Part 4

23 2 0
                                    

"LOUISSS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriakku kencang. Bayangkan saja, HE STOLE MY PIZZA!!

"KEMBALIIN PIZZA GUE LOUUUUU!!!!" teriakku. Aku mengejar Louis sampai ke kelas. kelas sudah ramai, namun mendengar teriakanku, kelas jadi sepi.

"LOUISSS!!!" panggilku kencang.

"hahaha.. aku minta sedikit, lagipula kau kan masih ada sekotak tuh!!" kata louis sambil menunjuk mejaku. louis memasukan pizza itu ke mulutnya. aku mengejar louis dan hap! aku sampai di punggung nya. aku menaikan badanku agar duduk di pundak Louis.

"balikin pizza gue gakk!!?" seruku lagi.

"yaudah sih, gue minta dikit!" kata louis.

"NOOO!!!" teriakku. louis berdiri dan akibatnya aku mengenai langit langit kelas.

"aw..." gumamku sambil mengusap kepalaku. aku loncat dan sampai di lantai dengan selamat.

"GIVE.IT.BACK.TO.ME." kataku tajam sambil menatap louis. aku mengulurkan tangan.

"i say, give it back to me." kataku sambil menatap louis tajam. dia gantian menatapku. kami tatap tatapan sampai sekitar 10 menit. akhirnya louis menyerah.

"tetap gue yang menang." kataku sambil merebut pizza. namun louis lebih cepat, dia memasukan pizza itu ke mulutnya dengan cepat. aku memandang louis dengan tajam. anak anak sekelas memperhatikan kami. memangnya kami apa? emang sih, waktu awal awal, mereka sempat menyangka kami berpacaran. namun kami membantah berita itu terang terangan. setelah aku menjelaskan semuanya, mereka mengerti. beberapa murid memperhatikanku dengan sirik. louis memang tampan. sangat tampan malah, mungkin kalau dia meninggalkan siap dingin dan cueknya kepada cewek lain, dia akan menjadi idola kampus, mungkin(?)

"LOUIS!! GUE MARAH SAMA LO!!" seruku. biasanya kalau aku mengeluarkan kalimat seperti itu, louis akan membujukku.

"YAHH.. JANGAN MARAHH.." kata louis. aku duduk di kursi sambil memasang muka datar dan mengambil sisa pizza yang ada di kotak. louis menghampiriku.

"yn.."

"..."

"yah, yn jangan marah dong.."

"..."

"kan gue cuma bercanda."

"..."

"lou.." panggil seseorang. louis menoleh dan dapat kurasakan hentakan napasnya. itu, bianca.

"bi, ah apaan sih.." seru louis.

"ih, biarin aja sih, dia baperan gitu, udah kamu sama aku aja.." kata bianca manja. eww..

"walaupun dia baperan, tapi tetep aja..." perkataan louis terpotong oleh bentakanku.

"OHH JADI GITU? JADI SELAMA INI GUE BAPERAN, IYA?? UDAH SANA LU PULANG AJA SAMA BIANCA!! GUE BISA PULANG SENDIRI!" seruku. aku mengambil tas dan beranjak pergi. louis menyentakan tangannya, dan menyusulku.

------------

aku memandangi balkon louis. kosong. biasanya louis akan bernyanyi sambil teriak teriakan di situ. namun sekarang tidak. kosong. apa louis benar benar pergi bersama bianca? astaga, aku kan hanya bercanda.

"I got a heart, and i got a soul"

aku mendengar suara orang sedang bernyanyi di kejauhan

"believe me, I will use them both"

aku melihat sesuatu di rumah pohon milikku dan louis.

"we made a start
be it a false one, i know"

aku memanjat dahan pohon itu yang dekat dengan balkon.

"baby I don't want, to feel alone."

astaga, itu suara louis(?).

"so kiss me where I lay down
my hand pressed to your cheeks" aku berdiri dan memegang kenop pintu.

"a long way from the playground.." aku membuka pintu itu dan kudapati louis yang sedang menatapku sambil bermain gitar.

"I have loved you since we were 18
Long before we both thought the same thing
To be loved and to be in love
All I can do is say that these arms are made for holding you, oh
I wanna love like you made me feel
When we were 18"

aku menatap louis kaget. di sudut, ada boneka teddy bear besar dan sekotak pizza.

"astaga, lou." kataku.

"kau suka kan?" tanya louis hati hati. dia lalu memelukku.

"im sorry, aku hanya bercanda tadi." kata louis. aku mengangguk sambil balas memeluknya.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang