Out Of Control (1)

969 110 0
                                    

Malam ini Jiyeon dan Soonyoung terlihat sedang berdiri di sebuah lapangan skate.

Soonyoung berdiri di depan Jiyeon dengan membawa papan skatenya, sedangkan Jiyeon hanya membawa sebuah selembaran foto di tangan kirinya.

"Ah, kenapa kau mencariku?", tanya Soonyoung langsung.

"Kenapa buru-buru sekali, sebaiknya kita mencari kafe atau restoran makanan dulu. Rasanya sangat aneh membicarakan hal ini disini", Goda Jiyeon.

Soonyoung menghela nafasnya sambil berdecak kesal, "Jika bukan hal yang penting, pergilah. Aku tidak punya banyak waktu", jelas Soonyoung.

"Baiklah jika ini tidak penting bagimu", ucap Jiyeon sambil menunjukkan foto rekaman cctv di kelas (Y/N).

Melihat hal itu membuat Soonyoung membulatkan matanya, "Apa yang akan kau lakukan dengan foto itu?", tanya Soonyoung kesal.

Jiyeon hanya mengangkat kedua bahunya, "Aku dengar, Seolhyun sangat mempercayaimu. Ah, benar. Jika Mingyu tau hal ini, bagaimana nanti reaksinya ya?!", goda Jiyeon.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan!!!", bentak Soonyoung.

"Jisoo sudah tau jika kau pelakunya. Kau yang menaruh sampah itu di kolong meja (Y/N)", jelas Jiyeon.

"Jadi kau kesini hanya untuk mengancamku?", tebak Soonyoung sambil tertawa aneh.

Jiyeon mendorong pelan kepala Soonyoung dengan jari telunjuknya dan berkata, "Jika kau ingin melakukan hal yang seperti ini, lakukan dengan benar. Kenapa kau bisa meninggalkan jejak, ceroboh sekali".

Soonyoung masih terlihat sangat terkejut dengan ucapan Jiyeon, dia tidak menyangka jika Jiyeon lebih pintar dari dugaannya selama ini.

"Apakah Jisoo yang meyuruhmu untuk melakukan ini?", tanya Soonyoung dengan suara gemetarnya.

"Kenapa kau masih semapat memikirkan hal bodoh seperti itu?, kenapa kau tidak memikirkan cara untuk menutupi jejak mu yang ceroboh ini?", tanya Jiyeon dengan senyuman yang sulit dijelaskan.

"A-apa maumu?!", teriak Soonyoung.

"Pergilah, jangan temui Jisoo ataupun (Y/N)", perintah Jiyeon.

Soonyoung hanya membulatkan matanya, karena masih tidak bisa mempercayai semua yang telah terjadi padanya.

-

Disisi lain, malam ini Mingyu dan Jisoo sedang duduk di depan sebuah mini market. Tatapan sinis Mingyu hanya di balas dengan senyuman manis yang dimiliki Jisoo.

"Kenapa kau selalu mengambil semua hal yang bukan milikmu?", tanya Jisoo.

"Kedua orang tuaku sudah menjadi milikmu, kekuasaan, bahkan rumah itu juga sudah menjadi milikmu. Sekarang aku mengambil sesuatu dari mu, kau harus bisa melepaskannya", tambah Jisoo.

Mingyu terlihat sedang mencerna ucapan Jisoo, "Tinggalkan (Y/N), jangan temui dia lagi", jelas Jisoo singkat.

Mendengar hal itu membuat Mingyu membulatkan matanya, dia sangat terkejut mendengar hal itu. Namja itu tidak tau akan mengucapkan apa lagi.

"Aku sudah menyukai (Y/N) sejak kau mengajak gadis itu ke rumah, kau pikir kenapa aku mau bersekolah di tempat ini?", jelas Jisoo.

Mingyu mengangguk pelan, "Jika hal itu bisa menebus semua kesalahanku. Aku akan melakukannya, tapi bisakah kau melindunginya untukku?", pinta Mingyu.

"Aku akan pergi ke Paris bersama ayahmu, jadi bisakah kau ucapkan hal ini padanya", tambah Mingyu.

"Apa?"

"Tetaplah terseyum, jangan pakai celana dalam yang sama lagi dengan yuna, dan Seiring berjalannya waktu aku akan segera melupakannya", jelas Mingyu yang berusaha menahan air matanya.

***

Malam yang dingin ini tidak mencairkan suasana hangat Yuna dan Seokmin. Mereka berdua sedang menikmati secangkir kopi di sebuah kafe.

Canda tawa dan beberapa pukulan gemas terlihat Yuna dan Seokmin lakukan.

Mereka berdua sangat nyaman dengan suasana malam ini, perasaan Seokmin yang tidak pernah hilang dan perasaan Yuna yang juga tidak pernah menghilang.

"Yuna-ssi, bagaimana menurutmu jika kita melakukan hubungan lebih dari teman?", tanya Seokmin.

"Kenapa kau masih menanyakan hal itu lagi, apa penolakannku yang kemarin masih belum cukup untukmu?", goda Yuna.

Seokmin menghela nafasnya dan berdecak kesal, Seokmin berusaha mengontrol ekspresinya.

"Baiklah, kalau begitu. Aku ingin memutuskan pertemanan kita hari ini", ucap Seokmin yakin.

Mendengar ucapan Seokmin, membuat Yuna sangat terkejut. Mata gadis itu mulai berkaca-kaca, tangannya juga mulai meremas rok yang dikenakannya.

Melihat ekspresi Yuna, Seokmin langsung menarik tangan Yuna dan memeluk tangan mungil gadis itu.

"Kenapa kau menangis bodoh?", tanya Seokmin heran.

Yuna menggeleng kepalanya cepat, "seharusnya tidak begini, seharusnya tidak begini", gumam Yuna sambil terisak.

Seokmin langsung mencium lembut punggung tangan gadis itu, "Benar, memang seharusnya begini", goda Seokmin.

"Kenapa? Apa kau menginginkan hal ini?", tanya Yuna dengan suara seraknya.

"Maafkan aku, kita berdua harus mengakhiri pertemanan kita", jelas Seokmin yang berusaha menahan tawanya.

Suara isak tangis gadis itu pun semakin keras, kekecewaan terlukis jelas dari wajahnya.

"Saat ini kita sudah tidak berteman lagi, tapi. Hari ini kau sudah menjadi milikku", tambah Seokmin sambil menunjukkan senyuman jahilnya.

Seketika, Yuna langsung menghempaskan tangannya yang dari tadi berada di dekapan Seokmin. Dengan sekuat tenaganya gadis itu memukul berkali-kali badan tegap Seokmin.

"Kenapa kau suka sekali membuatku khawatir?", bentak Yuna.

Dengan suara tawa anehnya Seokmin memeluk Yuna dan berkata. "Aku tidak peduli, seberapa banyak kau menolakku. Aku akan tetap menganggap mu yeojachingu ku", jelas Seokmin.

"Kau benar-benar egois Lee Seokmin", protes Yuna.

"Aku mencintaimu Choi Yuna-ssi", bisik Seokmin.

"Aku juga", balas Yuna dengan suara pelannya.

Ini FF bentar lagi bakalan selesai, hehehe~~
Akhirnya bisa nemu endingnya hahaha..
Jadi lega(?)
Eh, btw. Author mau tanya, kalo Wonwoo di jadiin orang yang gampang jeolous gimana? 😂
*lupakan(?)*
Jangan lupa vote and comment ya guys 💋💋💋

Who Are You: Hong JiSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang