"Eh, sumpah ya, lo jadi cewek—"
"Apa? Mau ngatain gue apa lagi lo, huh?" sela Adzwa cepat, sambil menatap tajam lelaki yang duduk di hadapannya itu.
"Gila! Lo bener-bener gila, Adzwa. Lo niat sekolah mau apa, sih? Belajar apa main tinju? Kalau mau main tinju, lo salah alamat!" ujar Akmal yang sudah tak habis pikir dengan Adzwa yang kembali di skors dari sekolah gara-gara membuat masalah.
"Gue juga nggak habis pikir, baru sekolah 2 hari, Wa. Bisa-bisanya lo di skors," tambah gadis yang duduk di samping Adzwa.
"Ya, gimana. Padahal, gue udah berusaha menegakkan keadilan, tapi malah nggak diterima," balas Adzwa santai.
"Tapi, emang seharusnya nggak gitu, Adzwa," kata gadis di sampingnya, Adzwa sudah menceritakan apa yang terjadi sebelumnya pada mereka. "Lo nggak perlu guyur balik Edo."
"Ah, nggak asyik lo. Malah belain si Edo, yang merasa dirugikan di sini kan gue. Terus kenapa pada belain si Edo?"
"Gue nggak belain Edo, Wa. Gue cuma—"
"Udah, stop. Gue nggak mau denger apa pun lagi, telinga gue udah bosen tau nggak dengarnya. Bu Asma udah nyeroscos ini itu selama di ruang BK, lo jangan nambahin lagi," potong Adzwa, membuat gadis itu menghela napasnya.
"Jangan gini terus lah, Wa," pinta gadis itu sambil memasang wajah memohon. "Kasihan, Oma," lanjutnya membuat Adzwa terdiam.
Oma ... ya, sudah banyak sekali Adzwa merepotkan omanya. Bukannya meringankan beban, ia malah membuat sang Oma harus berhadapan dengan guru BK sampai kepala sekolah karena masalah yang dibuat Adzwa selama sekolah.
Adzwa bangkit dari duduknya, membuat Akmal dan gadis itu kompak menatapnya heran.
"Mau ke mana lo?" tanya Akmal.
"Balik," jawabnya, lalu pergi begitu saja.
"Lho, Adzwa." Gadis itu ikut berdiri, lalu berlari mengejar Adzwa yang pergi begitu saja. "Lo marah sama gue?" tanyanya setelah berhasil menahan lengan Adzwa.
"Kenapa gue harus marah sama lo?"
"Mungkin, karena kata-kata gue barusan."
"Gue nggak marah sama lo."
"Terus kenapa lo pergi gitu aja kalau lo nggak marah sama gue?"
"Gue laper, makanya gue mau balik. Udah ya, gue balik duluan, lo pulangnya hati-hati. Kalau udah sampai rumah, telepon gue. Soalnya gue was-was setiap kali lo pergi sama si Akmal," ujar Adzwa, membuat lelaki itu bangkit dari duduknya, dan menghampiri dua gadis itu.
"Maksud lo ngomong gitu apa, huh?" tanya Akmal tak terima.
"Apa? Ada yang salah?" tanya balik Adzwa.
"Ada! Ngapain lo was-was segala, huh? Gue bukan penculik atau penjahat, ya!"
"Gue tau."
"Ya, kalau lo tau. Kenapa lo was-was segala?"
"Ya emang apa salahnya? Wajar dong kalau gue was-was."
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Cewek Tomboy [New Version]
Teen FictionDiary Cewek Tomboy (Repost) PLAGIAT DI LARANG KERAS UNTUK MENDEKAT!! "Adzwa," panggil Azka, membuat gadis yang berdiri tak jauh darinya itu berbalik menoleh padanya. Azka menautkan alisnya ketika melihat gadis itu, merasa bingung. Seingatnya yang ia...