Hampir 2 minggu, aku tidak bisa bermain dengan teman2 ku, karena kedua lututku ini tidak bisa berbuat apa2.
Setelah hampir 3 minggu, aku sudah bisa bermain kembali ,dan kali ini aku tidak akan mau bermain sepeda dulu.Jujur saja, Alan bisa dibilang teman terdekatku dari teman2ku yg lain, walau awalnya aku harus makan hati saat mau berbincang atau hanya sekedar menyapanya, karna nada cueknya yg membuat sebagian orang enggan menyapanya. Tetapi aku bukan orang yg mudah menyerah, akhirnya sedikit demi sedikit dia mau berbincang denganku ,dan menjadi lebih baik setiap harinya, tak jarang pula mamaku dan mamanya sering bertemu, rumah kami juga hanya berjarak 2 blok dari rumah yg membatasi. Sehingga tak heran, dia-lah yg sering ku ajak cerita,atau hanya sekedar bercanda yg membuat kami semakin akrab.
Ada suatu kejadian pada siang hari dimana aku pergi kerumahnya,memanggil-manggil utk mengajaknya bermain. Tetapi setelah menunggu lama ,dia tak juga menunjukkan batang hidungnya. Akhirnya aku menyusuri sisi-sisi rumahnya,sampai kutangkap dia sedang dipangkas rambutnya oleh papa Alex, papanya.
Aku belari kesana,dan menyapa papa nya,sambil bercanda tawa.Aku : "Paman,kenapa tidak di botak-kan saja si Alan ini?"
(Kutunjuk Alan sambil bertanya pada papanya, dan tentu saja muka Alan langsung berubah karena kaget dan marah)Alan : "Tidak! Enak saja! Nanti mukaku akan jelek sekali! Tidak tidak! Jangan ya ayah..."
(Dia berteriak kepadaku sambil memohon pada ayahnya)Aku dan papanya di buat tertawa puas karena reaksi dan ucapannya barusan. Ntah kenapa, aku slalu tertawa geli saat melihat orang yg kepalanya botak. Hahaha... Rasanya lucu sekali..
Ayah Alan selalu memotong rambutnya sangat sedikit,jadi menurutku,rambutnya masih tetap sama saja setelah dipotong,dengan sedikit panjang di tengah rambutnya.
Setelah rambut Alan di potong,aku di persilahkan papanya untuk masuk ke rumah,menonton TV sambil menunggu Alan mandi. Dan asal kalian tau saja, Alan mandinya BENAR-BENAR lama. Hampir setengah jam aku menunggunya mandi,belum lagi dia berpakaian. Waktu berlalu dan berlalu sampai akhirnya aku sudah menunggu nya 1 jam dan aku mulai kesal di buatnya. Setelah beberapa kali meneriakinya supaya lebih cepat, akhirnya dia selesai juga,dan tentu saja aku tidak lupa utk mengomelinya dulu..Aku : "Kau itu mandi atau tidur sih?! Sudah 1 jam aku menunggumu disini, kalau tau seperti ini kan lebih baik aku pulang dulu.." ketusku sambil memasang muka kesal.
Alan : "Hehehe... Maaf, aku mandi memang lama, dari pada cepat2 tapi masih bau bagaimana? Kau mau bermain denganku kalau aku bau? Gak kan? Makanya jangan cerewet dulu." (dia malah menasehatiku yg menurutku terdengar sangat licik)
Setelah kami menjadi teman dekat,menurutku ketusnya sudah mulai berkurang,dan mulai menjadi dirinya sendiri.. Itu menjadi awal yang bagus kupikir,walau sebenarnya sisi menyebalkan nya masih mendominasi dirinya sampai saat ini.
Akhirnya kami meminta izin untuk bermain sambil mengajak teman2 yang lain seperti biasanya.
Dan di saat perjalanan menuju ke rumah teman yg lain, kami sempat bercanda tawa ...Alan : "Salma, aku ada pertanyaan.."
Aku : "Apa??"
Alan : "Ini.... Mamaku dan mama-mu cuma punya satu payung, saat sampai di rumah masing2 gak basah, coba tebak kenapa?
Aku : "hmm... Karna payungnya besar?"
Alan : "Salah...."
Aku : "hmm... Karna badan mama kita kecil? Hahaha"
Alan : "hahaha... Masih salah"
Aku : "Aku tidak tahu...."
Alan : "Jawabannya... Karna...... Tidak hujan!! Hahahaha... Kau payah,Salma!! Hahaha...."
Aku : "Dasar Aneh!! Kalau gak hujan,untuk apa kau bertanya? Dasar bodoh...!!" (Sambil memukul bahunya karna kesal akan pertanyaan konyol yang di lontarkannya barusan)
Alan : "Hahaha..!!! Sudah sudah... Jangan pukul aku terus, sakit tau..! Hahahaha...."
Itulah yang kami lakukan setiap hari, penuh canda dan tawa...
Ku harap semua ini tak kan berakhir,Alan.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Jurang
PertualanganSebuah cerita mengenai dua anak yg tumbuh bersama dengan berbagai konflik serta kebersamaan yg di alami keduanya.