Part 5

30 3 0
                                    

"hai, niall." sapaku. aku dan niall sedang video call. aku melihat wajahnya yang lemas.

"niall, kau kenapa?" tanyaku.

"tidak apa apa. aku hanya mengantuk, bagaimana kabarmu, sayang?" tanya niall.

"i'm okay, ni. kau yakin kau baik baik saja?" tanyaku lagi.

"tentu saja." kata niall sambil nyengir.

"niall, aku sangat merindukanmu. kapan kau pulang?" tanyaku.

"aku belum tahu. tugas kuliahku sangat banyak." kata niall sambil tersenyum. astaga sungguh, dia sangat tampan.

"yahh, aku sangat merindukanmu." kataku sambil tersenyum.

"ya.. mau gimana lagi? aku sangat sibuk, disini, yn.."

"iya aku mengerti. baiklah, aku tahu disana sudah tengah malam. kau harus istirahat." kataku.

"iya, yn.. bye.. good night."

aku menutup laptop setelah membalas perkataan niall.

apa niall sakit?
kenapa mukanya pucat gitu?
terus suaranya juga aneh, gak kayak biasanya?
lalu kenapa aku tidak disana?
kenapa aku tidak berada di sisinya?
apa aku harus kesana?
tidak. kalo ke sana nanti pasti niall ribut. aku tahu persis sifatnya.

"yn???"

"paan lou?"

dalam sekejap, louis sudah ada di kasurku.

"minta snack." kata louis sambil membuka kulkas kecil yang ada di rumahku. itu kulkas kubeli untuk menyimpan snack. tapi tidak ada gunanya. louis selalu tahu password pintunya.

"no way!" seruku sambil menjewer kuping louis.

"kalo mau, ayo temani aku ke supermarket." kataku sambil menyeret louis.

"ASTAGA HEY! KAU!! KEJAM BANGET!" seru louis.

"LOUIS???" Panggil Phoebe.

"phoebe!! bilang ke mom! gue lagi di.. ARGHHH..."

"BILANGIN KE MOM LOUIS MAU KE SUPERMARKET!!" seruku. phoebe mengiyakan lalu dia pergi.

"astaga, yn.. cubitanmu itu sakit!" kata louis ketika kami sudah di mobilku.

"biar gue yang nyetir. ntar di panggil polisi kayak dulu lagi, kalo lo yang nyetir." kataku sambil memasang sabuk pengaman. aku melihat wajah louis cemberut.

"oh, yaudah. cemberut, gaada cemilan." kataku.

"okay okay.." gumam louis. aku mengendarai mobil dengan hati hati.

"arghh.. penuh penuh.." seruku. akhirnya kami mendapat parkiran di basement.

"ayo lou!" aku mengambil troli dan mendorongnya ke arah louis. untungnya dia menangkapnya dengan cepat. aku mengambil sebuah troli lagi dan masuk ke supermarket itu.

"hmm.. dimana coklat?" gumamku.

"disini, yn.." kata louis sambil menunjuk sebuah rak. aku mengambil beberapa bungkus coklat.

"ahh, ini dia." gumam louis. dia mengambil beberapa es krim.

"ICE CREAM!!!!" seruku heboh. aku berlari menghampirinya dan mengambil empat pack es krim.

"astaga, yn.. nanti kau flu!" cegah louis.

"tidak, lou."

"yah, terserah kau sajalah." kata louis nyerah. aku nyengir. tak sampai 20 menit troliku sudah terisi penuh.

"mau ke kasir, lou?" ajakku. louis mengangguk dan berdiri di belakangku.

"look! itu bianca bukan?" tanyaku sambil menunjuk seorang perempuan dengan high heels tinggi.

"ah ya, kau benar." desah louis. aku menatap high heels yg sedang dipakainya. hihh, aku saja merinding melihatnya. heels setinggi itu mungkin bisa dipakai untuk membunuh orang. ah ya, mungkin saja dia ingin membunuhku.

"yn, cepat bayar. aku tidak mau dia melihatku." kata louis. aku mengangguk. kami mengeluarkan barang barang kami dari troli. saat ingin mengambil sebatang coklat, tangan louis juga ingin mengambil benda yang sama. tak sengaja, mataku bertemu dengan mata louis. kami bertatap tatapan selama beerapa saat. aku yang menyadari keadaan canggung ini langsung berdehem.

tok tok tok...
suara heels bianca terdengar.

"ah.. eh.. eum.. maaf." kata louis.

"bukan itu yang harusnya kau khawatirkan sekarang, lou." kataku sambil melirik bianca yang nampaknya sudah menyadari keberadaan louis.

"oh, god." gumamnya.

"HELLO,BABY..." seru bianca manja. dia mulai menggelayuti tangan louis. ew... aku jijik melihatnya. aku segera mengambil plastik yang berisi snack punyaku dan louis.

"lou, come on." kata ku.

"TUNGGUIN GUE, WOYY!! LEPASIN GUE DONG AH..." Kata louis. dia menyentakan tangannya dan berlari menyusulku sedangkan bianca menatapku marah. aku hanya menjulurkan lidah sambil berlari.

"KENAPA SIH SELALU ADA BIANCA??" louis mengamuk di mobil. aku hanya tertawa kecil sambil memundurkan mobil.

"mungkin kalian jodoh." candaku.

"HAH? JODOH? SAMA DIA? CEWE KEGENITAN ITU? ASTAGA, TEGA BANGET LO DOAIN GUE GITU!!" seru louis. aku hanya terkekeh pelan.

"mending ama lo sekalian dah." katanya pelan.

"what?"

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang