Sepeda Landai

22 0 0
                                    

Jam 09:00 pagi, aku dan teman2ku sudah berada di Lapangan tenis perusahaan,tempat orang tua kami bermain tenis saat malam. Diantara kami ada yg main kejar-kejaran,dan sebagian besar bermain sepeda di lapangan. Saat itu usia kami rata2 berumur 6-8 tahun, dan saat itu aku masih berumur 7  tahun. Sebenarnya aku ingin sekali bisa bermain sepeda,tetapi mengingat badan dan kakiku yang sangat pendek ini,tentu saja aku akan kesulitan saat mendayungnya. Jadi aku pilih untuk duduk di pinggir lapangan melihat yg lain asik bermain. Sampai jam 11, kami semua memilih pulang karna sudah mulai panas dan lelah. Saat aku berjalan lelah menuju rumah, terdengar suara anak laki2 memanggil namaku. Si Alan.
Alan : "Heei Salma!!" teriaknya.

(Aku menoleh ke arahnya) "Ada apa?"

(Bukannya menjawab,dia malah balik bertanya) "Kamu tidak bisa naik sepeda ya?" Tanya-nya ketus.

Aku : "Hmm.... Kalau iya,kenapa?"

Alan : "Besok pagi jam 08:00 ke Lapangan tenis, biar ku ajari" jawabnya sambil berpaling pergi,membiarkanku yang tengah kebingungan dibuatnya.

Alandra. Anak yg berumur 1 tahun lebih tua dariku itu terkadang sangat menyebalkan, karna omongan nya yang slalu terkesan cuek dan ketus.
Walau aku tau,kalau sebenarnya dia anak yg baik dan perhatian.
Dan dri sinilah tali persahabatan kami terjalin.

Besok paginya, aku datang ke lapangan tenis,berhubung jarak lapangan ke rumahku cukup dekat,jadi aku lambatkan sedikit pergi dari rumah.
Ya benar, dia sudah duduk di pinggir lapangan sambil memasang muka kesal saat melihatku yg akhirnya datang.
Alan : "Kenapa lama sekali?!? Kan janjinya jam 8?!Sekarang jam berapa?! Abcdef#*fslm'g..!!!" (Dia habis membordirku dengan omelan-omelannya)

Aku : "Setidaknya aku datang kan?!? Kalau aku tidak jadi datang terus kau menunggu disini seharian,mau!?" (Aku balas omelan nya dengan kekesalanku itu)

Alan : "Ya udah cepat naik sepedaku ini.. Biar ku ajari" (sambil menunjuk sepeda yg dia pasang menjadi roda 4)

Aku : "Ha?! Kau kan tau aku tidak bisa naik sepeda, lagian sepeda mu ini kan tinggi sekali." Melasku.

Alan : "Kau mau tidak bisa naik sepeda selama lamanya? masih mending mau ku ajarkan, cepat naik!"

Akupun mengalah dan menaiki sepeda nya, dia menggiringku di sisi kananku utk menyeimbangkan sepedanya, benar saja, aku bisa!! Lama kelamaan dia melepaskan tangannya dan membiarkan aku keliling sendiri dengan sepedanya. Tak lama aku sedang asik bermain, dia menyuruhku utk berhenti.

Aku : "Kau ini pelit sekali! Biarkan aku bermain dengan sepedamu sebentar" kesalku.

Alan : "Sebentar..aku mau melepaskan roda ini.. Biar jadi roda 2" (sambil sibuk membuka roda sisi kanan dan kiri sepedanya)

Aku : "Apa?! Baru tadi aku bisa roda 4, sekarang kau ajarkan aku roda 2? Naik roda 2 itu kan sulit sekali,kalau aku jatuh bagaimana?"

Alan : "Tidak mungkin. Aku akan ada di sampingmu seperti tadi... Udah selesai ni, ayo naik."

Akupun naik sepedanya. Pertamanya memang benar2 sulit, walau ada Alan di sampingku, tapi tetap saja. Hampir sejam dia mengajariku naik sepeda roda 2, entah apa yg merasukinya hingga bersikeras mengajariku seperti ini. Aneh. Lama2 aku mengendarai sepedanya dengan sedikit laju, dan tak lama kemudian aku bisa menyeimbangkannya,tanpa ku sadari tangan Alan udah tidak ada di sisiku lagi. Aku berteriak riang.. Saking senangnya,aku tidak melihat tikungan didepan. Aku tidak bisa menyeimbangkan sepedanya, dan tiba-tiba aku menekan rem,yang akhirnya membuat aku terpental jauh dri sepeda. Tentu saja, lututku luka parah. Alan kaget, menyusulku,lalu mengantarku ke rumah dan meminta maaf kepada mamaku atas kejadian ini. Seharusnya akulah yg harus berterima kasih padanya karna sudah mengajariku naik sepeda,tapi ya sudahlah... Kalau ku pikir2 dia juga salah, siapa suruh bersikeras mengajariku menaiki sepeda roda 2 sampai segitunya,hihi...

JurangHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin