Langit
Sesuatu yang terlalu tinggi
Sesuatu yang cuma bisa dilihat,
Dinikmati keindahannya
Tapi,
Sampai kapanpun nggak bakal bisa diraihHari yang begitu indah, jika tidak ada kata macet di Jakarta. Tapi bukan Jakarta namanya, jika kemacetan tak menghiasi setiap harinya. Hari ini Fatih berniat untuk berkunjung kerumah Rian. Persahabatan mereka memang sudah cukup lama terjalin. Persahabatan yang begitu terlihat keharmonisannya, apalagi kedua orangtua mereka sudah menganggap satu sama lain seperti anak sendiri.
"Assalamualaikum, Yan lo dirumah kan ?" ucap Fatih dibalik telfonnya.
"Wa'alaikumsalam, ngomongnya bisa lebih santai sedikit kan Tih ?" jawab Rian.
"Maaf deh Yan, lo dirumah kan ?, gue mau kesana sekarang. Assalamualaikum" ucap Fatih yang langsung mematikan telfonnya sepihak.
"Wa'alaikumsalam, dari dulu nggak pernah berubah ya Tih, sifat lo yang kaya gini" gumam Rian.
***
"Assalamualaikum" ucap Fatih sambil mengetuk pintu."Wa'alaikumsalam" jawab umi Rian sambil membukakan pintu.
"Selamat siang umi" sahut Fatih sambil mencium tangan umi.
"Selamat siang, ehh ada Fatih. Ayok masuk nak" jeda umi Rian, "kemana saja kamu Tih, sudah lama nggak pernah kesini ?" tanya umi.
"Hehe maaf umi, kemarin Fatih lagi fokus sama ujian. Ohh iya umi, Rian nya ada ?" Tanya Fatih yang celingukan mencari keberadaan Rian.
"Rian nya ada dikamar" jawab umi dengan jeda sejenak, "langsung saja kekamarnya Tih"
"Ya sudah, Fatih nyusul Rian ya umi" pamit Fatih sambil melangkahkan kaki menuju kamar Rian.
Karakter dan sikap Fatih yang seenaknya, tak heran jika membuat banyak orang tidak mengetahui bahwa ia terlahir dari keluarga berlatar belakang islam cukup tinggi, apalagi abinya yang memiliki Islamic Boarding School di wilayah Depok.
"Yan, ini gue Fatih" teriak Fatih dibalik pintu kamar Rian.
"Masuk saja Tih, nggak dikunci" sahut Rian yang langsung diikuti suara pintu terbuka.
"Kenapa nggak bilang dari tadi sih Yan kalau pintu nggak dikunci, kan gue bisa langsung masuk" celoteh Fatih yang langsung duduk disebelah Rian.
"Nggak berubah ya Tih, sifat lo yang kaya gini" jawab Rian spontan.
Sesaat suasana hening terjadi, namun berhasil dipecahkan oleh Fatih.
"Yan, gue salah ya kalau nembak cewek" ucap Fatih yang berhasil membuat Rian begitu kaget.
"Maksud lo Tih ?" jawab Rian dengan cepat.
"Kemarin gue nembak cewek Yan, dan gue ditolak. Seharusnya gue bisa berpikir sehat dan nggak ngelakuin hal sebodoh ini. Apalagi dia perempuan yang begitu baik dan sholehah" jelas Fatih dengan menceritakan semua yang ia alami.
"Siapa perempuan itu Tih ?, bukankah selama ini lo nggak pernah jatuh cinta ?" tanya Rian yang masih bertanya-tanya tentang siapa sosok perempuan yang berhasil membuat sahabatnya merasakan first love.
"Lo benar Yan, dia perempuan yang berhasil mengisi sebagian ruang dia hati gue. Ya dialah Rania Arva Az-zahra, perempuan pertama yang bikin gue jatuh cinta akan akhlak dan kepribadiannya" jawab Fatih.
Dan Rian hanya terdiam melamun. Entah bagaimana perasaannya yang kini semakin bercampur aduk. Ia hanya bisa terdiam dan tidak bisa membalas apa-apa. Seakan bibir terasa bungkam untuk mengeluarkan seuntai kata dihatinya.
"Yan, lo kenapa ?" ucap Fatih dan Rian masih diam melamun.
"Yannn" teriak Fatih cukup keras dan membuat Rian tersentak.
"Yan, apa gue salah ngungkapin perasaan gue sejujur-jujurnya ke dia ?" ucap Fatih yang masih dikelilingi rasa penyesalan.
"Mmm lo salah Tih, seharusnya lo bisa ngendali in hawa nafsu lo. Dan lo harus ingat kalau dalam agama kita, pacaran itu dilarang. Seperti dalam Surah Al-Isra' ayat 32 yang artinya "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk", lo masih ingat kan ?. Kalau lo emang sayang sama Rara, seharusnya lo berdoa kepada Allah agar menyatukan kalian berdua dalam ikatan suci nantinya, bukan dengan hawa nafsu yang dikuasai oleh syaitan" jelas Rian.
"Lo benar Yan, makasih lo udah mau nasihatin gue, yang kadang menyepelekan semua nasihat lo"
"Sudahlah, gue hafal sifat lo Tih" jawab Rian.
"Ahhh lo bisa aja yan, ohh iya gue langsung pamit pulang aja deh ya, tadi udah janji mau nganter umi gue ke pengajian, dan titip salam buat umi lo ya. Assalamualaikum" pamit Fatih yang langsung keluar dari kamar Rian.
"Iya, wa'alaikumsalam" jawab Rian.
***
Rian POV
Entah apa maksud dari perasaan ini, rasa yang begitu sesak setelah mendengar nama perempuan itu keluar dari bibir Fatih.
Flashback
"Yan, gue salah ya kalau nembak cewek" ucap Fatih yang berhasil membuat Rian begitu kaget.
"Maksud lo Tih ?" jawab Rian dengan cepat.
"Kemarin gue nembak cewek Yan, dan gue ditolak. Seharusnya gue bisa berpikir sehat dan nggak ngelakuin hal sebodoh ini. Apalagi dia perempuan yang begitu baik dan sholehah" jelas Fatih dengan menceritakan semua yang ia alami.
"Siapa perempuan itu Tih ?, bukankah selama ini lo nggak pernah jatuh cinta ?" tanya Fatih yang masih bertanya-tanya tentang sosok perempuan yang berhasil membuat sahabatnya merasakan first love.
"Lo benar Yan, dia perempuan yang berhasil mengisi sebagian ruang dia hati gue. Ya dialah Rania Arva Az-zahra, perempuan pertama yang bikin gue jatuh cinta akan akhlak dan kepribadiannya" jawab Fatih.
Flashback off
Semua masih berputar di memoriku. Perasaan yang begitu campur aduk, perasaan yang begitu susah diterka. Aku tak tahu harus kubawa kemana perasaan ini. Rasa yang sama-sama dimiliki sahabat ku sendiri.
Rasa yang berhasil menyayat hati.Ya Allah jika dia benar untukku,
Dekatkanlah hatinya dengan hatiku
Tapi,
Jika dia bukan milikku,
Damaikanlah hatiku dengan ketentuanMuYa Allah,
Aku hanya ingin menemukan cinta diatas cinta
Cinta kepada yang punya cinta,
Cinta yang begitu sempurna
Cinta kepadaMu Ya Rabb-ku"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha pengampun." (Q.S. Al-Mulk:2)
______________________________________________________________________
Rara dan Rian sama-sama memiliki cinta dalam diam yaa
tapi sayang, cinta itu bukan untuk satu sama lain^^
Nantikan kelanjutan ceritanya:)Dan jangan lupa tinggalin jejak ya ukhti 👇
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Ilahi
روحانياتAku harap kaulah yang tertulis di Lauhul Mahfudz untukku ~ Rania Arva Az-zahra Jarak ini bukan untuk menghukummu, tetapi ia untuk menjaga aku dan dirimu ~ Muhammad Fatih Kausar Jika dia benar untukku, dekatkanlah hatinya dengan hatiku ~ Rian Alfauz...