Calum's

95 4 0
                                    

Its Cal's pov

Aku melangkah keluar dari rumah Michael setelah latihan singkat bersama 5SOS (if thats a band). Bukan cuma singkat, tapi latihan hari ini emang bener-bener ngga fokus. Padahal Michael menjanjikan 5SOS akan tampil pada gig jumat malam minggu ini. Tapi satu lagupun nggak ada yang sempurna dari awal sampai akhir.

Ini karena Luke ngotot pengen jadi drummer dan Ash sangat menikmati dirinya menjadi lead vocalist. Actually Ash is a good singer tho. He has unique and loud voice. But Luke's drumming can't help.

Aku menaiki bus menuju rumahku ketika kulihat seseorang yang kukenal duduk di bangku nomor 2 dari belakang dan menatap jendela sambil mendengarkan musik di earphone nya. Akupun memilih duduk disamping perempuan itu.

"Hei Ale!" Sapaku.

Aleisha kaget kemudian buru buru melepas earphone nya. "Hei Cal! Dari mana?"

"Rumah Michael"

"Luke juga disana?"

"Nggak. He's in the hell"

"Wow wow wow whats going on here?"

"Lo sendiri mau kemana Al?"

"Ke cafe" aku manggut manggut. Nih anak pasti mau kencan. "Gue mau perform accoustic disana. Mau ikut?" Woa?!

"Seriously?" Aku baru menyadari sedari tadi ada tas gitar akustik didepan Aleisha. "Of course!"

Xx

Aleisha dengan luwes duduk di kursi tinggi yang sudah disediakan diatas panggung kecil di cafe ini. Sebelum mengangkat gitarnya, ia terlebih dahulu memastikan microphone-nya menyala dengan mengetuk microphone itu beberapa kali. Setelah semua persiapan siap, ia mengangkat gitarnya dan melirikku yang duduk beberapa meja dari panggung. Reflek akupun mengangkat kedua jempolku untuk menyemangatinya.

Aku tau Aleisha sangat berbakat dalam musik. Ia tak cuma bisa bernyanyi tapi juga bisa memainkan beberapa alat musik. Seperti sekarang, gitar dan Aleisha merupakan pemandangan yang sempurna.

Ia mengawali performnya hari ini dengan sebuah lagu pop milik salah satu penyanyi australia yang tak kuketahui judulnya, namun mendengar lagu itu dari bibir Aleisha mau nggak mau membuatku mengetuk-ngetukkan sepatuku kelantai.

Beberapa pengunjung cafe bertepuk tangan ketika Aleisha menyelesaikan lagu pertamanya. Di lagu kedua (yang aku juga nggak tau apa judulnya) seorang bapak bapak ikut naik keatas panggung dan ikut bernyanyi bersama Aleisha. Kurasa lagu itu memang lagu nostalgia karena si bapak bener bener keliatan lagi mengenang masa lalu sambil menyanyikannya.

Lagu keempat berakhir dan Aleisha diminta turun dari atas panggung karena pemilik cafe ingin menyampaikan sesuatu diatas panggung. Maka Aleisha setelah meletakkan gitarnya melangkah kearahku dengan senyum.

"Wow amazing aleisha" ucapku sambil bertepuk tangan ketika Aleisha duduk didepanku.

"Not that amazing" katanya sambil menunduk. Anak ini gampang banget ngeblush pipinya. Baru juga gue yang ngegombalin, gimana kalo Luke?

"Lo sering manggung disini?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Iya. Sebenernya ini cafe saudaraku" aku ber-ooh panjang kemudian menyedot milkshake ku banyak banyak "mau ikut nyanyi?"

Aku hampir saja tersedak "what? No no" tolakku. Aku bahkan nggak tau selera musik cafe ini seperti apa. Mau nyanyi apa aku di atas panggung?

"Cmon Cal. Just 1 song. Every song you want" pinta Aleisha. "We can make duet"

"Umm.. idk Al"

"Cmon! Selera musik lo pasti sama kaya Luke. Umm... Gimana kalo Cinderblock Garden-nya All Time Low?"

Try Hard - 5SOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang