Makan malam di rumah besan

113 7 0
                                    

"Kalem, AISYAH" tegur Ibunda Aina kepada putri bungsunya.

"Inces ! Makan pelan-pelan" bisik Bang Affan kepada adik kecilnya Aisyah, Aisyah sudah kelas 2 SMP tapi bagi Affan,Abbas dan Ainun. Aisyah tetaplah adik kecil mereka yang manis.

"Tidak papa,makan yang banyak yah Aisyah" Ucap calon mertua Affan ketika melihat calon besanya menegur gadis cantik yang makan sangat lahap tanpa jaim-jaim sedikit pun.

Keluarga besar Aisyah sedang makan malam bersama dikediaman calon Istri Affan.

"Iya Bunda ! Makananya enak banget, Sumpah deh" cosor Aisyah girang ketika calon mertua Abangnya tidak bermasalah akan kelahapanya makan.

"Masa sih Ai,terimakasih atas pujianya, ya Aisyah" ucap Ibunda Kia calon mertua Affan ketika mendapat pujian girang dari Aisyah.

"iya Bunda,klau gitu boleh dong sisa makananya Inces bawa pulang"

'Tlek'
'Tlek'
'Tlek'

Suara sendok jatuh ditangan Ayah,Bunda,dan kaka-kaka Aisyah saat Aisyah meminta makanan sisa untuk dibawa pulang.

Ayah,Bunda dan kaka-kaka Aisyah menatap Aisyah yang kini mengembangkan senyum terindahnya disaat Ibunda Kia mengiyakan permintaanya.

"AISYAH !!"

'Glek' Aisyah menoleh takut-takut ketika suara barinton sang ayah memangilnya. Senyum yang tadi mengemang kini pudar saat melihat mata sang ayah.

"Engga jadi Bun,tadi Inces bercanda kok hee" ucap Aisyah langsung dengan kekehan jeleknya.

"Ma'af ya Bun, Aisyah emang suka bercanda" timpal Ainun malu atas kelakuan adiknya,Ainun adalah kaka kedua Aisyah. Aisyah yang mendengar ucapan kaka perempuanya hanya membuat dia makin cemberut. Karna masakan calon mertua bang Affan ini sangatlah enak. 'Harusnya Mbak Ainun bantuin untuk minta' Gerutu Aisyah sebel dalam hatinya 'tapi kalau dipikir-pikir lagi mana mau Mbak Ainun ngomong seperti yang diharapkan secara Mbak Ainun kan pemalu banget' pikir Aisyah lagi membuat dirinya semakin cemberut.

"Sabar yah,nanti Abang Abbas beliin Bakso kepala banteng kesukaanya Inces,ok." Bisik Abbas ditelinga Aisyah ketika melihat adik kecilnya ini cemberut. Abbas tidak tahan melihat adik kecilnya ini sedih. Aisyah langsung senyum sumringai dan angguk-angguk antusias saat Abang kesayanganya ini menjanjikan makanan kesukaanya.

Ainun yang melihat adik kecilnya itu sudah tidak cemberut lagi, bernafas lega karna Ainun tidak bisa juga melihat adik kecilnya itu cemberut ataupun sedih apa lagi ditegur dalam hal makanan, biasanya siapa yang menegur pasti Aisyah tidak akan berbicara dengan orang tersebut kecuali dijanjiin makanan terenak ataupun termahal baru Aisyah mau baikan. Dasar Aisyah memang !!

"Janji ! Habis makan malam ini ya Bang?!" Bisik Aisyah kepada Abbas disampingnya. Ibunda Aina berdehem ketika melihat kedua anaknya tidak sopan, sedang berbisik-bisik ditengah makan malam begini.

"Aisyah,Bang Abbas !" Seru Ibunda Aina ketika mereka berdua tidak mendengar dehemanya. Aisyah dan Abbas berhenti bisik-bisik lalu menoleh kearah Ibunda yang menatap mereka dengan tatapan ketidak sukaan. Abbas maupun Aisyah tersenyum masem dan melanjutkan makan yang tingal sedikit.

"Inces !! pulang ini mau abang beliin Es Batu?!" Tanya Affan. Aisyah yang menyerengit heran 'Es batu'

"Es batu untuk apa Bang?!"

"Untuk kuping Inces"

"Kenapa sama kuping Inces Bang?"

"Abang yakin,kupuig Inces nanti panas karna dapat omelan dan jeweran dari Bunda"

"Huh... Bang Affan rese" Manyum Aisyah ketika dapat olokan dari Affan.

"Jangan didengarin Bang Affan, Nces. Nanti Bang Abbas pinjemin Airphone supaya omelan Bunda tidak Inces dengar,ok."

Not a Butterfly (Books 1 END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang