"Jangan berani-berani keluar sebelum kami izinkan. Kau memang sering membuat kami malu, tapi ini sudah keterlaluan!"
'Braaaak'
***
"Apa kakek sudah benar-benar gila? Apa penyakitnya sangat parah jadi kewarasannya terganggu?"
"Park Chanyeol! Jaga bicaramu! Bisa saja kakekmu mendengar suaramu dan kau akan mendapat masalah lebih besar."
"Tapi ini keterlaluan, appa!"
Tuan Park menatap putranya yang duduk dihadapannya. Istrinya terus menenangkan Putra tunggal mereka dengan mengusap surai lembut anak itu.
Wajah tampan yang biasa terlihat keren itu sekarang sedang bersungut.Tuan Park memijat pelipisnya kasar dan sesekali menghela nafas. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Ayahnya. Menurutnya ini adalah keputusan tergila yang pernah ia dengar. Statement 2 jam lalu masih memenuhi otaknya dan sekarang menjadi alasan sakit kepalanya.
"Keputusanku sudah bulat!"
Ketiga pasang mata itu langsung menatap kearah pintu. Disana berdiri seorang pelayan yang mendorong kursi roda Tuannya. Kakek Park menatap anak, menantu, serta cucunya bergantian.
"Kalian harus memberikan keputusan padaku besok siang atau tidak sama sekali."
Tuan Park memberi isyarat pada pelayannya dan kursi roda itu berbalik arah. Semua orang di ruangan iti masih diam. Takut-takut Kakek Park mendengar pembicaraan mereka tadi. Setelah pintu tertutup mereka langsung menghempaskan tubuh ke sandaran meja masing-masing.
"Aaaah! Aku akan gila!"
***
Hawa dingin mendominasi ruangan kerja direktur perusahaan yang sangat besar di Korea. Sang direktur duduk dengan tatapan yang sulit diartikan pada lelaki di depannya. Sementara yang ditatap hanya menunduk dan diam. Duduk di depan seorang direktur, lebih tepatnya 'bos' -nya tidak pernah ia pikirkan itu akan terjadi.
"Jadi... apa yang akan kau lakukan, Tuan Byun?"
"Eh? S..Saya ju...juga bingung, Tuan," ucap lelaki berumur 40an itu dengan keringat dingin yang terus keluar.
Tuan Park menghela nafasnya menatap remeh bawahan yang terus menunduk,'salah aku bertanya pada orang tolol ini' -pikirnya.
"Saya dan keluarga saya sudah memikirkannya. Kita berdua tidak punya pilihan lain, bukan? Saya akan mengurus semuanya jadi bersiaplah."
"Ja...jadi... maksud Tuan..."
"Kita nikahkan anak kita segera."
***
Baekhyun kini menumpukan lututnya di depan namja jakung yang sedari tadi menatapnya dingin. Rambutnya sudah berantakan karena terus-terusan di tarik oleh lelaki di depannya. Ia hanya bisa tertunduk. Sudut bibirnya sudah terluka dan pelipis kirinya terdapat luka lebam yang tidak ketara.
"Aku tidak tahu kau semurahan ini!"
Baekhyun terus menundukkan kepalanya. Masalah ini lagi. Sejujurnya diapun sangat kaget dan semua menyalahkannya atas apa yang terjadi. Padahal semuanya diluar kuasanya. Tapi tidak ada yang mau mendengar. Harus ada yang salah disini dan mereka semua memilih Baekhyun untuk dihakimi.
"Aku rasa aku tak pernah menyusahkanmu atau mem-bullymu seperti yang lain, tapi kau tega melakukan ini padaku?!"
Suara namja jakung itu semakin meninggi. Ia menghela nafasnya dan berusaha menetralkan amarahnya. Bagaimanapun juga mereka masih di sekolah. Banyak telinga yang mungkin saja bisa mendengar mereka. Walaupun gudang belakang sekolah sepi, tapi kemukinan terjadinya hal tersebut masih ada.
Laki-laki itu merendahkan tubuhnya sejajar dengan gadis yang masih menunduk. Baekhyun bisa merasakan dagunya ditarik keatas, dipaksa melihat laki-laki di depannya.
"Apa yang menarik darimu sampai kakekku melakukan hal ini padaku?"
"Ch..Chanyeol- ssi..."
Chanyeol memiringkan kepalanya. Mendekatkan bibirnya ke telinga Baekhyun. Tubuh Baekhyun seketika merinding saat merasakan nafas Chanyeol yang panas di lehernya.
"Bagaimana caramu menggoda kakekku, ha?"
Baekhyun menarik kepalanya kebelakang sehingga berhadapan dengan wajah Chanyeol sekarang.
"Sudah kukatakan, Chanyeol-ssi! Aku tidak menggoda kakek!"
"Kau berani membentakku?" Mata besar Chanyeol menatap tajam Baekhyun.
"K...Kau terus menyudutkanku. Kalian semua menyalahkan apa yang tidak kulakukan."
Chanyeol memajukan wajahnya mendekat. Sampai hidung mancungnya hanya berjarak beberapa senti dari hidung kecil Baekhyun.
"Aku bukan mau mendengar curhatanmu. Aku hanya mau memperingatkanmu..."
"Ch...Chan..."
"Keputusan yang kau ambil... salah,"
Chanyeol mulai berdiri menatap angkuh Baekhyun yang masih bertumpu pada lulutnya. Gadis itu membulatkan matanya menatap Chanyeol. Seringgaian mulai tercetak di wajah namja jakung itu.
"Hati-hati calon istriku..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't You?
FanfictionCerita ini 100% punya Krisgi yaa ~ Please No Copast or Plagiat! Kalau ada yang tau ada yang copast or Plagiat bilang Krisgi yaa~ Kalau mau Rewrite izin dulu yaa. Vote dan Comment ditunggu Chingu~ Cast: Byun Baekhyun as Baekhyun Park Chanyeol as Chan...