Air mata

49 7 0
                                    

Tok tok tok Roy mengetuk pintu dikediaman Al Hakim.

"Aslamualaikummmm"

"Ayahhhh,Bundaaaa..."

"Yuhuuuuuuuuuuuu"

"Nces kuping gue beredenging, jangan teriak-teriak napa"

Gerutu Roy karna Aisyah berteriak tepat dikupingnya karna Aisyah masih ada dipunggungnya.

Aisyah terkekeh " ma'af Roy, lagian Elo sih pake ketok segala ya mana orang rumah denger" Bela Aisyah pada dirinya sendiri.

Clek suara pintu terbuka.

"Hai Bang Alli" Seru Aisyah girang sambil melambai-lambaikan tangan kananya sedangkan tangan satunya merangkul leher Roy.

"Kenapa Loe digendong Nces?! Ayo masuk Roy"

"Inces jatoh kemarin bang" jawab Roy,ketika Roy ingin melangkahkan kakinya masuk "Etttttttsssss STOP" Pekik Aisyah hiseris membuat Roy dan Alli bingung.

"Kenapa?!" Tanya Roy.

"Bang Alli jawab dulu dong salamnya Inces" gerutu Aisyah.

Alli menghembuskan nafasnya pelan sebenarnya Alli sudah menjawab salam Aisyah dari dalam walau gak pake triak-teriak seperti Aisyah. Tetangganya ini memang ajaib memang, kalau sudah menyangkut soal Salam.

"Waalaikumsalam, udah masuk gih"

"Ok, Bundaaaaa Inces datang" teriak Aisyah ketika tidak menemui Siti menyambutnya diruang tamu. Zaiin yang mendengar teriakan parasit langsung berlari kekamar.

"Bunda lagi sakit Nces,tuh dikamar" ucap Alli sambil mengusap kupingnya yang berdenging, Aisyah langsung meminta Roy menurunkanya dan Aisyah tertatih-tatih menuju kamar Siti dan Yusuf.

"Kuping lo masih bagus kan Roy" tanya Alli karna tadi Aisyah teriak-teriak tepat didepan telinganya Roy.

"Tenang Bang Al, kuping Roy sudah kebal sama teriakan Nenek lampir" Canda Roy, padahal telinganya sangat berdenging karna teriakan Aisyah yang membahana.

"Gue kasih tahu Inces,lo ngatain dia nenek lampir,,,, Ncesssssbbbbb- Roy membekap mulut Alli dan ditepis Alli kemudian.

"Elah Bang,Roy kan cuma bercanda"

"Napa,lo takut yaaaa?!" Ejek Alli.

"Beh.. Abang gak pernah ngerasain jambakan maut Inces" Ucap Roy dengan gaya menyedihkan.

"Abang ngerasa kali Roy, malahan sering"

"Wah berarti kita sama yah Bang, malang banget nasib kita"

"Hufff ya itu, Zaiin aja tuh yang beruntung gak pernah dijambak sama Inces"

"Ngomong-ngomong soal Zaiin, Zaiin kok gak kelihatan Bang"

"Dia di kamar mungkin, elo keatas aja gih,Abang mau ngerjakan tugas"

"Sip Bang Alli" Roy pun menuju kelantai dua karna kamar Zaiin ada diatas.

Clek Roy langsung membuka pintu dan dihadiahi lemparan bantal dari Zaiin. "Etzzzzz" Tangkap Roy sebelum bantal mendarat ke wajah tampanya.

"Kebiasan Lo" Ucap Zaiin sebel dengan tetangganya yang satu ini.

"Biyarin" jawab Roy acuh lalu berjalan mendekati kasur Zaiin dan merebahkan dirinya. "Enak banget kasur lo dan gue putuskan gue nginap disini malam ini" ucap Roy yang membuat Zaiin memutar bola matanya jengah.

"Enak aja lo bilang, pulang sana dan bawa tu si parasit" Ucap Zaiin dengan nada bercandanya.

"Lo boleh ngusir gue walalu gue tahu elo cuma bercanda tapi gue gak terima lo mangil Aisyah parasit Zaiin" ucap Roy lalu bangkit dari tidurnya.

Not a Butterfly (Books 1 END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang