Thank's and sorry

34 2 0
                                    

Aku keluar dari ruangan pak Surya dengan membawa segala berkas-berkas yang diberikan oleh beliau padaku untuk dipelajari. Ternyata menjadi seorang dosenpun tak lepas dari tugas, aku pikir menjadi dosen hanya tinggal memberi tugas kepada mahasiswanya..

Aku berjalan pelan menuruni anak tangga, sengaja aku tak menggunakan lift karena letak ruang rektor dengan ruang dosen hanya berbeda satu lantai. Saat berjalan tiba-tiba kakiku terpeleset menginjak lantai yang basah, alhasil badanku pun terhuyung kebelakang

'arrhh' pekikku tertahan namun entah mengapa badanku tak menyentuh anak tangga yang berada di belakangku. Apa mungkin aku terbang? Tapi jika aku terbang kenapa kakiku masih menapak dilantai?

Ku buka perlahan kedua mataku, saat terbuka sempurna yang kulihat hanyalah wajah yang di penuhi senyuman jahil miliknya, ya miliknya yakni milik Nicho

" Ciee kita kayak di film - film Korea ya.. Adegan kayak gini itu rata-rata membuat para penonton baper.. " ucapnya dengan tanpa dosa bahkan mempertahankan posisi kami yang tidak enak ini

" Nicho! Apa-apaan sih kamu?! Lepas ga?!" ucapku sambil meronta di pelukannya

" Ish Aisyah yang cantik jelita, harusnya lu itu berterima kasih sama gw, kenapa? Karena gw itu nolongin elu sehingga kepala elu yang berisi otak cerdas itu engga kepentok anak tangga. So, now I'm your hero " ucapnya dengan memainkan alisnya yang tebal

" Tapi lepas dulu dong! Gak enak diliat orang Ish!" ucapku dengan nada tinggi

" ck dosenku yang cantik, sayangnya jarang sekali ada orang yang rela capek naik tangga kayak elo. Jadi nikmati aja pelukan hangat dari pahlawan lu ini, jarang - jarang deh ada yang gw tolongin terus dapet kehangatan dari pelukan gw" mendengar ucapanya yang super menjijikkan itu rasanya aku pengen muntah, kenapa ada orang yang memiliki tingkat kepedean setinggi dia?. Perasaan para artis aja yang kaya, cakep gak sepede dia deh

" lepas ga?! Lepasin Nicho!! " ucapku dengan memukul dada bidangnya

" engga, bilang makasih dulu dong "

" Iya nanti, lepas dulu Nicho!!"

" Never "

" oke oke terima kasih Nicho. Puas? Sekarang lepas!"

" masa gak ikhlas gitu sih.. Bilangnya itu harus dengan tersenyum dong terus nadanya lembut selembut rambut lu " ucapnya dengan tidak memperdulikan rengekanku, aku mendesah kesal karena capek dijahili oleh makhluk menjengkelkan seperti Nicho ini

" oke, Nicho terima kasih ya udah nolongin saya" ucapku pada akhirnya dengan suara yang di lembutkan dan senyum yang dibuat-buat. Akhirnya dia tersenyum lebar dan membantu aku berdiri dengan sempurna. Berkas yang berserakan pun dia yang memungutnya

" Nih berkasnya, " ucapnya dengan cengiran tanpa dosa. Aku tak menanggapi dia. Setelah berkas-berkas berpindah tangan kepadaku aku berpaling untuk pergi namun

" Aww" pekikku kencang

" Kenapa? " tanya Nicho panik

" Kaki gw sakit Nic" ucapku dengan berjongkok memegangi pergelangan kaki yang terasa berdenyut. Nicho yang berdiri sudah berjongkok disampingku, tangannya pun terulur memegangi pergelangan kakiku

" Aww sakit! Kenapa di pencet! " hardikku kesakitan karena dengan polosnya Nicho memencet bagian yang membengkak

" Haha ini sih kayaknya keseleo. Lebay banget sih lu cuma kepeleset lantai basah aja sampe keseleo "

Apa dia bilang? Lebay? Dia pikir aku keseleo karena keinginanku apa?

" Heh Mr. Nicho gw itu keseleo bukan keinginan gw! Jadi lu gak berhak bilang gw lebay! " ucapku mengamuk

SepatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang