IV. Secrets and Plans

2.5K 94 3
                                    

Who's in the multimedia above: Chiara Ferragni as Stefanie McMahon

***

"HAHAHAHAHA!" Adrian melongo untuk beberapa saat. Rehana yang ia kira adalah wanita anggun, kaku, dingin, dan tegas itu ternyata punya selera humor yang seperti barusan. Padahal Adrian hanya menceritakan tentang kedua orang tuanya yang berniat menjodohkan dirinya dengan putri sulung Noah dan Natalie Lachlan hingga bulan depan akan ada acara pertunangan. Padahal, Adrian sendiri tidak berniat melamar Olivia.

"Oh, maaf. Kau tahu, aku hanya tertawa seperti ini ketika aku merasa nyaman dengan lawan bicaraku," ucap Rehana setengah berbisik.

Adrian menaikkan salah satu alisnya. "Maksudmu?"

"Yah, kau menyenangkan walaupun ekspresi yang kau tunjukkan itu minim sekali, tapi jujur saja aku suka berteman dengan orang seperti kau," jelas Rehana sambil mengaduk-aduk secangkir teh Da Hong Pao, satu dari lima teh termahal di dunia yang selalu Adrian sediakan untuk tamu-tamu penting, klien besar, sahabat-sahabat, ataupun keluarga dan kerabat ketika berkunjung atau membicarakan hal ringan maupun berat.

"Baguslah kalau begitu."

Setelah menyeruput sedikit tehnya lalu meletakkannya kembali di atas meja, Rehana tersenyum ramah. "Kau sendiri pasti bukan tipe pria yang menceritakan kehidupan pribadimu kepada banyak orang, bukan?"

Tepat sekali. Dan Adrian baru menyadari hal itu.

"Ya, kau benar."

Rehana tersenyum miring. Tidak seperti Olivia yang terlihat lucu dan menggemaskan, namun senyum miring Rehana lebih memiliki aura mengintimidasi dan menggambarkan kemenangan atas suatu hal. Wanita ini benar-benar mengagumkan.

"Kita bisa berteman," tawar Rehana membuat Adrian yang sedang menikmati tehnya kini melirik ke arah wanita ber-darah campuran Indonesia-Jerman itu dengan curiga.

"Kau tidak perlu curiga seperti itu, Adrian Ashford. Kau pikir aku orang yang licik dan akan memanfaatkanmu dengan bersembunyi di balik embel-embel 'teman'?" Rehana mendengus kesal.

"Entahlah," balas Adrian seadanya.

Tak lama kemudian Rafael dan Ryan datang bersamaan, masuk tanpa mengetuk pintu. Adrian tahu betul itu pasti perbuatan Rafael, pria itu memang punya tampang dingin dan sifat kejam, tetapi suka bertingkah seenaknya saja dan terkadang bersikap konyol di depan sahabat-sahabatnya. Sementara Ryan, dia yang paling punya sifat dewasa di antara mereka bertiga. Setia, bertanggung jawab, dan tidak pernah mau pusing-pusing memikirkan asmara saking gilanya ia terhadap proyek-proyek perusahaan yang ia geluti.

"Wow, apa anggota kita bertambah satu?" Tanya Rafael, tatapan dan nada bicaranya seolah meminta penjelasan pada Adrian terhadap apa yang dilihatnya sore ini.

"Ia adalah CEO Maxine Group, Ms. Rehana Andersen Smith."

Rehana langsung berdiri, pertama-tama mengulurkan tangannya kepada Rafael yang kemudian menjabat tangan Rehana sambil melemparkan senyum dingin khasnya yang bisa membuat wanita manapun bertekuk lutut di hadapannya. "Rafael Richardson. Senang bertemu dengan Anda, Ms. Smith."

"Ryan Axton. Senang berkenalan dengan Anda," ucap Ryan dengan ekspresi sopannya, ia adalah tipe pria yang sangat menghargai wanita.

TBS #1: Mr. PerfectionistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang