V. This Is My Heartbeat Song

2.3K 99 4
                                    

Multimedia: Miranda Kerr as Keira Mitchell.

***

Saat Stefanie turun dari Porsche 911 miliknya dan memberikan kunci mobil tersebut pada seorang parking valet, langsung saja semua mata tertuju pada Stefanie. Ah, memang rata-rata pengunjung Plaza Indonesia berasal dari kalangan atas, namun entah mengapa setiap kali melihat seorang Stefanie McMahon, pandangan mereka seolah tidak mampu beralih dari dirinya. Sedikit dari diri Stefanie merasa senang menjadi pusat perhatian seperti itu.

Stefanie menjinjing sebuah tas keluaran tahun 2015 yang sampai saat ini masih menjadi favoritnya, tas tersebut dibuat dari crocodile skin yang dilengkapi dengan engraved padlock dan name-tag khas Louis Vuitton yang menurut berbagai media merupakan tas termahal yang pernah dikeluarkan Louis Vuitton selama ini. Stefanie tentu tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkannya. Jangan tanyakan bagaimana reaksi semua orang yang berpapasan dengannya saat ini, ada yang malu-malu melirik ke arah tasnya, bahkan sampai ada yang terang-terangan hingga melotot. Stefanie hanya tersenyum tipis.

Dan hari ini, Stefanie harus belanja sendirian karena Olivia harus fitting gaun untuk pertunangannya dengan Adrian. Ah, mengingatnya membuat Stefanie menghembuskan nafas lega. Ia berhasil membujuk sahabatnya itu untuk tidak bertindak sembrono dengan mengacaukan pertunangannya ataupun membatalkan acara tersebut karena undangan sudah disebar kepada para petinggi perusahaan yang bermitra dengan Ashford Corp. dan Lachlan Company.

Sayangnya, gara-gara itu Stefanie harus belanja sendirian dan jujur saja ia tidak menyukai hal ini. Tidak ada teman ngobrol, tidak ada yang mau mendengarkan kecerewetannya ketika berbelanja, tidak ada yang bisa memberinya pendapat sejujur Olivia.

"Ugh."

Stefanie melangkah menuju outlet Alexander McQueen, berharap ada yang menarik perhatiannya hari ini karena desain-desain sepatu yang mereka buat sangat unik menurut Stefanie.

Seorang pramuniaga menyapanya dan hanya ia balas dengan senyum tipis lalu melihat-lihat etalase new arrival.

"Hei," sapa seseorang dengan suara berat yang membuat wanita berambut blonde itu terkejut bukan main. Pasalnya, ia hafal betul suara seksi tapi menyebalkan itu.

"Kau tidak berniat membalas sapaanku?" Tanyanya. Suara itu semakin dekat saja di telinga Stefanie, membuatnya bergidik ngeri namun tetap tidak berniat untuk menoleh ataupun membalas sapaan itu. Sementara pramuniaga yang menyaksikan keduanya berpikir bahwa mereka adalah sepasang kekasih romantis yang sedang ada sedikit masalah.

"Sayangggg," bisik Rafael panjang di telinga Stefanie. Mendengarnya membuat wanita itu panas sendiri, mau tak mau ia menoleh ke arah Rafael hanya untuk memberinya tatapan marah.

"Wajahmu semakin cantik saja ketika sedang marah," goda Rafael dengan senyum nakal yang biasa ia gunakan saat sedang merayu wanita. Stefanie tidak sebodoh itu, hanya dengan melihat gelagat Rafael saja ia bisa tahu kalau pria itu adalah tipe-tipe playboy bahkan mungkin sering memainkan wanita untuk one night stand.

"Stay away, jangan mendekat!" Seru Stefanie dengan suara pelan namun penuh penekanan.

Rafael tidak akan menyerah begitu saja. Stefanie adalah seseorang yang menurutnya menarik, entahlah, ketika ia sedang bersama wanita lain ia bisa berubah begitu dingin dan kejam kadang-kadang. Berbeda ketika ia sedang bersama Stefanie, seakan-akan ia adalah air yang memadamkan kobaran api dalam diri Rafael, bagaikan mentari musim semi yang mencairkan salju di dalam hatinya.

TBS #1: Mr. PerfectionistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang