Chapter- 08

367 32 1
                                    

Emely sedari tadi mondar- mandir memikirkan niat nya untuk mencari Adrian. Ia menatap pintu kamar itu dengan perasaan yang bimbang.

"Apa aku harus mencari nya?." tanya Emely pada dirinya sendiri. Memikirkan Adrian adalah hal terbodoh yang pernah Emely lakukan belum lagi laki- laki itu telah membuat nya seperti rendah dan hai apa itu bisa dibilang rendah. Oh okelah lupakan.

Dengan ragu Emely melangkah kan kaki nya untuk keluar dari kamar Adrian. Niat nya hanya satu, melihat keadan laki- laki itu sebelum hal buruk menghampiri nya.

Saat Emely keluar kedaan rumah ah ralat maksudnya istina Adrian nampak sepi, kemana mereka semua mengapa sepi seperti ini.

"Aku harus lewat mana?."

Emely yang binggung saat melihat beberapa pintu berada di hadapan nya.

"Ah yang itu." tunjuk nya ke salah satu pintu berwarna coklat tua yang di sampingnya terdapat pot bunga mawar berukuran cukup besar.

Saat ia membuka knop pintu coklat tua itu, hal yang pertama ia lihat adalah ratusan pohon tumbang tepat di depannya dengan entah, mungkin bisa dibilang sangat kacau seperti terkena angin topan.

Perlahan ia melangkah maju kedepan dan keluar dari dalam istana Adrian.

"Aku bodoh? Ya ya aku memang bodoh, sangat- sangat bodoh, huft." Ia menggeleng tak percaya dengan apa yang akan di perbuatnya. Terus melangkah tanpa sedikitpun menengok ke belakang.

Emely terus berjalan sampai ia tidak sadar jika ia ada dimana. Sekelilingnya hanya ada pohon, rumput dan danau. Ah danau ia danau. Ia tertarik dengan pemandangan danau yang agak jauh dari tempat ia berdiri.

"Wow!." Takjubnya saat kedua bola matanya menyapu sekeliling pemandangan danau, indah.

Kaki jenjangnya mulai menyentuh dinginnya air danau. Entah sejak kapan ia sudah duduk di atas rumput tepi danau itu.

"Seharusnya dari dulu aku kemari, pasti sangat seru apalagi bersama dengan, Ibu." Ia berbicara sembari memandang air danau di depan nya.

Hembusan angin cukup kencang sehingga menerbangkan helaian rambut Emely yang tampak begitu indah.

Ia tersadar dengan apa tujuan utama ia keluar dari istana Adrian, mencari laki- laki itu.

Saat ia mulai berdiri, telinganya tidak sengaja menangkap bunyi yang cukup ia kenal. Ia mencari sumber suara itu hingga ia mendapatkan sesosok laki- laki sedang berbaring di atas rumput.

Heh, ia kira Adrian akan bunuh diri atau apalah itu. Lalu ini, huh ia rasanya sangat menyesal telah mencari laki- laki ini yang malah bersantai di tepi danau. Andai ia bisa mengendalikan danau itu, pasti ia akan membuat Adrian tenggelam di dalamnya.

Adrian POV

Sudah lama aku berada di danau ini dengan pikiranku yang sepenuhnya mengarah ke Emely.

Aku memandang danau yang begitu luas di hadapan ku dengan pandangan, kosong.

Kepala ku sangat pusing bahkan pandanganku sudah mulai kabur. Mungkin alam menyuruhku untuk istirahat sehingga dalam hitungan detik mataku seudah terpejam secara sempurna.

Author POV

Emely menghela nafas lalu berjalan menghampiri Adrian yang telah tertidur pulas.

Mungkin jika werewolf lain yang didekati oleh mate nya akan segara bangun, tapi ini tidak. Adrian tetap dalam posisinya tidak berubah.

"Dasar werewolf kerbau." Emely mengumpat dengan suara yang sangat kecil seperti bisikan lalu ia melihat wajah Adrian dari atas.

"Dia baik- baik saja, tidak ada luka. Em tapi, keadaan nya kacau seperti tidak terurus, apakah efek kemaranku sangat besar baginya tapi kan ah sudah lupakan." Pikir Emely dalam hati.

Sekarang ia jadi pusing sendiri. Ia di dalam hutan, tidak ingat jalan pulang, lalu sekarang. Ia berdiri seperti orang bodoh di samping Adrian.

Memalukan.

"Aku pergi? Sendiri? Jika aku tersesat? Lalu dimakan binatang buas? Argh menyebalkan." Kesal Emely' lagi didalam hati.

Ia melihat Adrian sekali lagi lalu dengan helaan nafas yang cukup panjang ia mengambil poisi duduk, disamping Adrian.

Cukup lama ia duduk disamping Adrian dan ok. Kesabarannya sudah habis untuk laki- laki ini.

Entah setan apa yang merasuki tubuh Emely sehingga membuat perempuan itu dengan spontan mengguncangkan tubuh Adrian dengan keras.

Sungguh bodoh.

Siapapun, ini memalukan.

"Apa kau tidak mau bangun? Aku ingin pulang tapi tidak tau jalannya! Hei bangun!!." Ucap Emely sangat bodoh, sungguh itu adalah perkataan yang sangat tidak pas.

Adrian yang merasa tubuhnya digoncangkan sangat keras lantas bangun ingin membunuh siapa orang yang berani menganggunya.

Otaknya blank seketika saat melihat siapa yang membangunkan nya, Emely. Perempuan yang sedari tadi ia pikirkan.

"Apa? Kenapa kau metapku seperti itu? Kaget? Iya?." Pertanyaan Emely yang bertubi- tubi semakin membuat Adrian bungkam.

"E- Emely?."

"Bukan, aku hantu yang menyamar." Jawab Emely kesal.

Hei, ini adalah moment terbodoh yang pernah kulihat, sangat.

"Kau? Tapi ini?." Kata Adrian yang mulai binggung dengan apa yang terjadi.

Werewolf. Alpha yang sangat lemot.

"Kalau begini seharusnya aku tidak mencari mu. Aku memang bodoh, sungguh bodoh."

Emely lantas berdiri namun moon goddes tidak mengizinkan kannya sehingga kakinya terpelintir dan jautuh dengan posisi badannya yang menindih badan Adrian.

Tatapan mereka bertemu, mata hazel Adrian yang menatap mata biru laut milik Emely.

Tak ada yang bersuara.

Wilson melompat- lombat di dalam tubuh Adrian.

Hembusan angin cukup mendukung mereka.

Jantung Emely berdebar sangat kencang.

Dan, Adrian memanfaatkan keadaan ini.

Namun sayang, patahan ranting mengejutkan mereka berdua yang hampir saja berciuman.

"Sial."








Haii....
Apa kabar? Baik lah ya.

Maaf lama update, hehe.

Lanjut? Voment please :*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang