Part 10

1.6K 84 0
                                    

Gosip seakan nggak ada habisnya. Kini di hadapan Nicky, Gandy dan Nacy ada tabloid dengan topik hangat.

Diaz The Smokers memiliki hubungan asmara dengan manager Stella Brady.

"Lu nggak serius kan pacaran sama Fanny?" Nicky terkekeh.

"Shit!" Gumam Diaz.

Ponsel Nacy berbunyi membuatnya harus menjauh sebentar.

"Ini klarifikasiinnya gimana? Bisa-bisa gue dipenggal sama bokap-nyokap gue" dumel Diaz.

"Emangnya kenapa? Bukannya bagus kalau bokap-nyokap lu tau jadi perjodohan lu sama Gladys bisa batal" kata Gandy.

"Nah, kan itu yang lu akuin depan Gladys juga. Waktu itu lu ngaku Fanny cewek lu kan ke Gladys?" Kata Nicky. Diaz mengangguk.

"Yauda, sandiwara aja sekarang kalau lu pacaran sama Fanny supaya bisa out dari hidupnya Gladys. Abis itu Gladys buat gue deh" kata Nicky. Diaz menatap Nicky kesal. Dia tidak terima dengan kalimatnya yang terakhir itu.

"Gue emang ngakuin gitu ke Gladys. Tapi.. bukan maksudnya gue beneran mau kenalin Fanny ke orangtua gue. Shit, bukan Fanny yang gue mau" kata Diaz frustasi.

"Eh tunggu.. lu cuma bilang ini ke Gladys kan?" Tanya Gandy, Diaz mengangguk.

"Gladys yang kasih berita ini ke media?" Tanya Gandy lagi.

Diaz berpikir sejenak. Gladys nggak seperti itu setaunya. Apalagi Gladys memujanya mana mungkin rela berita ini menyebar di media.

Nacy datang dengan wajah gembiranya.

"Guys, hari Minggu ini The Smokers diundang ke acara talkshow" katanya.

******

Marcel terburu-buru keluar dari mobilnya yang ia hentikan begitu saja di belakang mobil yang menurunkan Shane tadi, mobilnya juga sudah berlalu keluar dari basement. Ia menyuruh seorang satpam untuk memarkirkannya. Stella menyusul Marcel yang pastinya setelah ini akan memakinya karena menyembunyikan Shane yang tidak memiliki sindrom aneh itu betulan.

Come on, logikanya aja deh. Seorang lelaki yang memiliki sindrom peterpan akut yang dalam segala kegiatannya harus diawasi penuh oleh orang dewasa bahkan dia melakukan apapun sesuai dengan pikiran seorang anak berumur 5 tahun, lalu lelaki ini kedapatan turun dari mobil mewah dengan pakaian keren yang tidak biasanya dan berjalan normal dan santai ke dalam apart. Apa yang akan kalian pikirkan?

"Lu! Darimana aja? Kenapa bisa lu turun dari mobil itu?" Tanya Marcel.

Shane yang mendapati Marcel tengah melabraknya di pintu masuk berubah pucat. Stella dan satpam apart hanya memperhatikan mereka.

"Hm, Cel" ucap Stella ingin membuat Marcel tenang.

"Diam, Stel! Gue tanya sekali lagi kenapa lu bisa keluar dari apart gue dan pergi tanpa pengawasan?!" Bentak Marcel.

Shane tertunduk takut. "Shane tadi..." kata Shane lalu ucapannya terpotong oleh suara seseorang.

"Cel, gue minta maaf udah ngumpetin ini dari lu" ucap Stella lirih. Shane memandangnya dengan tatapan memohon agar jangan memberitahu Marcel.

"Stel, gue peringatin untuk yang pertama dan terakhir kali. Jangan kasih dia keluar dari apart. Gue nggak peduli dia pergi sama siapa tapi Kak Lisa udah titipin dia di sini. Kita punya tanggung jawab. Gue nggak akan tolerin kesalahan ini lain kali. Inget! Shane harus dalam pengawasan!" Omel Marcel.

Tunggu. Dia nggak curiga kalau Shane ternyata nggak betulan sakit? Stella mengira Marcel akan curiga tentang itu. Huh, lelaki itu memang sudah dasarnya tidak pedulian.

Nothing GOODBYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang