Ma'af

15 3 0
                                    

Aisyah melirik jam ditangannya dengan cemas, sudah 2 jam dari kepulangan sekolah tapi tidak ada tanda-tanda anak basket mau berhenti bermain. Aisyah mengosok-gosokan ujung sepatunya dengan cemas sambil melintir ujung baju yang sudah dia keluarkan dari rok seragam sekolahnya. 'Samperin, enggak? Samperin, enggak?  Samperin enggak? ' Racau Aisyah didalam hati.  Aisyah merasa takut, takut berhadapan dengan Anam dan takut akan keterlambatannya.

"Kenapa belum pulang?" Aisyah terkejut sambil memegang dadanya.

"Kasih kode dulu dong kalau mau nyamperin, Incesken jadi jantungan nh! " Seru Aisyah merengut sebel dengan sosok Agung yang selalu teman-teman sekelasnya puja dan  tumben-tumbenya mengajak dirinya bicara. Seandainya Seri atau Ayu tahu kalau wakil Ketos tampan dihadapnya ini mengajak ngomong, Aisyah yakin rambutnya akan di jambak sama teman-temanya itu.

"Lo tuh yang ngelamunin apa, sampe-sampe gue mendekat gak lo sadari? "

"Iiihh,,, itu tuh temanya Ka Dio, kalian lama banget sih main basketnya, bete nih Incess nunggu?"

"Kenapa gak lo samperin aja sono? " Aisyah mengalihkan wajahnya kearah lain lalu menunduk, lagi-lagi Aisyah meremas ujung bajunya. Dio yang melihat itu langsung merangkul bahu Aisyah lalu menyeret Aisyah dengan sedikit paksaan ke tengah lapangan.

"Kaaa lepasin, iiihhh" Aisyah mengeliat sambil menepuk-nepuk tangan Dio agar Dio melepaskan tangan yang sudah melintir lehernya. Walaupun tidak sakit, Aisyah merasa aneh dengan kedekatan mereka seperti ini.

"Diem, gue cuma bantu lo nyamperin sobat gue supaya lo cepat pulang" Ucap Dio sambil mengacak rambut Aisyah gemes dan gara-gara perbuatanya itu perasaan yang hanya sekedar kagum tumbuh menjadi sebuah harapan yang dia yakin tidak akan ada manusia seperti dirinya akan bisa masuk kedalam lingkaran radius 5 meter dari hidup cewe yang sekarang cemberut merapikan rambutnya.

"Pacaran jangan disini, woyy" teriak salah satu teman Dio di lapangan, dan disusul tawa mengejek dari mereka yang tiba-tiba berhenti bermain.

Aisyah yang baru tersadar menyikut perut Dio pelan sampai meringis. "Kejam banget si lo." Dio melepaskan rangkulanya dari Aisyah lalu mengentikan dagu kearah sosok yang kini ada dipingir lapangan, mengambil minum. "Noh cepat ngomong, habis itu gue antar pulang" Perintahnya.

Aisyah menatap Dio sebentar lalu menatap Anam, ketika mata mereka bertemu. Aisyah memalingkan wajahnya secepat dia bisa, kearah Dio. Aisyah menatap Dio dengan tampang meminta bantuan "Gak tau caranya ka ?!" Aisyah berseru tanya dengan keputus asaan,  karna bingung.

Dio menaikan sebelas alisnya, Dio merasa aneh. Selama penelitiannya terhadap sosok yang dia kagumi diam-diam dihadapannya sekarang, muka tembok dan gak tahu malu tersemat diwajah jelitanya tapi kenapa sekarang dia bingung dengan menghadapi hal yang tidak sengaja dia lakukan.

Dio meraih jemari tangan Aisyah lalu menggenggamnya, agap saja dia mencari kesempatan didalam keberuntungan. "Ayo !" Dio mengajak Aisyah mendekati Anam yang kini menatap tangan sahabat dan Cewe yang mengakibatkan sebuah tanda di alisnya, 'bergenggaman' tangan. Didalam hati Anam mencibir kenekatan shabatnya itu.

"Nam!! " Panggil Dio, Dio yang melihat tatapan Anam kemana, seketika meringis dan melepas genggaman tangan yang sialnya kini digenggam Aisyah begitu erat. 'Boleh gak gue baper? ' Ringis Dio didalam hati. "Aisyah mau ngomong__ Dio melirik Aisyah yang juga menatapnya seakan minta bantuan__ Anam gak akan gigit lo, tenang aja" seru Dio mencoba menenangkan Aisyah, dan sedikit tidak rela rasanya Dio melepaskan tangan Aisyah yang tidak mau melepaskan tanganya.

Aisyah melirik beberapa kali dibelakang, padahal baru beberapa langkah dia menjauh dari Dio.

"Segitunya lo takut sama gue? " Tanya Anam membuat Aisyah terjengkit kaget. Aisyah hanya diam, dia bingung mau berbicara apa dulu ketika dia berhadapan dengan korban kejahatan yang dia lakukan.  "Kenapa lo mau ngomong sama gue? " tanya anam tanpa minta sambil memperhatikan teman-temanya mulai bermain tanpa dirinya dan Dio.

Not a Butterfly (Books 1 END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang