Jujur dan Terlalu Jujur

12K 1K 972
                                    

ANGGA masih belum tahu bahwa dia diharapkan menjadi pemimpin Ibu-Ibu Berdaster kelak. Dia hanya tahu kalau hari ini dia harus sekolah. Dan seperti biasa, jam setengah tujuh pagi Putri sudah ada di depan rumah. Hanya untuk informasi: Putri bukan tukang ojek langganan. Dia sahabat Angga.

Putri sebenarnya termasuk kriteria sahabat sejati. Dia selalu ada untuk Angga, sama halnya seperti Angga yang selalu ada untuk kakaknya (kecuali ada hal yang lebih penting). Selain itu Putri juga suka bikin sarapan untuk Angga. Meskipun pada banyak kasus serupa, melalui makanannya, secara tidak sadar Putri berhasil menciptakan racun alami.

Sejujurnya Putri salah satu cewek paling cantik di sekolah. Dia juga ramah dan gampang tersenyum. Namun, alih-alih menjadi rebutan, di sekolah Putri adalah murid yang dihindari...

Kenapa Putri dihindari? Karena cita-citanya.

"Pagi," sapa Putri saat Angga membuka pintu.

"Kenapa sih cita-cita lo kepengen jadi janda?" sahut Angga.

"Kan kata orang nikah itu enak. Apalagi kalau dua kali... dan, kalau bisa sih jadi jandanya bukan karena cerai, tapi suaminya meninggal. Pokoknya aku harus jadi janda sebelum umur dua puluh satu tahun!" ujar Putri bersungguh-sungguh, seakan yang dia katakan adalah, "Aku mau mengabdi kepada negara. Aku cinta Indonesia!"

Angga menelan ludah. Karena cita-cita itulah selama ini Putri tidak dijadikan sahabat merangkap pacar. Selain itu, Angga belum siap mati muda.

Selain karena Putri yang selalu ada untuk Angga dan suka bawa makanan, yang membuat Putri masuk kriteria sahabat sejati adalah karena dia selalu mendukung Angga. Dia selalu mendukung apa-apa saja yang Angga lakukan. Bahkan ketika suatu hari Angga memutuskan cuma mau mandi satu kali seminggu, ataupun saat Angga mulai kecanduan dengan bau keteknya dan memutuskan enggak akan menggunakan deodoran sampai akhir zaman, dia tetap mendukung.

"Jadi gimana? Masih tetep teguh buat jadi orang paling jujur di dunia?" ujar Putri kepada Angga saat bersepeda menuju sekolah.

"Masih," balas Angga setengah tersenyum. "Ngomong-ngomong nasi goreng yang lo bawa tadi gak enak banget... tapi seenggaknya kadar racunnya udah berkurang jauh."

Putri tersenyum masam. Dia mulai ragu untuk mendukung Angga kali ini.

*****

Awal minggu bagi anak sekolah mirip seperti siksa kubur. Banyak penyebab kenapa kebanyakan dari mereka benci hari Senin. Misalnya mereka harus kembali bangun pagi. Belum lagi kalau di minggu sebelumnya dikasih PR sama guru. Dan biasanya, di antara banyaknya mata pelajaran yang ada, yang paling menakutkan adalah PR MTK.

Angga dan Putri baru sampai di kelas. Dan mereka heran melihat keributan yang ada di dalam kelas. Salah seorang siswa bahkan meneriaki halaman buku tulisnya yang kosong.

"Ngeributin apaan sih?" tanya Angga. Dia menoleh kepada Putri.

"Mungkin ini yang namanya kesurupan masal..." kata Putri bimbang.

"Kayaknya bukan kesurupan deh."

"Mungkin mereka gak mendapat gizi yang tepat ketika sarapan," Putri dengan menggebu-gebu membuka tasnya, "dan untungnya gue bawa bekal untuk dibagi-bagi... tapi kok gak ada?"

"Bagus deh. Banyak nyawa gak boleh melayang sepagi ini."

"Bekalnya gue bawa kok. Nih..."

Putri mengeluarkan bertumpuk-tumpuk kotak makan siang dari dalam tas. Bau menyengat seketika memenuhi kelas. Putri secara tidak sadar menyiapkan perbekalan yang cukup untuk membius lima kelas.

ORANG BODOH (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang