Pilihanku

594 23 2
                                    

Derttt dertttt baru beberapa meter kaki ku melangkah di kamar, tiba-tiba bunyi sms terdengar dari hpku yang mengharuskan aku untuk segera membacanya dan terlihat nomor tidak di kenal di hpku.

"assalamualaikum, maaf jika saya menggangu hanya ingin meminta maaf atas kejadian tadi dan ini nomor hp saya, di save ya :)
oh ya nama kamu Rania Arva Az-zahra bukan? Saya tau dari teman saya Rian, maaf tadi saya lupa bertanya nama kamu dan salam kenal ya :)"  *Muhammad Fatih Kausar*

Sms itu berhasil membuat senyumku berkembang. Hari-hari berlalu dan aku pun semakin akrab dengan kak Fatih. Dia begitu baik padaku, memberikan nasihat-nasihat yang begitu bijak untuk memecahkan setiap masalah yang ku alami, membantu ku belajar dan memperdalam alquran juga hal-hal agama lainnya.

Flashback

"Subhanallah, betapa indahnya Kalam Allah itu terdengar. Siapa pemilik suara indah itu Sal ?" ucapku sembari menikmati alunan ayat-ayat suciNya.

"Kamu benar Ra, sungguh indah didengar. Dia memang pandai mengaji ditambah dengan suara merdu yang dimiliki. Sungguh laki-laki yang shaleh Ra" jawab Salma sambil memujinya.

"Kamu kenal dia Sal ?" jawabku singkat.

"Haha, semua siswa juga kenal siapa dia Ra, Muhammad Fatih Kausar. Laki-laki cerdas dan shaleh, tapi sebentar lagi mau lulus Ra. Kenapa ? Kamu kagum sama dia ?" celoteh Salma yang tak lepas atas pujian yang selalu ia berikan.

Flashback off

Begitu indah syair yang ku dengar, lantunan ayat-ayat suci alquran yang di bacanya begitu merasuk hati, membuatku terlena dengan suara merdu laki-laki tampan dan shaleh itu.
Ya dialah "Muhammad Fatih Kausar" laki-laki pertama kali yang berhasil menggetarkan hatiku dengan lantunan ayat-ayat suci yang dibacanya.

"Astagfirullah maafkan Rara Ya Allah, memikirkan seseorang yang jelas-jelas bukan siapa-siapanya Rara" gumamku

***

Suasana pagi yang sejuk, aku terbangun dari tidurku semalam. Diluar terlihat hujan rintik-rintik, namun tak menghalangiku untuk pergi kesekolah.

"Selamat pagi abi umi" sapaku dengan ceria kepada abi dan umi dimeja makan.

"Selamat pagi juga sayang, lagi seneng ya?" Tutur umi sambil mengusap lembut kepalaku.

"Enggak kok umi, lagi pengen senyum aja. Kan ibadah" ucapku spontan.

"Lagi jatuh cinta ya Ra ?" tanya abi yang berhasil membuat mataku membulat.

"Apa sih abi, enggak kok" jawabku dengan wajah memerah.

Bunda tersenyum, "mau bohong, tapi gerak-geriknya ketahuan banget ya bi ?" jeda umi sejenak, "siapa dia Ra ?" Lanjutnya.

Aku menutup muka dengan kedua telapak tangan untuk menyembunyikan perubahan wajahku yang semakin memerah, "siapa apanya, sih umi ?"

"Boleh saja suka sama seseorang asal nggak sampai pacaran. Kamu nggak kepikiran sampai kesana kan Ra ?" ucap abi yang memang dari dulu melarang ku untuk pacaran.

"Abi, umi. Rara tahu batasannya, dan Rara tahu kalau pacaran dilarang dalam agama. Ya sudah Rara berangkat sekolah dulu ya Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab abi dan umi.

"Cintailah kekasihmu sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang kamu benci. Dan bencilah sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang kamu cinta" (HR. Al-Tirmidzi)

***

Hari ini, suasana sekolah cukup sepi karena kelas XII diliburkan agar dapat menyiapkan diri untuk menghadapi Ujian Nasional. Aku berjalan melewati gerbang, terdengar teriakan seseorang yang memanggil namaku.

"Rara" aku menoleh, ada Salma yang setengah berlari kearahku

"Assalamualaikum Sal" ucapku.

"Maaf Ra lupa, tadi buru-buru" jelas salma yang sudah bisa ku tebak.

"Jawab gitu aja terus Sal" balasku singkat untuk Salma.

"Hehe maaf Ra, ohh iya sebentar lagi mau libur kan Ra ?" Tanya Salma yang entah aku tak mengerti maksudnya.

"Iya Sal, terus kenapa ?"

"Temenin aku beli buku ya Ra ?" pinta Salma dengan nada khasnya.

"Siap Salma sayang" jawabku, sambil meletakkan tas di kursiku.

***

Fatih POV

Hari demi hari begitu cepat berlalu. Entah apa yang sudah terjadi denganku. Semenjak aku mengenal Rara, gadis lucu dan sholehah yang berhasil mengisi sebagian ruang dihatiku. Yang membuatku merasa lebih mudah dalam menghadapi masalah yang datang disetiap hariku.

"Astagfirullah, Ya Allah jagalah hati ini agar senantiasa berharap hanya kepadaMu" gumamku.

Sudah beberapa hari ini aku tidak pernah bertemu dengan Rara karena kelas XI sendiri diliburkan selama ujian berlangsung. Aku ingin tahu sekali bagaimana kabar dia sekarang.

"Assalamualaikum" pesan singkat ku untuk Rara.

Rara :
"Wa'alaikumsalam, ada apa kak"

"Tidak ada apa-apa Ra, boleh kak Fatih jujur dengan Rara ?"

Rara :
"Boleh saja kak, bicaralah"

"Maaf, kak Fatih menyukaimu Ra" tarian jamariku dengan spontan membalas pesan Rara.

Rara :
"Kak Fatih, terima kasih kakak sudah menyukaiku, tp maaf Rara nggak bisa kak. Dalam agama kita, hal seperti itu bukankah dilarang ?. Semoga Allah mengampunimu dan mengampuniku juga. Kejarlah cintaNya dulu kak, baru kejarlah cinta hambaNya"

"Ya Allah.." ucapku sambil mengusap wajah berulang kali. Kepalaku terasa pening memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Entah syaitan apa yang berhasil merasuki ku hingga aku berbuat seperti ini. "Astagfirullah, maafkan hambamu ini Ya Allah"

Aku tak menyangka bisa berbuat bodoh seperti ini. Mungkin dipikirannya aku sudah sangatlah buruk. Segera aku mengambil air wudhu dan menceritakan semua kepada sang pemilik cinta sesungguhnya.

"Allah adalah sebaik-baiknya cinta, bagaimana kita mampu mencintai hambaNya jika kita tidak mampu mencintai penciptanya"

***

Rara POV

Semua masih terngiang di difikiranku. Apakah aku bahagia karena rasaku terbalas, ataukah sebaliknya. Aku berharap semua yang dikatakan kak Fatih hanyalah sebuah canda belaka dan ia tidak benar-benar menyukaiku.

"Ya Allah, Rara sudah berbuat salah pada hati seseorang. Entah apa yang terjadi, rasa itu, rasa yang belum halal, rasa yang seharusnya tidak pernah ada antara Rara dan kak Fatih. Ya Allah semoga hamba bisa selalu menomor satukan Engkau" gumamku yang masih mengingat kejadian itu.

"Ya Allah,
Jika aku boleh jujur,
Ada sekeping rasa yang tidak halal ini untuknya
Tapi,
Seandainya Engkau tahu
Sungguh hati ini belum bersedia berharap yang lain selain diriMu,
Ya Allah,
Peliharalah aku agar tidak menyakiti hambaMu yang lain,
Dan dari hatiku yang disakiti oleh hambaMu yang lain"
Sebaris doa disepertiga malamku.

"Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik" (Qs. An Nur:26)

Takdir IlahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang