Chapter- 03

612 45 0
                                    

Terlihat sebuah ruangan yang
cukup luas berwarna perpaduan
putih dan hitam dan banyak
hiasan yang ada di dalam nya
membuat ruangan itu semakin
terlihat sangat indah.

Di sebuah kasur king size terlihat
sebuah lengan kokoh merangkul
pinggang gadis yang sedang
tertidur pulas sambil terpejam
pria itu tersenyum bahagia.

Adrian melihat setiap inci wajah
polos gadis nya saat tertidur, dan
menurut nya wajah gadis nya
sangat manis bahkan ia enggah
berpaling dari wajah gadis itu.

Gadis nya, Emely. membuka matanya perlahan- lahan lalu jemari tangan meraba apa yang ada di sekitar nya dan benar saja. Wajah Emely langsung panik dan ia melihat ke arah samping nya terdapat Adrian sedang melihat nya sambil tersenyum.

"KYAA!! Siapa kau?! Mau
apa kau di sini?" Emely melihat
sekeliling nya. "Dan dimana ini?!" lanjut nya lagi dengan panik.

Adrian menutup kuping nya
rapat-rapat. Sungguh suara Emely itu rasa nya bisa membuat
seluruh orang di pack ini kaget,
bahkan mungkin beruang yang
sedang hibernasi pun akan
terbangun jika mendengar suara
Emely.

"Kenapa kau teriak sayang, suara
mu itu sangat berisik tidak kah
kau sadar bila semua orang yang
ada di sini mendengar, maka
mereka akan berpikir yang aneh-
aneh" Jelas adrian ke Emely

Emely tampak takut ia melihat
ke dalam selimut dan nafas nya
mulai kembali normal karna
baju nya masih menempel di
tubuh munggil nya itu. Lalu, ia
memikir kan kejadian kemarin
sore tentang wolf dan pangeran
berkudah putih itu.

Tanpa sadar Emely melompat
dari arah kasur sambil memeluk
satu bantal yang di bawa nya, di
liat nya pria itu lalu ia teringat
satu hal tentang hantu serigala.

"Ka- kau hantu serigala! Dan di
mana aku? Apa aku di markas mu? Lalu kau nanti akan memakan ku?." Tanya emely lalu di liat nya Adrian berdiri dan mengampiri dirinya.

"Stop! Jangan mendekat atau
aku--" Ucap emely binggung
pasal nya apa yang akan dia
lalukan pada pria itu, melempar
nya dengan bantal yang ia bawa?

Ide yang tidak bagus.

Adrian pov

Ku liat gadis itu tampak berfikir
dengan kata-kata nya, mungkin
bila aku sedikit mengoda nya itu
akan menyenagkan. Lalu aku
berjalan maju ke arah nya dan
aku melihat nya begitu panik.

Demi moon goddes apa dia takut
kepadaku, apa aku menyakiti
nya sungguh rasanya sangat
bersalah. Aku memeluk nya, gadis ku dengan erat dan mencium aroma nya dalam- dalam.

Aku sedikit terserentak karna ku
dengar ia menangis, oh sungguh
di menanggis demi apa pun aku
makin merasa bersalah. Ku angkat dagu nya menggunakan tangan ku dan ku tatapan mata itu, mata indah yang berwarna biru laut.

"Kumohon jangan menangis, air
mata mu itu mu membuat ku
sangat sesak sayang" Ucap ku.
Sedangkan ia malah lebih
kencang menagis.

Ku liat dia mengapus air mata
nya dan itu membuatku sedikit
lega, dia menatapku dengan
tatapan yang tak bisa di artikan

"Kumohon hantu serigala jangan
kau makan aku sekarang aku
masih ingin hidup" Ucap nya
menatap ku dengan sedih.

Eh, tapi tunggu dia memanggil
ku apa tadi? Hantu serigala? Apa
dia tidak salah? Wajah tampan
seperti ku di samakan dengan
hantu serigala, oh yang benar
saja.

"Hey, aku bukan hantu serigala
dan aku tidak akan memakan mu, melihat kau menagis saja
hati ku rasa nya hancur" Jelas
ku melihat wajah nya dan
mengecup kening nya.

Emelyia pov

Apa yang dia katakan tadi, hancur? Oh sungguh dia tidak
berbohong dan apa yang dia
lakukan mencium ku? ini sungguh aneh, dan di mana aku sekarang? aku berdiri dan melihat nya juga ikut berdiri.

"Siapa nama mu sayang?" Tanya
nya dan aku melihat ke arah nya,
oh sungguh dia sangat tampan
bahkan seperti pangeran yang
turun dari kayangan.

Kalau kalian pikir hanya ada
bidadari yang turun dari kayangan tapi bagiku pangeran
nya pun ada, hey apa yang aku
pikir kan bahkan aku tidak
mengenalkan nya sedikitpun.

"Nama ku Emely, apa kau bisa
mengantar ku pulang sekarang?"
Tanya ku dan ku liat dia
mengeram marah. Kenapa dia
marah karna aku meminta pulang?.

Dia mengengam jemari ku lalu
melihat ke arah ku lalu berkata "Kau sudah pulang Ly, dan ini rumah mu oh maksudku rumah kita berdua."

Ha! apa kata nya ini rumah ku? Rumah kita berdua maksudku
ini ruma ku dan diri nya? Bagaimana bisa, bahkan aku tak
tau siapa dia dan seenaknya dia
tanpa sengaja melarangku pulang.

"Ini bukan rumah ku, dan kau--"
Ucap ku menunjuk nya "Bahkan
aku tidak mengenalmu" Ucap ku
padanya dan dia menghela nafas.

"Aku beri tau padamu, aku Adrian dan aku alpha di pack ini
dan kau adalah lun--", Ucap nya
aku potong saat aku mendengar kata alpha dan kata pack.

Dan aku tau siapa dia sebenarnya berarti jika dia alpha maka aku- aku adalah luna nya dan dia, astaga dia werewolf

Aku melangkah mundur dari nya
dan berhenti di depan pintu.
Aku sungguh takut iya aku takut.
Ku putar knop pintu itu tapi pintu nya tidak mau terbuka

Adrian melangkah ke arahku
dan apa yang harus aku lakukan
sekarang, aku melihat vas bunga
di dekat ku tanpa melihat resiko
nya aku memecahkan vas itu.

"Apa yang kau lalukan Ly, kau
akan menyakiti dirimu sendiri
buang vas bunga itu cepat!"
Perintah nya tapi aku malah
mendekatkan pecahan vas bunga
itu ke tangan ku.

"Pergi, jangan pernah kau
menganggu ku lagi karna aku tau
kau- ka -kau werewolf bukan,
pergi atau aku akan bunuh diri"
Ancam ku.

Bukan nya berhenti dia malah
semakin maju, dan aku tak tau
apa yang harus aku lalukan, rasa
nya tangan ku perih dan aku
melihat ke arah tangan ku yang
sudah di lumuri cairan berwarna
merah.

"Aww" Ringis ku sambil
memegangi ke arah tangan ku
Ku liat Adrian sangat panik ia lalu mengendongku dan membuang vas sial itu.

Rasa nya pusing bibir ku pucat
samar-samar ku dengar Adrian
mengeram frustasi, dan datang
lah seorang yang ku rasa itu
dokter. Sebelum kesadaran ku
menghilang total, Adrian mengatakan sesuatu.

"Bertahanlah Ly, kau akan baik-
baik saja percayalah padaku" Ucap nya lalu semua nya gelap.








Hay hay hay, aku publis lagi
soalnya takut gak sempet nge-
publis

kayak prolog noh, yang udah berhari hari di gantung dan baru aku publis chapter nya.

Warning: Typo ku nambah
banyak yah, semoga next nya
typo berkurang, amin....

TBC.....

Chapter 3 By: LutfiNikmatuRohma

Bogor, 8 juni 2016

12:07 malam .

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang