Sang Fajar

61 5 0
                                    

"Aku rela pergi meninggalkan Indah nya sang rembulan hanya untuk merasakan hangat nya sang Fajar."
-20811491-

****

"Dek, lo udh bangun?"

"Udah."

"Yaudah ayok cepet turun terus kita sarapan bareng."

"Iyaa."

Aku mengambil tas ku, setelah dirasa semua sudah rapih aku langsung turun ke bawah untuk sarapan.
Baru saja aku melangkah beberapa langkah, aku terkejut, pandangan ku jatuh kepada sosok laki-laki berwajah oriental itu. Bukan, bukan ayah, mas Angga atau bang Surya. Tapi dia, Garall tri anggoro.
Dia sedang duduk rapih sambil menikmati sarapan nasi goreng dan telor ceplok ku. Selain itu dia sedang,

"Ya ampun Garall, itu kok upin ipin nya lu ganti gitu aja sih." Teriak ku sebal. Bukan gara gara dia makan nasi goreng sm telor ceplok kesukaan ku tapii aku sebel gara gara dia ganti kartun upin ipin kesukaan ku.

"Tisya duduk, abis itu makan." Ucap bunda lembut.

"Bundaaaa, upin ipin nya diganti sm acara gosip gajelas tuhh." Ucap ku sebal.

"Lu udah gede juga, masih aja nonton yang begituan." Kekeh Garall.

"Mending gua nonton yang begituan daripada nonton yang begitu begituan." Ucap ku pelan.

"Haa? Maksudnya?" Ucap Garall bingung.

Nihhh orang denger aja lagi.

"Enggak, udah cepet sono makan gua pengen nonton upin ipin duluu."

"Lu nggak sarapan?" Ucap Garall heran.

"Udah lahh gampang, yang penting upin ipin duluu."

****

Angin pagi berhembus pelan menerbangkan sedikit kain kerudung ku. Aku memejamkan mata dan menghirup dalam dalam aroma petricor yg menenangkan ini.
Hari ini dan seterusnya, aku dan Garall memutuskan untuk berangkat naik motor, karna kami pikir kalo naik motor perjalanan kami akan lebih cepat di tempuh, apalagi Garall kalo naik motor bisa kaya orang kesetanan tapi ini dia versi ganteng nya hehe.
Sekarang masih pukul 5 pagi. Pagi banget kan? Kami sengaja berangkat pagi karna perjalanan yg kami tempuh juga lumayan lama. Selain itu juga kami tau kalo nggak macet itu bukan kota Jakarta namanya.

Tiba tiba Garall berhenti di sebuah warung nasi uduk yg ada di pinggir jalan. Dia menepikan motor ninja merah kesayangan nya itu, dan melepas helm nya. Tiba tiba saja dia melepaskan helm ku dan aku di tuntun nya turun dan berjalan masuk ke dalam warung nasi uduk itu.
Ibu penjual itu mempersilahkan kami masuk dan duduk.
Garall memesan 1 nasi uduk dan 2 teh hangat.

"Lohh ehh mbak ini pacar nya mas Garall ya?" Ucap ibu penjual nasi uduk itu dengan ramah dan logat Jawa nya.

"Bukan dong bi minah, dia mah bukan pacar saya, tapi dia calon istri saya nanti."

Deg!
Masih pagi lohh ini, tapi ini anak udah berhasil bikin aku olahraga jantung.

"Ohh pantes, mas Garall mau bawa mbak kesini. Biasanya mah mas Garall nggak pernah bawa jalan perempuan manapun lohh kesini."

Entah mengapa hatiku berdesir senang.

"Nih sya makan dulu." Ucap Garall sambil menyodorkan seporsi nasi uduk dan segelas teh hangat.

"Lo belum makan kan? Gara gara tadi nonton upin ipin itu."

Aku mengangguk.

"Yaudah lu makan dulu gih."

Rolling In The DeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang