Part 8

1.7K 95 4
                                    

Stella membuka matanya lebar ketika suara itu berasal dari film kartun tom and jerry.

Tadi desahan itu cuma karena si majikan tom habis minum air putih. Coba aja cari episodenya yang kayak gitu.

Shane terlihat santai di sebelahnya.

"Apaan sih pegang-pegang" Stella menghempas tangan Shane dari tangannya.

"Hahaha.. pasti udah mikir macem-macem ya? Tenang, gue nggak semesum itu, tapi yah kalo sekarang lu mau stel film tadi dengan senang hati gue puterin. Yah siapa tau kita berakhir di kamar lu kan?" Ucap Shane lalu mendapat jitakan kasar dari Stella.

"Otak lu mesum! Cuci gih sono" Stella bangkit meninggalkan Shane.

Stella menyapu dan mengepel lantai sementara Shane tengah tertawa asik dengan film yang ia tonton. Umur 20 tahun juga masih suka nonton film ginian?! Stella merasa kalau orang itu sebenarnya mengidap sindrom peterpan hanya saja tidak seakut yang sedang ia perankan sekarang ini.

Setelah bersih lantainya, Stella mulai mengelap meja-meja yang berdebu dan membersihkan pintu kaca yang menghubungkan ruangan ini dengan balkonnya.

Dilihatnya Shane tertidur di sofa dengan televisi yang masih menyala saat Stella selesai beberes.

"Shane, tidur di kamar gih" bisik Stella.

"Tante mau tidur juga?" Tanya Shane lalu tiba-tiba menarik Stella lalu memeluknya seperti guling.

"Aduh-duh, Shane, nanti gue jatoh" teriak Stella.

"Tante ikut Shane tidur aja. Biar Shane bisa mimpi indah"

"Ahhhhh lepasin gue, sialan!"

"Nggak mau. Sebelum lu cium gue"

"Apaan lu mesum! Gue laporin Marcel nih"

"Laporin aja sama pacar gadungan lu itu. Emangnya gue takut? Udah ah diem dulu sebentar kalo nggak bisa diem gue cium nih!"

Stella diam, aish kenapa sih ancaman kayak gini bisa banget bikin Stella kicut?!

Beberapa menit dalam posisi seperti ini membuat keduanya benar-benar terlelap.

***

Pagi ini, Stella membawa Shane keluar dari apart. Ia menemani Shane ke kafe dimana itu adalah bisnis Shane dengan temannya.

Shane masuk ke dalam ruangannya karena bisa-bisa banyak gosip miring kalau Stella ketauan lagi sama sama seseorang di kafe ini. Walaupun anak itu pakai masker dan topi tapi tetap saja bisa ketahuan kalau ada fans beratnya yang memperhatikan.

"Ini ruangan gue" kata Shane lalu duduk di kursinya.

"Gue yakin nyokap lu pasti bangga lu bisa kayak gini" kata Stella.

"Ya.. gue juga nggak sabar ngeliat ekspresi bangganya. Tapi gue mau misi gue selesai dulu" katanya.

"Btw, mana temen lu?!"

"Ehm, baru inget sahabat gue yang cewek itu lagi di Jepang dan sahabat gue yang cowok lagi otw ke sini. Dia abis kelas soalnya"

"Oh dia kuliah?"

"Iya, udah tingkat 3, kalo gue ngejalanin hidup secara normal juga pasti gue lagi kuliah sekarang. Tapi, tanpa kuliah juga gue bisa bikin kafe ini kok"

"Sombong sekali" cibir Stella.

"Kalo lu, kenapa lu nggak kuliah? Gue denger juga Marcel berhenti kuliah ya?"

"Iya, kalo gue emang nggak mau kuliah, gue pengen fokus karir sebagai model. Kalo Marcel, dia keasikan jadi anak band makanya dia udah nggak mau kuliah" jelas Stella dan Shane hanya mengangguk-angguk.

Nothing GOODBYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang