Cerita ini sudah pernah saya share di facebook!
•
•"Tapikan persenya bisa naik seiring jalannya waktu .." tambah teh Ody mencoba menghibur (namakamu).
.
"Semoga!" seru (namakamu) seraya tersenyum lebar.
Teh Ody pun membalas senyumam itu tipis,
" (namakamu).." panggilnya.
.
"Ya teh? " tanya (namakamu) seraya menoleh kearah teh Ody heran.
"Percaya gak kalo teteh bilang kamu masih virgin?" tanya teh Ody seraya mengankat alis.
"Hah? Virgin?" (namakamu) membeo heran, "bukanya semalem..." ia menggantung ucapannya dan berfikir. Lalu tiba-tiba ia membelalakkan mata dan menoleh kearah teh Ody curiga.
"Teteh ya yang ngerencanain semalem?" tebaknya yang dibalas anggukan dan tawa geli teh Ody..
"Iya, bunda sama ayah juga setuju. Malah yang ngangkat iqbaal itu ayah hahaha.." ujar teh Ody seraya mengingat semalam.
.
*flashback semalam*
Iqbaal terlihat memijat-mijat pelipisnya seraya melangkah ke sofa. Lalu ia duduk dan mengambil gelas berisi jus alpukat kesukannya dam meminumnya.
.
Tanpa curiga bahwa sebelumnya minuman itu telah ditaburi obat tidur.
Setelah meminumnya, laki-laki itu terlelap.
Dan dengan cepat ayah heri keluar dari bawah meja lalu mengangkat putra bungsunya itu ke kamar.
.
Menata seolah-olah iqbaal telah khilaf -uhm wait? Mereka udah sah sih sebenernya. '-'
Dan jadilah pagi itu ...
*flash back off*
"Hahahah... " teh Ody tertawa renyah saat melihat wajah murung (namakamu).
"Jahat banget. Emang tujuan kalian apa sih?"
Tanya (namakamu) heran.
.
"Biar kalian cepet punya anak " teh Ody beruap enteng.
***
"Kamu suka sama pak iqbaal? Dia punya istri lho." seru seorang pegawai wanita berambut pirang kecoklatan pada teman atau lebih tepat sekretaris iqbaal.
Zidny lathifa.
.
"Si (namakamu) itu?" tanya zidny sinis. Ia menyuapkan potongan steak ke mulutnya, mengunyah dan menikmatinya dengan (sok) anggun.
"Cewek bar-bar yang sok kecakepan. Mereka nikah kan karna dijodohin." ujarnya dengan nada terkesan merendahkan (namakamu). Wajah sinisnya berubah jadi dimanis-maniskan saat netranya bertemu denga netra iqbaal.
Laki-laki itu tengah mencari meja untuk makan siang bersama rekan bisnisnya.
.
"Eh pak iqbaal. Bangku disini masih kosong." serunya seraya berdiri.
Iqbaal meliriknya sekilas,"maaf, saya tidak sudi semeja dengan bawahan." jawab laki-laki itu dingin dan beranjak menjauhi meja zidny.
.
Wanita itu menggeram kesal, lalu kembali menjatuhkan bokongnya kekursi. Nafsu makannya langsung hilang saat ini.
.
"Tuh, kamu aja susah mendekat lho." olok steffi, teman semejanya itu.
.
"Aku gak peduli. Pokoknya apa yang aku ingin, harus jadi milik ku." ketus zidny seraya melirik iqbaal yang duduk dimeja sebrang.
"Dan aku mau pak iqbaal.." lanjutnya.
.
"Tapi pak iqbaal nya gak mau sama kamu haha! " olok Steffi, lagi. Membuat zidny menatapnya tajam. Siap memberi ultimatum kalau tidak ingat ini tempat umum.
***
"Kalo menurut gue sih ada yang ngerjain elo. " ucap Gio, Giorgio abraham pada iqbaal yang tengah menyesap teh nya.
.
"Masa?siapa?" tanya iqbaal dengan alis bertaut.
.
"Kakak lo kali. Kalo istri lo sih gue gak yakin. Gue kenal (namakamu), dia gak mungkin godain lo.." jawab Gio dengan wajah serius. Ia mengeser duduknya agar lebih nyaman.
.
"Dia parah" sahut iqbaal, datar dan tak beriak. Seolah hanya sebuah penyataan tak bermakna di setiap kata-kata nya.
.
Gio menautkan alisnya, bingun dengan kalimat iqbaal.
"Dia siapa? (namakamu)?" tebaknya yang diangguki iqbaal.
Gio mendelik lalu menoyor sahabatnya itu gemas, "ngarang lo, secablak-cablaknya (namakamu)gk mungkin ke begitu." belanya..
Iqbaal mendelik, "lo gak tau aja, gue kan suaminya." ujar iqbaal . terdengar posesiv ditelinga Gio membuat cowok berkemeja abu-abu itu mengernyit dan tertaawa.
"Eaa eaa.. Suaminya (namakamu) tapi belom pernah malam pertama hahaha" goda Gio . cowok yang menurut iqbaal "berisik" itu tertawa terpingkal-pingkat tatkala melihat iqbaal beranjak pergi dengan wajah kesal.
***
.Jarum jam yang melingkar di pergelangan (namakamu) telah menunjukan pukul sembilan malam, tapi gadis itu tetap bergeming diatas sofa panjang menatap pintu . Iqbaal belum pulang, dan itu membuat
(namakamu) khawatir.
"Belum pulang?" tanya teh Ody yang menghampirinya dengan membawa segelas coklat panas, lalu memberikannya pada (namakamu).
.
"Makasih teh. Belum." ucap dan jawab (namakamu) seraya meminum pelan cokelat buatan teh Ody.
.
"Dia gerogi mungkin..." ujar teh Ody menganguk-angguk. Ia menyenderkan tubuhnya disofa, lalu mendesah lelah.
Matanya melirik istri iqbaal itu heran,
"Kamu gak ngantuk (nam)?" tanyanya yang dibalas gelengan
(namakamu).
"Yaudah, teteh kekamar dulu ya,, ngantuk." pamitnya yang masih dibalas gemingan (namakamu).
.
Seusai teh Ody meninggalkan
(namakamu), suasana ruang tamu itu kembali hening. Gadis yang malam ini mencepot rambut panjangnya itu bergerak-gerak gelisah.
Ia bahkan mengabaikan kantuk yang tengah menyerbunya. Sudah tak terhitung berapa kali ia menguap tapi sama sekali tak ada niatan (namakamu) untuk beranjak tidur.
.
Sekali lagi netranya melirik jarum jam yang menunjukan pukul sepuluh lebih itu dengan gumaman sebal.
"Iqbaal kemana sih! Gue kangen gak liat dia sehari. Padahal kan harusnya dia cuti buat bulan madu, ini malah istrinya ditinggal kerja... Hoammmm. !" gerutu nya yang diakhiri dengan mulut menguap lebar.
Ia menyenderkan kepalanya dipinggiran sofa, menggu iqbaal sambil senderan , mungkin akan mengurangi rasa kantuknya..
.
.
.
Dan buktinya?? Saat iqbaal membuka pintu didapatinya gadis itu sudah terlelap. Membuat iqbaal menghela napas,
Didekatinya sang istri lalu ia menelusupkan tangannya di lipatan leher dan kaki (namakamu). Dengan sekali sentakan , iqbaal berhasil membopong tubuh (namakamu) dan membawanya kekamar.
Menidurkannya diatas kasur lalu menyelimutinya.
Iqbaal tersenyum tipis saat menatap wajah polos (namakamu) ketika terlelap..
"Entah gue ini udah cinta atau sekedar suka ke elo, tapi tiap ngelihat wajah lo yang lagi tidur, gue ngerasa nyaman aja. Nice dream (namakamu) valuentisa.." ujar iqbaal seraya mengecup pelan kening (namakamu).
Lalu iqbaal beranjak ke kamar mandi seraya melepaskan dasinya. Wajahnya terlihat lelah malam ini, tapi entah karna alasan apa, saat melihat (namakamu) , rasa lelahnya langsung mencair. Hanya menyisakan rasa hangat dan rindu? Tunggu... Rindu? Iqbaal tidak mungkin merindukan gadis cerewet itu kan?
.
"Gak mungkin!" elak iqbaal . ia menoleh sekali lagi kearah ranjang dan segera mendelik saat melihat (namakamu) terduduk seraya menatapnya,
"Lo udah pulang?" tanya (namakamu) heran..
"Udah" jawab iqbaal sedatar mungkin, menyembunyikan debaran jantungnya ketika netra mereka bertubrukan.
"Lo udah makan? Makan apa gue masakin?" tanya (namakamu) lagi, seraya beranjak turun dari ranjang, namun alisnya bertaut heran saat iqbaal membuang pandangan darinya.
"Gue gak laper." ujarnya seraya berjalan kearah walking closed. Membiarkan (namakamu) yang bergemin dengan pikirannya itu.