Prolog

129K 6.1K 287
                                    

Erika Prisa menyoroti objek lucu di depannya dalam durasi kedipan mata yang sengaja diperlambat. Dia mengamati apa kekurangan yang ada di wajah pria ini, juga mencari di mana kelebihannya.

Yang Prisa nilai terlebih dahulu adalah ornamen wajah. Karena wajah adalah hal pertama yang disorot saat bertatapan, bukan selangkangan!

Ornamen seputaran wajah:

1. Rambut?
Lurus sesuai tipe. Karena Prisa tidak suka dan tidak akan pernah suka dengan pria berambut keriting apalagi bekas smoothing. Rambut lurus lebih enak dielus, karena tidak akan nyangkut dengan jari.

Point pertama, check

2. Bibir
Prisa tidak tertarik pada pria berbibir tebal seperti bantal guling. For God's sake itu akan membuat bibirnya bengkak-bengkak jika sewaktu-waktu pria ini menciumnya. By the way, bibir pria ini tipis. Seperti permen karet. Minta di-kenyotin.

Point kedua Check

3. Hidung
Mancung, bisa terasa kalau menusuk manja ke kulitnya.

Point ketiga Check

4. Mata
Walaupun tidak ada yang spesifik. Tetapi, cukup berpotensi menjadi Nerves Vagus juga Nerves Sympathicus secara bersamaan. Karena mata itu dapat memicu detak jantung dan debaran-debaran abnormal.

Point keempat, check

5. Jidat
Lumayan lebar untuk didarati stiletto 10 sentimeter.

Point kelima, Check

6. Alis
Tidak ada yang spesifik. Tetapi,  membingkai mata teduh itu dengan lengkungan yang pas.

Point keenam, Check

7. Kumis - janggut?
Tidak ada. Bagus! Prisa benci laki-laki berkumis.

Point ketujuh, Check

Proporsi tubuh.

1. Bahu?
Cukup lebar untuk dijadikan tempat bergelantungan. Check

2. Dada?
Lumayan bidang untuk dipukul-pukul manja. Juga direbahi cantik. Check

3. Perut?
Ouh, dilihat dari luarnya sih sangat oke. Meskipun, Prisa tidak tahu apakah isinya seperti khayalannya yang kotak-kotak? Supaya bisa diduduki. Ehm... Check

4. Bagian terlarang?
Uhmm ... gantung sampai Prisa mencobanya sendiri saat menikah.

5. Lengan?
Lumayan untuk angkat-angkat. Yang paling penting, bisa menggendongnya, pikir Prisa. Check

Selesai!
Nilainya 8 dari 10.
Fix!

Di balik meja bundar yang membatasi keduanya, Pramana Robert juga melakukan hal yang sama seperti wanita di depannya. Dia menilai sejauh mana kepantasan Prisa untuk didekati. Jika bisa, dijadikan pasangan hidup.

Wajah? tak terlalu penting. Karena Prama meletakan kecantikan di list terakhir dalam memilih perempuan. Ia selalu tertarik dengan perempuan yang punya 'story' tertentu. Yang bisa menarik simpati dan bisa membuatnya berempati. Menurut apa yang didenga sekilas dari ayahnya tentang kisah hidup seorang Erika Prisa, Pramana cukup bersimpati pada wanita ini.

Berikutnya penilaian Prama berlanjut pada pernak-pernik tubuh Prisa.

1. Dada? 95.

2. Perut? 100.

3. Bokong? 100.

4. Pinggul? 80.

5. Paha? 100.

6. Kaki? 90.

Nilainya 9 dari 10.

Selesai ✔

SPACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang