Part 7

631 31 10
                                    


Kedua mata Fatih terus memperhatikan seluruh sudut perjalanan di kota Jakarta ini, seakan ia tak ingin melewatkan satu pun kondisi pemandangan di kota itu, karena tak terasa sebentar lagi ia akan meninggalkan semuanya disini. Terasa begitu sulit memang, tapi ini harus baginya.

Kembali ia mengecek ponsel yang bergetar kembali semenjak tadi, dengan malas ia mengambilnya dan tertera nama Rian yang terus menelfonnya dari tadi dan tertera beberapa sms, lalu Fatih membuka salah pesannya.

Rian :
Fath, lo ada masalah apa ?, lo bisa cerita ke gue Fath kita ini sahabatan, please jangan ngilang kayak gini Fath".

Sudah lebih dari 5 hari mereka tidak saling berkomunikasi.

Fatih segera menutup kembali hp nya dan memasukkannya kedalam tas "maafin gue Yan,," batinnya.

13.25

Aku melirik jam tanganku kembali.
25 menit lagi pesawatku akan berangkat, aku harus tetap berusaha untuk tenang. Segera ku cari tasbih ku di dalam tas dan tak sengaja fikiran ku kembali teringat tentang Rara "semoga kamu bahagia Ra," batinku.

"Penumpang pesawat Garuda Indonesia No GA816 keberangkatan Jakarta - Kairo dimohon segera masuk ke dalam.pesawat"

"Airplane passengers Garuda Indonesia GA816 departure Jakarta - Kairo requested immediately enter into airplane"

"Ayoo sayang," ucap umi sambil menggandeng ku.

"Fatih,, jaga diri baik-baik ya sayang, jika sudah sampai segera hubungin umi sama abi, kamu jangan telat makan ya, jangan lupa sholat Fath, jaga kesehatan,, nanti kalau ada masalah minta bantuan sama om Dirga ya sayangg,," ucap umi menasehati ku panjang lebar dengan air mata yang terus berderai dan membasahi jilbab panjangnya.

"Iya umi, InsyaAllah Fatih selalu mengingat nasehat umi, umi jaga diri baik-baik juga ya sama abi disini, Fatih janji nanti jika Fatih pulang, Fatih akan membawa kebanggaan yang diharapkan umi dan abi," ucapku sambil memeluk umi dengan erat yang tampak semakin sesenggukan didalam pelukanku "Fatih janji umi.. Fatih sayang umi," lirihku.

"Jaga diri baik-baik ya nak, dan kamu akan selalu menjadi kabanggaan kita," ucap abi sambil memelukku dan menepuk bahuku.

"Iya umi, abi,, Fatih pamit dulu ya Assalamualaikum" ucapku pamit sambil mencium tangan mereka.

Aku berjalan tertatih menuju pesawat, tiba-tiba terdengar seseorang memanggil namaku dengan keras,, ya aku mengenalinya.

"Fatiiiihhhhh tungguu,,"

Aku menoleh kebelakang dan melihat, ya benar dia Rian. Bagaimana dia bisa tahu kalau aku akan pergi, aku terus berjalan tanpa menghiraukan dia, hingga dia menerobos masuk ke dalam ruang tunggu dan mencekalku.

"Fath, lo kenapa sih? Lo mau kemana?" ucapnya membentak ku dengan raut wajahnya yang terlihat lelah.

"Gue mau kuliah di luar negeri, gue pergi dulu," ucapku sambil melepaskan cekalannya dan langsung berlalu pergi.

"Kak Fatihh,,"

Langkah ku tiba-tiba terhenti ketika suara lembut itu terdengar di telingaku, ya aku mengenalinya.

"Kak Fatih mau kemanaa?"

Aku menoleh kebelakang dan melihat sosok yang tidak asing bagiku, dia lah Rara yang kini tengah terpaku tak bergeming dengan tatapan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Rara, kenapa kamu bisa disini?" tanya ku lirih dengan tatapan tak terduga.

"Kak jawab Rara" ucapnya dengan suara cukup keras dan disertai air mata yang terus berderai di pipinya.

Ya Allah, sungguh hamba tidak ingin melihatnya seperti itu, apakah ini keputusan yang salah hingga harus menyakiti hambaMu yang lain,, batinku.

"Mmm kak Fatih pergi dulu ya Ra, jaga diri baik-baik Assalamualaikum " ucapku yang langsung berbalik untuk berlalu dengan meninggalkan senyum simpul untuknya.

"Fath,," suara Rian yang berhasil menghentikan langkahku kembali.

"Lo mau ninggalin sahabat lo dan cinta pertama lo disini Fath!!" teriak Rian yang membuatku tertohok. Aku segera menoleh kebelakang dan melihat Rian yang sedang ditajan oleh penjaga agar keluar tapi dia masih diam ditempat dan memberontak. Aku pun segera menghampirinya.

"Maafin gue Yan, tp gue harus pergi,  sukses buat kuliah lo disini dan--

"Jaga Rara buat gue ya Yan, lo juga jangan lama-lama sendirinya" ucapku sambil tersenyum pada Rara yang masih diam membisu.

Gue tahu semua kenyataan itu Yan, dan gue rasa lo lebih pantas buat Rara daripada gue,, batinku

"Oke Fath gue pasti jaga dia buat lo, dan kalau masalah itu sih lo tenang aja"

"Kalau gitu gue pergi dulu ya Assalamualaikum" ucapku pada Rian sambil berlalu pergi.

"Kak Fatih serius mau ninggalin Rara disini?" lirih Rara yang berusaha tak ku hiraukan dan tetap ku lanjutkan langkahku.

Maafin kak Fatih Ra, sungguh jarak ini bukan untuk menghukummu, tetapi ia untuk menjaga aku dan dirimu,, gumamku dalam hati.

Flashback

Author POV

2 kali ternyata aku salah start
Haha bahkan dalam setiap doa ku ada namamu
Bukannya aku tidak menyesal sakit hati
Tapi karena sakit hati itulah aku lebih dekat denganNya
Namun aku menyesal
Telah ku lanjutkan untuk memupuk perasaan ini
Hingga aku sadar kau lah hama antara cintaku dan cintaNya
Hingga Ia cemburu dan menjauhkan mu dariku
Dan kini aku sadar
Aku salah untuk mengejarmu
Rania Arva Az-zahra

Sebuah tulisan rapi pada secarik kertas di meja belajar Rian. Fatih memincingkan matanya dan tersentak kaget membaca tulisan Rian yang tak disangka adalah untuk Rara.

"Ya Allah," laki-laki itu merebahkan dirinya diatas kasur kamar Rian, wajahnya terlihat panas entah apa yang sekarang dirasakannya.

Flashback off

Fatih POV

Aku tersenyum mengingat itu kembali, mungkin memang Rian lah yang lebih pantas untuknya.

"Selamat tinggal Jakarta, selamat tinggal kenangan dan selamat tinggal semuanya,, Rara aku harap kelak kita akan bertemu dengan membawa kebahagiaan sendiri-sendiri entah sendiri-sendiri atau hanya dirimu," ucapku sambil menatap Jakarta dari atas pesawat.

***


Ketika aku berkata dan berfikir untuk merelakan
Kadang aku tak tahu harus bagaimana-_
Aku bukan meninggalkan mu aku hanya menjauh agar kamu mendapatkan orang yang lebih baik
Aku memang tidak tahu cara untuk mencintai dan,, menyayangi mu, namun aku selalu mendoakan mu
Dan mungkin aku juga tidak sesempurna mencintai mu seperti cinta Ali pada Fatimah, namun saat ini seakan kenyataan yang menjelaskan
Dan,,
Aku sudah kalah dengan yang mencintai mu dalam diam
Tapi mengapa ?
Disini masih ada harapan,,
Seakan aku ingin semuanya berbalik
Apa aku egois ?
Aku akan belajar meski sulit,
Aku akan mengerti meski aku tak memahami,
Dan aku selalu yakin, takdir Allah tidak pernah mengecewakan,,
Aku akan berusaha melupakan mu, walau dengan waktu yang cukup lama,,
Terima kasih sudah mengajarkanku banyak hal,,-
Muhammad Fatih Kausar

"Dan kembalilah kamu kepada Tuhan mu, dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)" (Qs. Az Zumar 39:54)

________________________________________________________________________

Jangan lupa tinggalin jejak ya👇

Terimakasih👌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir IlahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang