Omelan Ibunda

56 8 0
                                    

Aisyah tertatih-tatih memasuki rumahnya, lutut dan telapak tanganya terasa nyeri. Roy hanya mengantarkan Aisyah didepan pagar rumah, karna Roy masih sebel dengan Aisyah yang ceroboh.

"Asalamualaikummmm"

"Bundaaaaa,"

"Mbak Ainunnnn,"

"Asalamualaikummmmm,"

"Yuhuuuuuuu,"

"orang-orang pada kemana sihhhh"

Teriak Aisyah ketika masuk kedalam rumahnya.

"Waalaikumsalam, Aisyah kamu itu wanita ! Apa bagus seorang wanita teriak-teriak seperti itu?!" Cacar Aina karna kaget atas teriakan Aisyah yang membahana, Aisyah manyum karna bosan dengar teguran dari Bundanya, Aisyah tertatih-tatih menghampiri Bundanya untuk salim

" Kamu kenapa lagi sih Aisyah?!" Tanya Aina ketika melihat jalan Aisyah tertatih-tatih dan wajah Aisyah yang meringis.

"Jatoh Bun, sakitt" rengek Aisyah kepada Ibundanya.

"Makanya Aisyah jangan ceroboh, Bunda yakin ini ulah Aisyah sendiri yang grasak gerusuk, coba jadi wanita itu yang kalem gerak gerik lemah lembut gak selengean kaya sikap kamu" Ceramah Aina sambil membantu Aisyah duduk di sofa lalu mengambil kotak P3K, Aina tahu kalau Aisyah terluka pasti ulahnya sendiri tidak mungkin akibat orang lain, setelah mengambil kotak P3K dan Air hangat dibaskom, Aina membersihkan Lutut Aisyah dengan Air yang dibawanya sambil menceramahi Aisyah.

Aisyah yang menengar khotbah Ibundanya dan rasa perih di lutut dan telapak tanganya. ingin sekali Aisyah cepat-cepat masuk kamar dan menangis sejadi-jadinya, tapi sayang Aisyah tidak berani melakukanya karna itu tidak sopan.

'Aisyah berharap saat lagi terluka begini bundanya tidak mengomelinya' Aisyah hanya diam pura-pura tuli,apapun Ibundanya katakan pura-pura dia tidak mendanggapi padahal perasan Aisyah tersingung dan terasa nyeri diulu hatinya. Aisyah tahu Bundanya ingin Aisyah menjadi Wanita elegan,lemah lembut,sopan santun dan pada intinya menjadi wanita Kalem seperti Mbak Ainun yang selalu Bunda banggakan kepada teman-temanya.

Harusnya Bundanya mengerti kalau Aisyah masih berumur 14 tahun dan masih duduk di bangku SMP kelas 2, Masih kekanak-kanakan dan menikmati pertumbuhanya menjadi remaja, ya mana cocok dibandingkan dengan mbak Ainun yang sudah berusia 24 tahun. Sedih Aisyah yang hanya bisa mengeluarkan unek-uneknya dalam pikiranya.

"Inces lutut mu kenapa?!" Tanya Ainun sambil tergesa-gesa menuruni anak tangga,ketika mendengar Ibundanya ngomel sambil membersihkan luka Aisyah.

"Kamu tidak tahu Adik mu saja Nun" Ucap Bunda sambil membersihkan telapak tangan Aisyah pakai Alkohol.

"Aduhhh Bunda sakittt" Rengek Aisyah ketika Aina sengaja menekan luka Aisyah aga sedikit kuat. Air mata Aisyah jatuh karna perih lukanya terkena polesan Alkohol peles tekanan dari Ibunya.

Ainun yang melihat adiknya menangis merasa tidak tegaan, Ainun merangkul Aisyah kebahunya agar Aisyah bisa tenang. "Kita kerumah sakit saja ya Nces?!" Tawar Ainun takut luka adiknya kenapa-kenapa apa lagi melihat Aisyah yang terlalu melow dan berdramatisir seperi ini,walaupun Ainun seorang Dokter tapi dia tidak bisa mengobati adiknya.

"Cuma lecet-lecet seperti ini,tidak usah dibawa kerumah sakit" sela Aina ketika Aisya mau berucap.

Sebenarnya Aisyah juga mau menolak karna Aisyah sangat takut dengan Rumah Sakit. Menengar perkatan Ibundanya, Aisyah mempererat dekapan Ainun 'seandainya,sikap Bunda seperti Mbak Ainun' ucap Aisyah dalam hatinya yang merasa pilu 'ma'af Ya Allah,sudah berandai-andai' Penyesalan Aisyah yang bisa-bisanya berpikiran seperti itu.

"Tapi Bun...

"Asalamualaikum" Perkataan Ainun terhenti ketika Zaiin mengucapkan salam dan menyelonong masuk saja karna Aina,Aisyah dan Ainun ada di ruang tengah. Sebenarnya Zaiin juga sudah terbiasa dengan keluarga besar Aisyah.

Aisyah melepaskan diri dari Ainun ketika mendengar suara Zaiin,buru-buru Aisyah mengelap Air matanya agar Zaiin tidak melihat kalau dia habis menangis,tapi sayangnya Zaiin sudah melihat dan merasa bersalah kepada Aisyah walau Aisyah terluka bukan karnaya, menurut Zaiin.

"Kenapa kamu bawa kotak P3K,Zaiin?!" Tanya Bunda heran, Zaiin sebenarnya membawa kotak P3K ini hanya untuk sebuah alasan agar dia bisa melihat Aisyah apakah dia baik-baik saja, Zaiin merasa tidak enak karna Aisyah jatuh dari sepedanya dan Zaiin juga tidak menolong Aisyah gara-gara Roy yang sok panik membuat Zaiin malas karna kalu dia membentak atau berkata kasar kepada Aisyah pas Zaiin membantu/menolong pasti deh Roy bakalan marah dan ngebela Aisyah dan lebih parahnya lagi pasti Parasit tengil itu semakin besar kepala. 'Tapi kali ini biarkan parasit itu besar kepala dari pada dirinya uring-uringan didalm kamar karna memikirkanya' gerutu Zaiin sebel bergelut dalam pikiranya.

"Ma'af Bunda Aina,tadi Parasit- eh maksudnya Aisyah tadi jatoh pas kami boncengan pake sepeda" Jelas Zaiin.

"Oh gitu,kamu tidak papa kan Zaiin?!" Tanya Aina cemas takut anak tetangganya juga lecet gara-gara ulah Aisyah. Perasan Aisyah mencelos karna Ibundanya terlihat sangat kuatir dari pada dengan dirinya yang jelas-jelas terluka.

"Tidak papa Bun,Zaiin tidak terluka kok seperti Aisyah"

"Sukur kalu nak Zaiin baik-baik saja dan Aisyah sudah bunda obatin ko Za,jadi kamu tidak usah repot-repot"

"Aaaaa Bunda, biarin Inces di obatin sekali lagi sma Zaiin" rengek Aisyah,membuat Zaiin geleng-geleng kepala pelan.

"Aisyah,tadi saja kamu nangis-nangis pas lukanya bunda olesin pake alkohol,kamu mau lukanya makin perih lagi"

'Glek' Aisyah mengeleng pelan,karna lukanya masih terasa berdenyut ' Bunda emang ngolesin tapi ada peles-pelesnya sambil ditekan' gerutu Aisyah manyum.

"Lebih baik Inces istirah saja yu dikamar, nanti saja Zaiin obatin kalau Inces sudah selsai mandi, iya kan Zaiin?!" tawar Ainun kepada Aisyah dan bertanya kepada Zaiin. Ainun tahu kalau adiknya ini menyukai Zaiin tetangga mereka. Zaiin yang mendengar ucapan Mbak Ainun, hanya bisa melongo tidak dengan Aisyah,Aisyah mendengar kata Ainun membuat mata Aisyah berbinar menatap Zaiin.

"Hemm Iya Mbak" jawab Zaiin males tapi senyumnya masih melengkung dengan manis.

----------------------------------------------------
No Edit, Tulis langsung Pos selagi banyak Ide.

Not a Butterfly (Books 1 END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang