Cerita ini sudah pernah saya post di facebook /fanpage.
***
*(Namakamu) point of view*Aku menatap ponselku tidak percaya.
"Khilaf?!" tanyaku yang ke seratus tiga belas kalinya lagi.
Dia bilang khilaf lalu mematikan ponsel sepihak? Gitu aja!
.
"Khilaff?!" kembali aku bertanya ke seratus empat belas kalinya. Pertanyaan bodoh yang kulontarkan pada ponsel ditamganku. Aku mendesah sebal lalu menyenderkan tubuhku ke senderan sofa ruang tamu. Entahlah ...
Mungkin karna shock atau senang tapi tidak excited ...
.
"Khilaff?" sekali lagi aku bertanya bodoh untuk seratus lima belas kalinya. Ah sudahlah ...
Kepalaku berdenyut hanya karena memikirkan kejadian delapan jam yang lalu.
.
Kulihat diluar tengah hujan gerimis ...
'Mungkin karna ini iqbaal sedikit telat ..
Atau ia ada meeting dadakan kali, '
Ucapku dalam hati,
Mencoba menenangkan diri.
Kulihat di jam yang bergantung di dinding sudah menunjukan pukul tujuh malam .'Drrrrttt...Drrrrttt..'
.
Sebuah notif tiba-tiba masuk ke ponsel ditangan ku. Membuatku tersentak, lalu melihat isi notif itu.
.
Ahh ... Aku tersenyum tipis saat membaca notif yang ternyata dari iqbaal.
'keluarlah, aku ada kejutan buat kamu'
.
"Ada apa ya? " sekali lagi aku tersenyum tipis, ada rasa tidak nyaman menyeruak di dibenakku. Tapi kuabaikan saja, jarang-jarang kan iqbaal mau kasih kejutan buatku. ku rapikan sekilas rambutku yang mengusut lalu melangkah ke pintu.
.
Aku melonggok keluar dan mengernyit heran ketika tak kudapati siapapun didepan pintu.
"Apa masih di basement ya? Gue terlalu semangat kali" gumamku seraya melangkah keluar .
Tepat saat itu kurasakan ada yang membekap mulutku serta kedua mataku ...
Memberontakpun tubuhku tidak mampu, seperti raga tanpa jiwa.. Semua hening ..
* (Namakamu) point of view off*
.
Tubuh (Namakamu) di bopong oleh seseorang bertudung menuju ke arah sebuah pohon beringin besar disamping rumah (Namakamu). Orang itu meletakan (Namakamu) dijok belakan lalu menutup pintu.
Setelahnya ia menelpon seseorang,
"Beres bos !", dan ia memasuki jok kemudi . melajukan mobil sport hitam dengan kecepatan rata-rata , membawa (Namakamu) entah kemana.
****Iqbaal baru saja keluar dari ruangan meeting bersama perusahaan B-Company.
"Trimakasih untuk kerja samanya " ujar iqbaal seraya bersalaman dengan directur B-Company, Bastian.
."Ah ya saya minta maaf, saya harus pulang cepat. Saya khawatir terhadap istri saya." ujar iqbaal lagi, lalu ia nyengir.
.
Bastian dan kolega lainnya menyoraki dan menggoda laki-laki itu. Hanya zidny yang mendengus kesal melihat iqbaal yang berjalan cepat menuju lift.
.
Sebenarnya iqbaal memang merasa khawatir pada 'istrinya' itu. Bahkan sudah tidak memperdulikan rasa malu akibat kelakuannya semalam.
" (Namakamu).." desisnya ketika dengan sialnya ia kejebak macet.
.
Sungguh, jika lampu jin ajaib itu ada, iqbaal akan meminta terminator agar ia dengan cepat sampai dirumah. Melihat (Namakamu) , saat ini itu adalah tujuannya.
.
'tinnnn...! Tiiiinnn ...?'
.
"Hhhn ... Ayolahh,!" geram nya.
"Kalo gue tetep di sini , gue gak bakal tenang." ujarnya lalu keluar dari mobil.
Laki-laki itu melonggarkan dasin abu-bergaris biru nya lalu melepas dua kancing atas kemejanya.
.
Berlari ...! Adalah cara simpel untuk iqbaal . lagian jarak rumahnya dari sini hanya sekitar dua ratus meter. Tidak terlalu jauh lah.
Laki-laki itu berjalan pelan melewati trotoar , monerobos orang-orang yang berjalan didepannya,.
Semakin lama , semakin cepat jalannya, dan akhirnya iqbaal berlari. Berlari sekuat tenaganya agar cepat sampai dirumah,
Terjerembab di aspal, ia langsung terbangun dan berlari lagi sekuat sisa tenaganya. Mengabaikan rasa sakit di lutut dan sikunya, ....
Iqbaal baru berhenti saat berada didepan pintu rumahnya. Mengatur napasnya, laki-laki itu mengetuk pintu.
" (Namakamu)! Buka pintunya?!"
Teriak iqbaal.tapi tak ada sahutan.
.
" (Namakamu) ...! (Namakamu) ...!" lagi, ia berteriak heboh seperti memanggil kekasihnya, saat mereka tengah bertengkar.
Tetap tak ada sahutan dari dalam.
.
Iqbaal memutuskan tetap berdiri di depan rumah, berharap (Namakamu) segera keluar, dan firasat buruknya itu tidak benar. Ia duduk di atas ubin diberanda rumah, sesekali berteriak memanggil nama istrinya.
Mengusap kasar wajahnya , iqbaal bergeming ketika ponsel pintar disakunya bergetar.
Dengan semangat melemah, ia mengangkat panggilan dengaan ID call tanpa nama.
"Halo ...?"
.
'kamu pasti lagi nyariin (Namakamu) kan?' suara serak menyahut dari sebrang. Iqbaal jadi gelisah,
"Lo siapa? "
.
'gue? Itu sama sekali gak penting. Kalo lo nyari (Namakamu) .. Datang ke jembatan gantung. Sekarang ... Sebelum gue lempar cewek ini haha!'
Sambungan terputus, membuat iqbaal tanpa menunggu apa-apa lagi berlari ke luar pagar dan menyetop taksi.
" (Namakamu) ... Lo harus selamat ...! " racau iqbaal seraya menangkup wajahnya. Ia benar-benar cemas saat ini.
.
30 menit berlalu, dan iqbaal sampai di jembatan gantung. ..
.
Laki-laki itu menoleh ke kanan dan ke kiri ..
Mencari-cari keberadaan istrinya. Langkahnya terus berlalu kearah yang semakin ia tidak kenali.
.
" (Namakamu)...!" panggil iqbaal masih berjalan terus kedepan, melewati jembatan hingga ia berakhir didepan sebuah pohon.
.
Iqbaal terbelalak saat mengetahui siapa yang menculik (Namakamu).
"Zid-zidny ...?"
.
Gadis itu berdiri bergeming dengan tangan memegang pisau yang diarahkan ke leher (Namakamu).
"Yah ini aku, pak." jawab gadis itu tersenyum.
.
"Apa yang kamu lakukan , jauhkan pisau itu dari leher (Namakamu)!" bentak iqbaal geram, ia akan melangkah mendekat, tapi matanya kembali terbelalak saat pisau itu pun semakin menekan leher (Namakamu).
"Kenapa KAMU lakukan hal ini!!!"
.
Zidny tertawa, tertawa cukup lama sampai matanya berair. Lalu ia menatap kearah iqbaal tajam.
"Karna saya mencintai anda. Kalau saya tidak bisa mendapatkan anda. Siapa pun tidak akan bisa." ujar zidny pelan. Matanya melirik (Namakamu) ketakutan tidak mampu berontak karena tangan dan kakinya terikat.
"Kenapa lo lakuin ini ke gue! Stupid girls!" (Namakamu) menjerit, matanya memerah menahan tangis.
.
"Karna aku benci sama kamu!" teriak zidny marah, ia semakin menekan pisaunya hingga darah mengalir di sela-sela pisau itu .
"Mati kamu!!"
.
'Tak!!'
Pisau itu Tiba-tiba terkempar bersama pemegangnya, zidny. Gadis itu meringkik kesakitan karena ia tertangkup pohon besar lainnya.
.
Iqbaal membopong (Namakamu) yang melemas kehilangan banyak darah, lalu ia menatap zidny tajam.
"Mulai besok kamu tidak perlu bekerja di perusahaan saya. Kamu saya pecat. Dan untuk ungkapan cinta kamu itu, saya minta maaf ... Karna saya, hanya mencintai (Namakamu) valuentisa. Hanya dia." setelah itu iqbaal melangkah pergi meninggalkan zidny yang berteriak histeris.
Menangis merutuki sikap bodohnya, sekarang ...
Ia bahkan tidak bisa berdekatan lagi dengan pujaannya. Iqbaal kini membencinya.
****
Seorang wanita beralis tebal dan berhijab biru langit menatap sendu kearah wanita yang terlelap di ranjang dengan alat-alat penunjang kehidupan menempel ditubuh wanita itu.
.
Wanita berhijab itu tersenyum tipis, " Nissa ... Mau sampai kapan lo tidur? Sampai iqbaal bener-bener cinta mati ma cewek itu? "
Ia mendekat ke ranjang , dielusnya pipi pucat wanita bernama Nissa dengan sayang.
"Kalo lo gini terus, gue gak bisa berbuat apa-apa. Tadi ada laporan dari anak buah gue, kalo iqbaal ... Udah ngakuin cinta ke cewek itu." Wanita itu menghela napas pelan, lalu ia menoleh kesampingnya. Disana ada zidny yang terduduk dengan wajah sembab.
"Lo itu cuman gue suruh ngancurin pernikahan merka. Bukan malah ikutan baper!" ujarnya pada zidny tajam.
.
Zidny menunduk takut ...
"Maaf .. Maaf dant.."
•••
*bersambung