiri.

Mingyu mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Memang kita akan menikah?" tanyanya.

Nami mengendikkan bahunya.
"Siapa tau."

"Tapi, kita baru pertama kali ketemu."

"Kita bisa bertemu lagi lain kali, Mingyu."

"Memang kau tertarik padaku?"

"Sangat." respon Nami yang cepat membuat Mingyu melongo. Apa gadis ini bahkan berpikir dulu ketika ia berbicara?

"Kau... blak-blakan sekali." ungkap Mingyu. Nami tersenyum.

"Kenapa? Apa kau menyesal mengikuti kencan buta ini?"
Mingyu bergerak gelisah ditanyai hal itu oleh Nami.

"Yah... tidak juga sih."

Nami mengerutkan dahinya.
"Kau bohong."

"N-ne..?" Mingyu melongo.

"Kim Mingyu, kau nampak gelisah dan tidak nyaman saat kutanyai hal itu, itu artinya kau menyembunyikan sesuatu dariku."

Mingyu menatap curiga gadis di depannya. Sedangkan si gadis menatap balik dengan heran.

"Apa kau... cenayang?" Nami sontak tertawa keras ketika Mingyu menyelesaikan pertanyaannya.

"Kenapa kau tertawa? Heol, jangan-jangan benar..?!" Melihat Mingyu yang memicingkan mata kepadanya membuat tawa Nami semakin keras.

Akhirnya Nami memijat-mijat pipinya sendiri yang pegal karena tertawa terlalu lebar. Mingyu hanya menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa gadis itu artikan.

"Apa sebegitu lucunya?" cibir Mingyu.

"Tidak juga sih, tapi aku ingin tertawa saja."

"Kau... aneh." ungkap Mingyu. Nami hanya tersenyum,lagi.

"Dengar ya, Kim Mingyu, aku ini mahasiswi fakultas psikologi. Jadi wajar saja jika aku tau kau itu bohong dari gerak-gerikmu. Bukan berarti aku adalah cenayang, ahaha," Nami pun kembali tertawa. Ia sedang membayangkan jikalau dirinya jadi cenayang yang berteman dengan para makhluk halus dan bermain-main dengan bola kristal. Duh, membayangkannya saja sudah membuat Nami geli.

"Apa Seungkwan tidak memberitahumu hal itu?" sambung Nami ketika ia sudah berhasil menguasai dirinya sehabis tertawa.

"Tidak. Dia hanya menyuruhku memilih salah satu diantara foto gadis-gadis yang ia tunjukkan, lalu ketika aku memilih fotomu, dia hanya berkata bahwa kau adalah gadis yang penuh dengan kejutan," ucap Mingyu. Ia masih ingat betul perkataan Seungkwan minggu lalu.

Nami pun hanya ber-oh-ria.

"Dan benar saja sih, kau berkali-kali membuatku kaget dengan semua ucapan dan tingkah lakumu."

"Yah.. aku memang seperti ini." Nami mengendikkan bahunya lagi.

Mingyu hanya menjawab dengan senyuman. Lalu ketika maniknya tak sengaja melihat arloji ditangannya, ia pun terkejut.

"Nami, maaf tapi aku harus pergi sekarang." tutur Mingyu sembari memakai mantel miliknya.

"Hm, apa kau buru-buru?" tanya Nami. Mingyu menganggukan kepalanya. Lelaki berkulit agak gelap itu mengambil ponselnya yang ia letakkan diatas meja lalu berdiri.

Ketika Mingyu hendak beranjak pergi, Nami menahan lengannya.

"Mingyu, kau benar-benar tipeku. Apa aku ini tipemu?"

Pertanyaan Nami kembali membuat Mingyu terkejut. Mingyu pun melongo, namun beberapa sekon kemudian dia tersenyum lebar ketika melihat manik gadis itu yang berbinar-binar saat menatapnya.

"Nami... kau bukan tipeku,"

Seketika raut wajah kecewa nampak diwajah Nami.

"Karena aku suka gadis yang anggun,sopan, dan dewasa."

Nami pun segera melepaskan tangannya yang tadi menahan Mingyu. Gadis itu bahkan sudah menunduk dalam.

"Tapi aku benar-benar tertarik denganmu, Choi Nami."

Nami mendongak menatap Mingyu yang kini tengah menatapnya sambil tersenyum.

Melihatnya Nami pun ikut tersenyum.

Kalau memang tertarik, untuk apa ada tipe ideal segala?

Kkeut.


maapkan diriku karna similar belom selesai eh malah ngepost ff laen duluu, kapan kapan bakal update chap 2 tapi ga sekarang sekarang ya wkwk ;;; ga

Korean Fiction Series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang