Lunch and Dinner

43 1 0
                                    

Pagi yang indah untuk orang terindah
Pagi yang indah tuk melengkapi senyummu
Namun bagiku pagi yang indah tidaklah berarti
Tatkala kamu tak berada disini
Ya disini... Disisi ku
Good Morning Sunshine...

Rentetan isi chat yang cukup membuatku kaget ketika bangun di pagi hari ini. Bagaimana tidak, aku terlonjak saat jam weker berdering dan ketika ku membuka handphone ada sebuah notifikasi dari makhluk ajaib.. Nicho..

Rasanya aku ingin teriak saat ini juga di depan telinga miliknya agar dia tau betapa menjijikkan isi pesan yang dia kirim sepagi ini.

" APAAN SIH LO!"  ketikku cepat pada kolom pesan, tak lama berselang notifikasi balasan masuk

" Aih calon pacar pagi-pagi udah marah-marah aja.. " tulisnya, tanpa sadar aku merutuki handphone ku yang sedari tadi ku genggam. Sadar akan emosiku yang naik, aku bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri

Sudah lima hari aku cuti dari kampus, karena kakiku yang keseleo ternyata ada retak sedikit dekat tulang mata kaki. Indah sekali hidupku selama lima hari tak berjumpa dengan Nicho namun ada saja ulahnya yang membuat kesal padahal si pemilik nama sedang jauh disana

Contohnya adalah ketika setiap pagi dia selalu mengirimiku pesan yang menjijikkan seperti tadi, kemudian dia selalu bertanya hal-hal yang tidak penting .. Ah pokoknya banyak ulahnya

Bayangkan tidak ada dia saja aku kesalnya bukan main apalagi jika harus bertemu dia terus menerus lama-lama aku gila dibuatnya..

Selesai merapihkan semua hal yang harus aku bawa ke kampus, aku bergegas berangkat. Sengaja aku berangkat sedikit siang sebab hari ini aku mengajar siang. Kakiku yang keseleo sudah sembuh seratus persen jadi saat ini kakiku terbebas dari perban dan tongkat.

Pukul 10.00 aku sampai di kampus, motor maticku terparkir cantik di bawah pohon mangga yang akan berbuah beberapa bulan lagi. Sebelum beranjak terlebih dahulu aku bercermin pada kaca spion motor. Merasa semua telah lengkap aku segera bangkit dari motor hendak pergi keruangan dosen

" Hai.." sapanya ketika tepat saat aku berbalik badan. Dasar orang ini mengagetkan saja

" Oh Hai " Sapaku lembut dengan penuh senyuman

" Bagaimana kakinya?" tanya lagi dan melirik kakiku

" Udah sembuh kok jadi udah gak di perban" jawabku " Bapak mau kemana?" tanyaku balik

" saya baru selesai ngajar, mau kembali ke ruang dosen. Ibu Aisyah baru dateng? " ucapnya sambil berjalan beriringan denganku

" Ah iya pak, sebab hari ini saya tidak ada kelas pagi jadi saya sengaja berangkat siang. Mari pak saya duluan " ucapku ketika aku hendak menuju lift untuk naik ke lantai 5 tempat dimana kelasku berada

" Iya bu.. Mari " ucapnya. Aku melenggang pergi hingga suara membuatku menoleh kembali " Bu Aisyah nanti makan siang bareng mau ga?" tanyanya. Aku diam menimbang, dan aku putuskan untuk mengiyakan tawaran Pak Budi

Ku pencet tombol yang beranak panahkan keatas, saat lift terbuka aku pun masuk dan di dalam lift itu hanya aku seorang. Lift pun beranjak tertutup aku pun sibuk mengecek email yang masuk melalui handphoneku

Namun tiba-tiba lift kembali terbuka disaat belum tertutup sempurna, aku tak mengindahkan kejadian itu karena sungguh saat ini aku sedang sibuk

" Serius amat neng?" ucap seseorang di samping kananku. Sontak aku menoleh dan didapati orang aneh yang mengirimiku pesan menjijikkan

" Nicho?" ucapku spontan

" Yes I am.. Kenapa ganteng ya? Sampe kaget gitu " ucapnya sok cool dengan dinding lift sebagai senderan punggung tegapnya. Aku diam tak menggubris ucapannya, mataku kembali tertuju pada email - email yang masuk.

SepatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang